19.00 Kamar Jeje
Saat ini Jeje sedang bersiap-siap untuk menemani Tama ke pesta pernikahan temannya. Jeje sudah mengenakan gaunnya yg berwarna putih tanpa lengan, rambutnya diurai dan sekarang Jeje sedang memoleskan lipstik di bibir ranumnya.
"Je, Tama udah dateng" mamanya Jeje masuk ke dalam kamar Jeje membuat Jeje menoleh dan melihat mamanya berjalan mendekat ke arahnya.
"iya ma bentar"
"anak mama cantik banget sih" puji mamanya membuat Jeje tersenyum. "Tama keliatannya baik ya Je" Jeje mengangguk menanggapi ucapan mamanya.
"tapi kamu ga ada apa-apa kan sama dia?"
"mama apaan sih, Jeje cuma temenan aja kok sama Tama" mamanya tersenyum dan membelai rambut Jeje.
"yaudah kamu turun gih, kasian Tama nunggu lama"
"iya mah, Jeje berangkat dulu ya" pamit Jeje lalu mencium pipi mamanya.
Mamanya tersenyum menatap punggung sampai Jeje keluar dari kamarnya.
••••
19.30 gedung pernikahan
Di dalam gedung pernikahan, Tama menggandeng tangan Jeje saat berjalan menyapa teman-temannya dan juga mengenalkan Jeje kepada teman-temannya.
"cie Tama, cewe baru ya?" goda salah satu temannya. Tama dan Jeje jadi salah tingkah karenanya.
"enggak, temen gue ini" bantah Tama dengan wajah yg sudah merona.
"oh temen, maksudnya calon pacar?" goda temannya yang lain.
"rese lo,udah ah gue ke sana dulu, yuk Je" Tama langsung menggandeng Jeje untuk naik ke atas panggung untuk memberikan selamat kepada pasangan yang sedang berbahagia itu.
"maaf ya, temen-temen gue emang suka kelewatan kalo becanda" ucap Tama merasa tidak enak kepada Jeje yang saat ini sedang berdiri menikmati suara penyanyi perempuan yang sedang menyanyikan lagu Marry Me.
"gpp kok, lo kenapa g ajak cewe lo ato gebetan lo gitu?" tanya Jeje sambil menatap Tama.
"lo tau sendiri gue jomblo Je"
"oya lupa, kasian yang jomblo" ejek Jeje lalu tertawa kecil.
"lo juga kayak orang jomblo Je" balas Tama
"iya juga sih, tapi kan beda.... Gue masih ada yg perhatian, elo enggak ada"
"ada tau"
"siapa? nyokap?" tebak Jeje membuat Tama tertawa.
Jeje terpaku melihat Tama tertawa di depannya, lelaki berkawat gigi ini terlihat sangat manis ketika ia tertawa. Seakan sadar dengan pikirannya, Jeje langsung memalingkan mukanya untuk melihat penyanyi di depannya yang baru saja selesai bernyanyi.
Tawa Tama berhenti ketika namanya disebut oleh temannya yang bertindak sebagai pembawa acara, "dimohon kepada saudara Tama untuk menyumbangkan suara merdunya kepada kita semua" Tama mendongak dan melihat pembawa acara tersebut sedang tersenyum jahil kepadanya.
"elo Tam?" tanya Jeje bingung.
"iya, gue ke sana dulu ya" pamit Tama kepada Jeje lalu melangkah menuju pembawa acara dan mengambil mic yang diberikan oleh penyanyi perempuan tadi dan mengambil gitar.
Tama duduk dan mulai memainkan gitarnya, petikan intro lagu milik James Blunt terdengar. Jeje melihat Tama yang mulai bernyanyi dengan senyum manisnya yang dibalas oleh Tama dengan senyum yang tidak kalah menawan.
My life is brilliant
my life is pure
I saw an angel
of that I'm sure,
She smiled at me on the subway,
she was with another man
but I won't lose any sleep on that
cause I got a plan.
You're beautiful
You're beautiful
You're beautiful, it's true
I saw your face in a crowded place
And I don't know what to do
cause I'll never be with you.....
Jeje terpaku mendengar suara Tama, apalagi tatapan mata Tama kepadanya terlihat memuja membuat Jeje salah tingkah. Jeje berusaha untuk tidak menatap mata Tama, takut kalah dengan tatapan itu.
Jeje menjadi semakin gugup dan salah tingkah saat Tama menghampirinya setelah menyelesaikan lagunya.
"yuk pulang" Tama tersenyum manis lalu menggandeng tangan Jeje dan berjalan keluar gedung, Jeje mengangguk dengan ragu, dadanya terasa berdegub kencang merasakan tangan lembut Tama yang menggandengnya.
••••
22.00 depan rumah Jeje
Tama baru saja menghentikan mobilnya di depan rumah Jeje. Jeje kemudian melepas seatbeltnya, selama perjalanan pulang baik Tama dan juga Jeje tidak mengeluarkan suara, hanya terdengar suara merdu Raisa yang menemani perjalan mereka.
"Tam"
"Je" ucap mereka bersamaan, dan itu membuat keduanya salah tingkah.
"lo duluan Tam" ucap Jeje. Tama memutar badannya ke arah Jeje, menatap Jeje dalam dan hal itu semakin membuat Jeje salah tingkah dan takut. Takut jantungnya semakin tidak karuan dan Tama dapat mendengarnya.
"gue minta maaf"
"hah?" Jeje bingung kenapa Tama tiba-tiba minta maaf kepadanya.
"karna, gue uda lancang jatuh cinta sama elo" Jeje menelan salivanya dengan susah payah lalu menatap ke kaca jendela menghindari tatapan Tama.
"gue tau ini salah, tapi gue cuma mau ngungkapin ini ke elo" Jeje tetap diam tidak tau harus menanggapi apa.
"Je, gue cuma minta lo jangan berubah ya. Kita masih bisa kayak biasanya kan?" Jeje menganggukkan kepalanya pelan, Tama tersenyum.
"boleh peluk?" tanya Tama, Jeje kaget tapi pada akhirnya ia mengangguk ragu mengiyakan permintaan Tama.
Tama membawa Jeje ke dalam pelukannya dan memeluknya dengan erat. Jeje merasakan kenyamanan dan kehangatan saat berada dalam pelukan Tama. Setelah dirasa cukup Tama melepaskan pelukannya "makasih Je"
"i...iya Tam sama-sama" Jeje gugup.
"yaudah masuk gih, istirahat"
"iya ati-ati ya Tam pulangnya"
"sure"
Kemudian Jeje keluar dari mobil Tama dan masuk ke dalam rumah setelah Tama melajukan mobilnya meninggalkan rumah Jeje. Jeje menutup pintu kamarnya dan memegang dadanya yang masih berdegub kencang.
"astaga gue kenapa ini?" ucap Jeje gelisah. Jeje lalu menghempaskan tubuhnya di kasur dan membenamkan wajahnya ke bantal, sampai pada akhirnya terdengar suara notifikasi dari ponselnya. 1 pesan masuk dari Jevin.
From: Jevin❤
Sayang, i miss you :(
Seperti ditampar Jeje segera sadar dari pikirannya tentang Tama. Jeje langsung menelepon kekasihnya, tidak menunggu lama terdengar suara orang yg ia rindukan di seberang sana.
"halo sayang belum tidur?"
Dan malam ini Jeje berusaha untuk menormalkan deguban jantung dan juga pikirannya untuk menghilangkan Tama dengan bantuan Jevin. Jevin yang akan selalu memenangkan hati dan pikirannya, pikir Jeje.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR
RomanceJarak itu hanya angka bukan pemisah, kalimat ini menjadi motto bagi mereka yang sedang menjalani cinta jarak jauh. Sama seperti pasangan LDR lainnya, Jeje dan Jevin harus menjalani hubungan dengan mengandalkan kekuatan sosial media. Bagaimana cara...