part 12

10.4K 272 7
                                    

19.00 cafe maps

Jeje sedang duduk bersebelahan dengan Jevin dan di depannya ada Mimi juga Reno. Malam ini mereka berempat menghabiskan waktu bersama karena Jevin sudah bosan berdiam diri dirumah dan hanya keluar saat ke RS. Sekarang kakinya sudah membaik dan tidak lagi menggunakan kursi roda. Hanya saja masih tetap harus berhati-hati saat berjalan.

I think I want you more than want
And know I need you more than need
I wanna hold you more than hold
When you stood in front of me
I think you know me more than know
And you see me more than see
I could die now more than die
Every time you look at me
........

Terdengar suara merdu yang cukup dikenal Jeje menyanyikan lagu milik The Script - Never Seen Anything "Quite Like You". Jeje melihat Tama sedang bernyanyi sambil memainkan gitarnya di atas panggung kecil cafe.

"Itu bukannya temen kamu yg gugup itu ya?" tanya Jevin sambil menunjuk Tama yang bernyanyi. Mimi dan Reno kompak menatap ke arah panggung.

"Iya Tama" jawab Jeje datar.

"Lo pernah ketemu Tama?" tanya Reno.

"Iya di RS, oya temen lo juga kan?"

"Iya temen komunitas fotografi" Jevin manggut-manggut sambil menikmati makanan di depannya.

"Gue mau donk ikut hunting sama lo Ren" Reno dan Jeje membelalakkan matanya menatap Jevin.

"Sayang kaki kamu kan belum sembuh"

"Kalo aku ga gerak bakalan susah, sekalian nglatih kaki" Jevin berusaha meyakinkan Jeje mengenai kondisi kakinya.

Reno terlihat tidak enak untuk menolak Jevin untuk ikut bersama komunitasnya, Reno hanya berdoa semoga Jevin tidak tahu mengenai Jeje yg punya affair sama Tama.

"Yadeh besok-besok gue ajak" putus Reno sambil melirik Jeje yang pura-pura tidak mendengar dan fokus pada makanannya.

"Hay Je, uda lama ga kesini lo?" sapa seorang cewe yg ternyata karyawan cafe ini, Jeje menghentikan kegiatan makannya dan tersenyum canggung Resti.

"Iya, kemarin lagi sibuk Res" jawabnya kepada Resti. Bibir Resti membentuk huruf O mendengar ucapan Jeje.

"Lo mau tambah kopi? Lo nungguin Tama selesai manggung kan?" ucapan Resti membuat Jevin mengerutkan keningnya menatap kekasihnya dan Resti bergantian. Reno dan Mimi langsung berpura-pura sibuk dengan makanan dan ponselnya. Sedangkan Jeje sudah salah tingkah bingung mau menanggapi apa ucapan Resti.

Sebelum Jeje menjawab Resti sudah pergi karena dipanggil temannya untuk mengantarkan pesanan di meja lain.

Jeje tidak berani menoleh ke arah Jevin yang ia rasakan sedang menatap tajam ke arahnya.

"Eh Vin, gimana tugas akhir lo?" Mimi mencoba mengalihkan perhatian Jevin dan mencairkan suasana yang tegang. Jevin menoleh dan menanggapi ucapan Mimi sampai pada akhirnya suasana kembali cair, paling tidak Jeje aman sementara ini.

Di atas panggung, Tama melihat Jeje yang sedang duduk bersama 2 sahabat dan juga Jevin. Hatinya memanas, hatinya sakit, tapi ia berusaha menutupi perasaannya. Malam ini karena suasana hatinya sedang merasa patah, ia terus saja menyanyikan lagu-lagu melow yang menggambarkan perasaannya saat ini.

Jeje bukan tidak tahu kenapa Tama menyanyikan lagu-lagu yang berbau patah hati kali ini. Dia sadar Tama mengungkapkan emosinya lewat nyanyian. Tapi dia cuek dan memilih fokus pada Jevin, ia takut Jevin tahu tentang hubungannya dengan Tama.

Di dalam perjalanan pulang, Jevin dari tadi tidak membuka percakapan. Ia terus diam sambil memainkan ponselnya mengabaikan Jeje yang fokus pada jalan karena menyetir.

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang