09.00 rumah Jeje
"Mah Jeje pergi dulu ya" Jeje menghampiri mamanya yang sedang duduk bersantai di taman samping rumahnya.
"Mau kemana Je?" tanya mamanya.
"Nemenin Jevin check up mah"
"Oh, kamu ada hubungan apa sama Tama?" tanya mamanya dengan nada tenang tapi membuat Jeje menegang di samping mamanya yang duduk sambil membaca majalah di tangannya.
"Temen mah" jawab Jeje gugup.
"Jawab jujur Je" mamanya masih bersikap tenang.
"Kita deket mah" ucap Jeje gugup.
Mamanya meletakkan majalah yg dibacanya ke atas meja dengan sedikit kasar.
"Mama g pernah ngajarin kamu buat nyakitin hati orang Je" mamanya berdiri dan menatap Jeje dengan pandangan marah. "Jevin kurang apa sama kamu sampai kamu selingkuhin dia?!" Jeje hanya diam menundukkan kepalanya tidak berani menatap mamanya.
Mamanya Jeje mengusap wajahnya dan berusaha untuk menenangkan diri. "Jauhin Tama, sebelum Jevin tau dan ninggalin kamu" usai berbicara, mamanya Jeje meninggalkan Jeje sendirian yang masih menundukkan kepalanya.
••••
13.00 RS
Jeje mendorong kursi roda Jevin setelah keluar dari ruang dokter. Kaki Jevin sudah mulai membaik dan diperlukan terapi agar kakinya bisa digerakkan dan bisa berjalan lagi.
Jeje mendorong kursi roda Jevin dengan diam. Jevin juga asik dengan ponselnya, bermain game. Langkah Jeje berhenti ketika melihat Tama berjalan ke arahnya.
"Kok berhenti yank?" Jevin mendongakkan kepalanya menatap kekasihnya yang menatap lurus arah depannya. Jevin mengikuti arah pandangan Jeje dan mendapati seorang lelaki yang juga menatap lurus ke arah Jeje.
"Ehem" Jevin berdehem dan membuat Jeje dan Tama mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Kamu kenal?" tanya Jevin kepada Jeje.
"Iya" Jeje menganggukkan kepalanya. "Dia Tama" Jeje mengenalkan Tama pada Jevin.
"Dia temen aku, temennya Reno juga. Tam, ini Jevin cowok gue" Tama dan Jevin berjabat tangan. Jevin tersenyum ramah sedangkan Tama berusaha menutupi keterkejuttannya karena tidak menyangka akan bertemu dengan Jevin.
"Oh jadi dia yang namanya Tama?" Tama menatap Jevin dengan kening berkerut, bingung. "Temen kamu yg aneh itu kan"
"Aneh?" Tama bingung.
"Iya kemarin yg waktu lo tlp trs gue angkat tapi malah lo tutup" Tama terlihat gugup bingung menanggapi ucapan Jevin.
"Itu.... Maaf"
"Emm lo ngapain Tam di sini?" tanya Jeje mengalihkan pembicaraan agar Jevin tidak lagi membahas masalah telpon kemarin.
"Itu, gue mau jenguk temen gue sakit" mulut Jeje membentuk huruf o.
"Yauda gue duluan ya Je, Jevin" pamit Tama lalu berjalan meninggalkan Jeje dan Jevin.
"Tuhkan aneh" Jeje menatap Jevin yang sedang memperhatikan Tama.
"Aneh gimana?"
"Temen kamu gugup gitu ngomong sama aku"
"Masa sih?"
"Iya, dia kayak takut gitu. Emang aku serem ya?" Jevin kemudian memegang wajahnya "orang ganteng gini kok" ucapnya narsis, Jeje hanya geleng-geleng kepala lalu melanjutkan mendorong kursi roda Jevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR
RomanceJarak itu hanya angka bukan pemisah, kalimat ini menjadi motto bagi mereka yang sedang menjalani cinta jarak jauh. Sama seperti pasangan LDR lainnya, Jeje dan Jevin harus menjalani hubungan dengan mengandalkan kekuatan sosial media. Bagaimana cara...