20.00 kamar Jeje
Tit tit
Jeje membuka ponselnya yang baru saja terdengar notifikasi bahwa ada email masuk. Jeje membawa ponselnya ke balkon untuk bersantai menikmati susu coklatnya yg sedang diminumnya.
Jeje tersedak minumnya karena terkejut membaca isi email yg dikirim oleh Jevin. Selanjutnya Jeje langsung menghubungi Jevin melalui telpon.
"Sayang!! Congratulation !!" teriak Jeje ketika Jevin mengangkat telponnya bahkan belum mengucapkan halo. Di seberang sana Jevin tersenyum manis mendengar suara bahagia kekasihnya.
"Kamu ke sini ya sama mama" ucap Jevin sambil meminum kopi di tangannya. Saat ini ia sedang berada di sebuah taman yg berada di kampusnya. Suasana yg asri membuat Jevin merasa tenang berada di sini.
"Dateng lebih cepet aja tar main dulu di sini" di seberang sana Jeje terdengar bahagia dan menyetujui ide Jevin. Setelah mengobrol cukup lama Jevin menutup teleponnya. Pandangannya lurus ke depan dan pegangan di ponsel dan cangkir kopinya semakin erat.
"Kamu mengulanginya Je" ucapnya lirih, Ingatannya kembali pada email yg ia terima tadi pagi sebelum ia berangkat ke kampus. Reno mengiriminya foto Jeje dan Tama ketika berada di RS, Jeje yang duduk di dekat tempat tidur Tama dan terlihat Jeje dan Tama sedang tertawa bahagia.
Mata Jevin memerah dan sudah berkaca-kaca. Ia merasakan sakit, ia terlalu mempercayakan hatinya kepada Jeje. Ia terlalu percaya kekasihnya tidak akan menyakitinya lagi, dan kali ini ia salah sudah percaya.
Flashback on
Jevin berdiri di hadapan Tama dengan wajah dingin meminta penjelasan mengenai foto Jeje dan Tama. Tama yang ditatap terlihat gugup dan terus menerus menghela nafas berat. Jevin hanya diam menunggu Tama mengeluarkan suaranya.
"G-gue.... Huff" Tama terlihat sangat gugup untuk menjelaskan semuanya. Jevin terus menunggu tanpa mengalihkan pandangannya pada Tama.
"Ya, gue.... Suka sama Jeje" akhirnya Tama mengaku.
"Jeje.... Cuma jadiin gue sandaran aja, waktu lo ngilang itu" Jevin hanya mengangkat sebelah alisnya masih belum puas mendengar penjelasan Tama. Tama memberanikan diri menatap Jevin di depannya yg masih melihatnya dengan tatapan yg mengintimidasi.
"Gue udah selesai sama Jeje, Jeje cuma butuh tempat buat bersandar dan waktu itu gue jadi tempatnya. Maafin gue Vin"
Jevin hanya diam, Tama terlihat semakin gugup.
Jevin menghela nafas pelan lalu menepuk pundak Tama "thanks"
Setelahnya Jevin pergi meninggalkan Tama lalu menyuruh Reno mengantarkan ke rumah Jeje.
Flashback off
"apa ini bukan sekedar pelarian?" tanyanya entah kepada siapa karena pada saat ini ia hanya duduk sendirian.
Tangan Jevin terkena tetesan air matanya yang sudah tidak bisa lagi ia bendung. Bahunya bergetar seiring isakan yg terdengar.
Di sana Jeje bahagia karena kekasihnya akan merayakan kelulusannya, dan di sini Jevin menangis karena mengetahui Jeje masih berhubungan dengan Tama. Ia takut Jeje mengulanginya lagi, mengulangi menyakitinya.
••••
14.00 kampus Jeje
Jeje baru saja keluar dari ruang dosen pembimbingnya, ia berjalan menghampiri Mimi yang sedang duduk di kursi yang ada di koridor fakultasnya bersama Reno. Jeje melihat mereka berdua terlihat sedang berdebat sampai pada akhirnya Jeje datang dan keduanya langsung diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR
RomanceJarak itu hanya angka bukan pemisah, kalimat ini menjadi motto bagi mereka yang sedang menjalani cinta jarak jauh. Sama seperti pasangan LDR lainnya, Jeje dan Jevin harus menjalani hubungan dengan mengandalkan kekuatan sosial media. Bagaimana cara...