Genius Diva

1.9K 78 22
                                    

Tiga bulan kemudian.
Kehidupan mereka masih seperti biasa seperti biasa sebelum menikah. BatzNae memang tinggal serumah namun beda kamar dan beda lantai. Dan tentang honeymoon DarinNae. Gak. Mereka hanya sebatas pelukan saat tidur 😁.

Di tempat kerja Aom.
"Langsung diminum"
"Uang darima lo?" tanya Aom
"..."
"Jawab, Ninew!" bentak Aom
"Kamu ga perlu tau" jawab Ninew
"Berenti nyakitin perasaan orang. Ga semua orang mudah memaafkan, belum tentu juga punya banyak waktu untuk minta maaf"
"..."
"Jangan deketin dia lagi"
"Ijinin gw kerja disini"
"Gak!"
"Gw mau bantu lo, bantu idup kita"
"Kerjaan lo di cafe itu udah bantu idup kita"
"Tapi kita tetep ga punya uang"
"..."
"Kalau orang yang ga punya uang itu langsung mati, kita mati sekarang"
"..."
"Jadi ijinin gw"
"Gak akan!"
"Kalo gitu biarin gw ngelakuin hal ini"
"JANGAN MAININ HATI DIA, ANJING!" teriak Aom mendorong tubuh Ninew ke arah dinding
"Gw ga maenin hati dia. Gw cuma ngasih apa yang dia ga dapet dari pacar khayalannya" ucap Ninew datar
"Karena ulah lo, gw harus ngalah sama dia dalam hal apapun" bentak Aom
"Itu masalah dia. Gw cuma ngasih perhatian. Kalo dia nganggep lebih ya bukan urusan gw. Dia dapet perhatian, gw dapet uang. Kita cuma jalanin barter"

*plak*

Aom menampar kepala Ninew. Kepala. Bukan pipi.

"Jauhi dia!" ucap Aom datar
"Kenapa?" tantang Ninew melembut
"Jangan berpikir egois. Bagi hidupnya, dia juga ngerasa ga adil" ucap Aom melemah
"Terus yang gimana yang lo sebut adil? Gw yang terlahir dari hasil pemerkosaan?"
"..."
"Lo yang harus kerja di tempat begini demi idup lo dan idup gw?"
"..."
"Bonyok lo cerai, nyokap lo kawin lagi, dia mau dikawinin asal jangan bawa anak dan lo dibuang. Kita yang idupnya dibuang yang lo sebut adil? Hah? Itu yang lo bilang adil, Aom Sushar?" teriak Ninew

*plak*
*plak*
*plak*
*plak*
*plak*
Ninew diam saja saat Aom menampar pipinya berkali-kali. Lalu Aom menarik Ninew dalam pelukannya.
"Dia punya segalanya. Dia cuma ngerasa kesepian. Dia ga kesepian kalo dia ngerasa punya Tuhan. Tapi dia lupa itu. Dia sibuk nyari kesepian. Dia sibuk nyari kebahagiaan. Dia lupa hakikat sepi dan bahagia itu sendiri" ucap Ninew yang menangis di pelukan Aom
"Gitu juga kita. Dengan sikap lo, kita lupa kalo kita punya Tuhan. Saat sepiun kita lupa hakikat sunyi. Kita yang selalu ngerasa idup ga adil itu juga ngebuktiin kalo kita ga percaya Tuhan" ucap Aom mengelus rambut Ninew
"Tapi dia punya segalanya. Bahkan kita udah semua doa terucap, ga ngerubah keadaan" bentak Ninew di sela tangisnya
"Tadi lo yang bahas tentang kebahagiaan. Mungkin lo juga lupa hakikatnya"
"Maafin gw" ucap Ninew pasrah
"Jangan temui dia lagi. Jauhi dia"
"Aku usahakan. Ga janji"
"Aku tahu semuanya"
"Atau aku ke cake mu"
"Sekali kamu sentuh dia, kamu ga akan bisa ngeliat aku lagi"
"Jangan ngomong gitu. Kamu punya dia, kenapa?"
"Aku mencintainya tanpa harapan apapun. Aku tahu kamu pernah meminta padanya. Kalau dia tidak mencegah, aku mungkin sudah membunuhmu"
"Dia ngadu? Cih"
"Ga. Dia ga mungkin ngadu. Aku melihat tulisan tanganmu di kantornya sebelum dia melihatnya"
"Lalu kamu ingin membunuhku karna dia? Aku pikir aku paling dekat denganmu"
"Jangan pernah merasa paling dekat denganku. Kamu bukan kematian yang bisa kapanpun merangkulku. Aku ingin membunuhmu bukan karna dia. Tapi karena kelakuanmu melewati batas dan menyentuh kesayanganku" ucap Aom dingin
"Jangan bahas kematian di depanku. Aku pergi. Minum obatmu"
"Hati-hati"
"Aku yang seharusnya mengatakan itu padamu"
"Aku menyayangimu" ucap Aom tersenyum
Ninew menghela napas dan pergi. Tepat setelah punggung Ninew tak terlihat, Aom masuk kembali ke tempat kerjanya.

Namun ternyata Ninew tidak pergi, ia bersembunyi di balik dinding. Ia duduk di tanah di balik dinding, kepalanya bertumpu di atas tangannya yang terlipat di atas lututnya, ia menangis.

"Kenapa, kak. Kenapa sebegitu egoisnya kamu hanya memikirkan kebahagiaan orang? Kenapa?" ucap Ninew terus menangis

30 menit kemudian, Ninew bangun dan menuju kosan Aom.
Ia tidur di kasurnya karena lelah menangis.
"Bahkan kamu menahan bahan makanan hanya untuk membuatkan kesayanganmu sarapan. Tak pernah kamu sentuh. Shit!" umpat Ninew mengacak rambutnya
"Betapa beruntungnya kamu Batz memiliki seluruh hatinya" ucap Ninew dan tertidur.

The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang