Tanya Dulu

1.5K 65 36
                                    

Keesokan harinya.

Nae yang mulai jengah dengan kelakuan Batz, hari ini mulai mengikuti Batz ke tempat yang menjadi tujuann Batz.

"Kayaknya aku ga asing dengan tempat ini" gumam Nae yang masih memperhatikan Batz yang sudah mulai masuk ke tempat tersebut.

"Hih.. Apalagi yang dilakuin tuh anak" gumam Nae lagi yang sudah mulai kesal melihat kelakuan Batz selama sebulan ini.

30 menit kemudian.
"Kelamaan" Nae memukul stirnya dan keluar dari mobilnya.

Nae masuk ke tempat tersebut dan melihat Batz sedang duduk di kursi depan bartender serta terdapat minuman beralkohol di depannya.

Nae makin geram melihat kelakuan Batz. Terlebih lagi ini baru pukul 9 am.

"Maumu apasih? Masih jam 9 pagi udah ke tempat seperti ini. Memesan minuman beralkohol. Ga mikir kesehatan tah?" Nae membentak Batz dan menyiram baju Batz bagian depan dengan minuman beralkohol tersebut.

"Yaaakkk! 😨😨😨 apa yang kamu lakukan?" Batz menjerit karena kaget akan perlakuan Nae yang tiba-tiba.

"Harusnya itu pertanyaanku!" Nae kembali membentak Batz dan menatap tajam Batz.

"Gak gini caranya" Batz berbicara dengan datar sambil membersihkan bajunya yang sangat basah.

"Terserah!" Nae kembali membentak dan pergi ke luar dari tempat tersebut. Sepanjang jalan, Nae terus mengoceh dan mengumpat.

"Tidak tau diuntung..
Apasih yang dia pikirin?
Udah sebulan ga berubah!
Dia ga mikirin kesehatannya lagi!
Ah, Shit! Apa peduliku!
Gilak!
Arrrgghhhh!" Nae erus mengoceh dan mengacak rambutnya.

*pletak

"Hah.. Apaan lagi sih? Anak-anak kurang kerjaan! Ga tau apa orang lagi kesal!" Nar terus memaki dan berjalan sambil mengelus kepalanya

*pletak

"Yaaakkk! 😨😨😨" Nae membalikkan badannya dan melihat Batz yang sudah berada 1 meter dibelakangnya. Nae melihat ke bawah. Sepatu.

Ya, Batz melempar kepala Nae dengan flat shoes miliknya dan selalu tepat sasaran.

"Apa yang kamu lakukan, hah?" Nae membentak Batz yang sefang berjalan ke arahnya.

"Tanggung jawab" Batz menjawab dengan datar sambil menunjuk bajunya.

"Hih. Ga sudi" Nae berucap acuh dan mengambil sepatu Batz.

"Hey.. Apa yang mau kamu lakukan?" Batz kaget melihat seringai Nae yang merupakan bukan pertanda baik.

*swing

"Se...pa..tu..ku.." Batz menatap nanar sepatunya yang telah dilempar Nae entah kemana.

"Hahaha rasakan" Nae menatap Batz dengan tatapan sangat senang atas apa yang telah ia lakukan.

"Kamu tau? Itu sepatu terbaruku! Dan itu hanya bisa dipesan secara khusus. Dan kamu membuang seenaknya. Cari!" Batz geram dengan kelakuan Nae.

"Mampus gue. Gue lupa barang dia kan keren semua. Astagaaa Nae.. Lo kok nyari masalah sih" batin Nae mulai takut.

Namun bukan Nae namanya apabila ia tidak bisa bersikap tenang.

"Jadi lebih penting sepatumu daripada kesehatanmu?" tanya Nae mengejek.

Batz terdiam mendengar pernyataan Nae. Sementara Nae tersenyum puas atas ucapannya.

"Memang kamu tau apa yang sedang aku lakukan tadi?" Batz kembali mendekati Nae dengan tatapan mengancam.

"Mampus gue.. Mau apa dia?" batin Nae mulai panik dan terus mundur seiring langkah Batz yang terus maju. Nae menggeleng menandakan ketidaktahuannya setelah ia merasa tidak ada lagi langkah dibelakangnya.

Langkah Nae terhenti karena kini mereka sudah berada di depan mobil Nae.

Batz membisikkan sesuatu ke telinga Nae yang membuat Nae diam tanpa kata dan hanya bisa mengangguk.

"Tanggung jawab!" Batz memundurkan wajahnya dan berucap seperti itu dengan nada yang datar.

Lagi-lagi, Nae hanya bisa mengangguk mengiyakan.

Lepas dari kejadian tersebut. Batz duduk di kursi penumpang dalam mobil Nae sedangkan Nae duduk di kursi pengemudi.

Batz tersenyum penuh kemenangan sementara Nae tak hentinya menghela napas kasar dan mengumpat dalam hati.

"Makanya tanya dulu!" Batz menoleh ke arah Nae dengan evil smirk-nya dan Nae hanya melihat sekilas lalu kembali mengemudi.

The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang