"Semoga kita selalu bahagia dan hidup dalam damai. Aamiin"
---------
Selama kehamilan, Nae tidak diperbolehkan bekerja oleh Batz. Seluruh urusan pekerjaan diambil alih oleh Papah Nae dan Darin.
Memasuki usia kandungan tujuh bulan, sifat Nae lebih sensitif. Batz yang memang suka menggoda Nae sampai bingung sendiri kalau Nae sudah sensitif. Seperti saat ini.
"Bibirmu makin sexy ya kalo berat badannya nambah" ucap Batz usai mereka berciuman.
"Kamu ga suka?" tanya Nae menatap Batz dengan mata berkaca-kaca.
"Aku suka kok. Kalo nanti udah ngelahirin, aku berharap bibirmu tidak ikut berubah" jawab Batz mengusap bibir Nae.
"Kamu pengen aku gemuk? Terus aku ga menarik lagi, terus kamu cari istri baru lagi, terus kamu... Huaaaaaa" Nae menangis dan memukul-mukul lengan Batz."Eh.. Ga gitu, sayang. Maksudku bukan gitu" Batz memeluk Nae untuk menenangkan.
"Kamu jahat! Malam ini jangan tidur sama aku. Tidur aja di ruang tv" Nae berdiri dan meninggalkan Batz yang bingung."Hah? Sayang.. Kok gitu? Kan maksudku bukan gitu" Batz berlari mengejar Nae namun sayang, pintu kamar telah dikunci oleh Nae.
Malam hari, Nae makan malam sendiri karna Batz sedang pergi bersama Ninew.
Tak lama, Batz pulang.
"Sayang.. Kamu udah makan?" Batz duduk di samping Nae di depan ruang tv.
"Udah" jawab Nae datar.
"Pantes udah ndut" Batz terkekeh mengelus perut Nae.
"Ga usah pegang-pegang! Kamu emang jahat! Kamu selalu bahas kegemukanku. Pasti ini alasanmu buat cari yang baru. Kamu pergi sama siapa? Ngaku!" Nae menatap Batz penuh amarah.
"Hah?? Aku sama Ninew ke Supernova Pop. Kamu bisa tanya sama Ninew. Aku cuma becanda soal kegemukanmu. Aku seneng kok. Kan ini juga hamil anak kita. Dan aku ga berniat buat nyari yang baru. Kamu kenapa sih, sayang?" tanya Batz sambil menarik Nae ke pelukannya."Kamunya jahat. Kamu ga sayang lagi sama aku. Kamu lebih seneng liat cewe-cewe kurus dan sexy daripada aku. Udahlah, aku mau tidur" Nae kembali meninggalkan Batz yang masih bengong dengan ucapan Nae.
"Huh.. Bumil kok ya sensinya gini amat" Batz berjalan ke dapur, hanya ada sayuran tanpa lauk.
"Ini serius ga ada lauk?? Masak mie ajadeh" ucap Batz lagi dan mulai memasak mie.Setelah makan, Batz mandi di kamar Nae dan menggunakan baju tidur yang ada. Lalu Batz duduk santai di ruang tv.
Pukul 11 pm.
"Kamu dimana?" tanya Nae via telpon.
"Di bawah, sayang. Lagi nonton tv. Ada apa?" tanya Batz lembut.
"Ke kamar sekarang!" Nae memutuskan sambungannya.Batz yang heran langsung mematikan tv, mengunci pintu dan berjalan ke kamarnya.
"Sayang, kenapa? Ada yang sakit? Atau kamu mau apa?" Batz duduk di pinggiran kasur dan mengusap rambut Nae lembut.
"Kamu ga mau tidur sama aku lagi?" tanya Nae.
"Maulah, sayang. Kok ngomongnya gitu?" tanya Batz masih mengelus rambut Nae."Kenapa kamu ga ke kamar dan nonton tv disini aja? Kamu gamau deket sama aku lagi?" tanya Nae yang mulai menangis.
"Sayang.. Kan tadi kamu yang bilang aku tidur diluar" ucap Batz dan kali ini ia mencium dahi Nae.
"Aku kan ga serius. Aku mau tidur dipelukanmu. Aku kangen kamu" ucap Nae mencium tangan Batz.Batz tersenyum dan mulai merebahkan dirinya di samping Nae. Batz memeluk tubuh Nae dan mengantarkan Nae menuju alam mimpinya.
Dua bulan berlalu.
Hari ini hari yang sangat bahagia buat BatzNae dan keluarga serta sahabat karena Nae hari ini melahirkan.Nae melahirkan seorang anak perempuan yang sangat cantik. Rambutnya pirang seperti Batz, rahang wajahnya seperti Nae, hidungnya seperti Batz dan bibirnya seperti Nae. Namun matanya seperti......Aom.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Choice
Fanfiction"doa adalah bahasa rindu dan cinta yang paling cepat sampai ke hati tanpa perlu didengar atau dibaca"