Not Real

1.3K 59 8
                                    

Flashback rumah sakit.

Batz masih tidak percaya Aom pergi meninggalkannya. Batz masih memegang tangan Aom yang sudah sangat dingin. Sampai akhirnya Mamah datang dan memeluk Batz dari belakang.

"Sayang.. Ikhlaskan Aom ya" ucap Mamah yang mencium pucuk kepala Batz
"Mah.. Aom menantu kesayangan Mamah kan?" Tanya Batz yang matanya masih menatap lekat wajah Aom
"Iya, sayang. Aom akan selalu jadi menantu kesayangan Mamah. Meski raga Aom tidak disamping kita, dia selalu ada di hati kita. Bukankah kamu telah memiliki hati dan dirinya sepenuhnya?" Tanya Mamah dan dibalas anggukan oleh Batz.
"Kalau begitu kamu pasti tahu bahwa bahagia Aom adalah saat kamu bahagia. Jangan buat dia disana bersedih melihat tangismu, sayang. Ikhlaskan dia" ucap Mamah
"Aku ingin dia dikubur di taman rumahku" ucap Batz
"Iya, sayang. Kita akan kubur dia disana" ucap Mamah
"Biarkan aku menggendongnya" ucap Batz lagi
"Iya, sayang. Kamu yang memegang kendali atas tubuhnya" ucap Mamah lagi menenangkan Batz.

Mereka membawa Aom ke rumah Batz. Proses pemakaman selesai. Aom dikuburkan di taman rumah Batz. Batz terus berada di samping Aom. Tak ada air mata, Batz hanya diam menatap pusara Aom.

Semua orang hanya memperhatikan Batz dari ruang tengah. Nae berada di pelukan Mamah dan Papahnya. Serta Mamah Batz berada di pelukan Papah Batz.

Menjelang sore hari, Darin, Mario, Ninew, Mean ijin pamit untuk pulang. Keluarga terus meratapi kesedihan Batz. Batz hanya beranjak ke toilet dan kembali kesamping pusara Aom.

Bujukan Nae, MamahPapah Batz, MamahPapah Nae tidak ada yang ia gubris. Ia sedang menanyakan mengapa ini terjadi begitu cepat. Sebelumnya, mereka masih asik bermain di taman hiburan. Batz masih sangat ingat mereka masih melakukan kebiasaan mereka; senja, bianglala, ciuman. Masih jelas terasa kenangan indah itu. Apalagi malam sebelumnya, di hari ulang tahunnya, mereka melepas malam panas bersama untuk pertama kalinya. Dan masih sangat terasa ciuman terakhir mereka sebelum akhirnya Batz mengantar Aom ke rumah sakit. Ada apa, batin Batz terus bertanya. Bisa saja ia menemui Ninew dan keluarganya untuk bertanya. Namun ia belum siap menerima kenyataan.

Ia sangat terpukul. Orang yang sangat ia cintai, yang sebelumnya masih menikmati hari indah bersama, sekarang sudah terbujur kaku jauh di bawah tanah. Batz belum bisa berpikir ini nyata. Ia kadang berpikir ini kejutan akhir dari Aom, bisa saja tiba-tiba Aom bangun dan mengatakan 'selamat ulang tahun, cake. Bahagia selalu ya. Maaf ya kejutannya mengagetkanmu' atau mungkin ini hanya mimpi buruknya, ketakutan akan firasatnya belakangan ini melihat perubahan pada tubuh Aom. Dimana nanti saat dia bangun, Batz akan ke kosan Aom dan menjemputnya untuk mengantarkannya ke tempat kerja. Dan ternyata Aom masih baik-baik saja bahkan menyiapkan sarapan untuknya. Atau ini hanya kejutan dari keluarganya. Bahkan Mamah turut andil. Batz terus berpikir positif.

Dua hari berlalu.
Pagi ini ia bangun dan sudah rapi. Nae dan Mamah Batz kaget melihat penampilan Batz.
"Sayang.. Sini sarapan dulu" ucap Mamah yang tidak mau mempertanyakan perubahan Batz.
Pasalnya, selama dua hari, Batz tidak mandi dan tidak beranjak dari makam Aom, ia bangun hanya untuk ke toilet. Ia tidak menyentuh makanan maupun minuman.

"Ga usah, Mah. Aku mau jemput Aom. Biasanya dia udah buatin aku sarapan" ucap Batz enteng
Mamah dan Nae kaget mendengar jawaban Batz.
"Batz.." Ucap Nae
"Aku pergi dulu ya" ucap Batz mencium pipi Mamahnya.
Setelah Batz pergi, Mamah menangis. Nae mendekati Mamah.
"Mah, aku mau ngikutin Batz ya" ucap Nae yang dibalas anggukan oleh Mamah.

Benar saja, Batz mendatangi kosan Aom. Nae mengikutinya dari jauh.
"Pie.. Sayang.." Ucap Batz saat masuk ke kosan Aom.
Nae sudah turun dan mendengar dari samping. Nae sangat sedih melihat keadaan Batz yang belum bisa menerima kenyataan.
"Ga ada. Kamu udah pergi ya? Oh iya, hp mu ada di aku. Pantes kamu ga bisa ngehubungin aku. Kalau gitu aku ke kantor saja. Nanti aku ke tempat kerjamu saat makan siang" ucap Batz berbicara sendiri. Nae menangis mendengar kalimat Batz.
"Eh, Nae. Ada apa? Nyari Aom? Dia udah berangkat kayanya. Jangan ngehubungin dia. Hp nya ada di aku. Aku ke kantor duluan ya" ucap Batz. Nae hanya mengangguk dan masih menangis.

The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang