Don't You Dare!

1.8K 76 34
                                    

Saat jam makan siang.
"Kapan mau pergi?" tanya Batz menutup novelnya karena sudah selesai membacanya.
"Dia udah jalan dari 10 menit yang lalu" ucap Nae tersenyum ke arah Batz.

"Kok ga bilang?" tanya Batz menatap Nae dengan bingung.
"Kamunya masih asik. Gpp. Aku lebih kamu daripada dia" ucap Nae mengelus pipi Batz dan Batz mencium bibir Nae singkat.

"Yuk berangkat sekarang" ucap Nae mulai berdiri dan merapikan pakaiannya. Batz mengangguk mengiyakan dan juga ikut merapihkan pakaiannya.

Setelah siap, mereka berjalan menuju resto dan bertemu dengan teman Nae.
"Hai, Nae.."
"Hai, Bossui. Kenalkan, ini Batz, istriku" Nae menjabat tangan Bossui yang sudah terulur dan mulai memperkenalkan Batz.

"Batz.."
"Bossui.."
Mereka saling berjabat tangan dan saling melempar senyum.

"Kamu tambah cantik aja" puji Bossui yang menatap wajah Nae. Nae menggenggam tangan Batz setelah melihat ekspresi wajah Batz.
"Makasih.. Mari duduk" ucap Nae menengahi perang dingin yang akan terjadi setelah melihat tatapan tajam dari keduanya.

Batz duduk berhadapan dengan Bossui sementara Nae duduk disamping Batz dengan masih menggenggam tangan Batz. Tatapan mereka masih sama. Nae menghela napasnya.

"Batz serem" batin Nae dan mulai mempersiapkan berkasnya lalu menaruhnya di atas meja.

"Loh kok buru-buru amat?" ucap Bossui yang melihat berkas yang ditaruh Nae di atas meja.

"Daripada ngeliatin kalian kaya gitu, mending kita bahas bisnis kita" Nae mengeluarkan apa yang daritadi ia pikirkan.

Batz menghela napas dan menoleh ke arah Nae. Batz mendekatkan wajahnya ke arah Nae, berbisik "maafkan aku" lalu mencium pipi Nae.

Nae mengangguk lalu mengusap pipi Batz sambil tersenyum dan dibalas senyuman oleh Nae.

Bossui yang melihat itu hanya tersenyum kesal dan membuang muka.

Perbincangan tentang bisnis berlanjut sambil makan. Sangat santai dan berakhir dengan kesepakatan akan berkerjasama.

Lalu berjanjut dengan makanan penutup. Batz memesankan Nae es krim sementara Batz tidak memesan apapun. Bossui hanya memesan puding tiramisu.

Saat sedang berbincang santai, Batz menyadari tatapan Bossui yang sesekali melihat ke arah dada Nae yang sedikit terlihat tanktopnya karena Nae membuka satu kancing bagian atasnya.

Awalnya, Batz membiarkan karena mungkin tidak sengaja, tapi makin lama semakin sering. Batz yang kesal kontan saja sedikit menggebrak meja.

"Kenapa, sayang?" Nae heran dengan sikap Batz yang tiba-tiba emosi.
"Don't you dare!" bentak Batz namun dengan nada yang tidak terlalu keras.

Batz menatap tajam mata Bossui. Bossui hanya tersenyum mengejek.

"Sayang.. Ada apa?" tanya Nae lagi karena heran dengan sikap dua orang di depannya.

"Jaga matamu sebelum aku membuatnya tidak bisa melihat lagi" ucapan Batz sangat tegas dan tidak terdengar main-main.

Bossui diam dan memakan lagi pudingnya. Nae yang melihat sikap Bossui langsung menghadap Batz, menarik wajah Batz agar menatapnya dan mengelus pipinya.

Batz menunjuk dada Nae dengan tatapannya. Nae melihat ke arah bawah dan diam. Batz mulai merapihkan baju Nae juga mengancingkannya.

Nae tersenyum dan memberi kecupan di bibir Batz. "Makasi, sayang" ucap Nae dan tidak melepas genggaman tangannya.

"Aku ke toilet dulu ya" ucap Nae dan mencium pipi Batz yang dibalas anggukan oleh Batz.

Setelah Nae ke toilet, Batz dan Bossui saling diam. Hanya terkadang tatapan mereka bertemu dan ada perang disana.

Usai dari kamar mandi, Nae kembali duduk dan merapihkan rambutnya.
"Oke. Kita sepakat ya. Sekarang aku harus kembali ke kantor. Gpp kan?" tanya Nae ke Bossui.
"Iya. Gpp kok. Aku juga harus balik ke kantor" jawab Bossui dengan tersenyum.

Saat sampai di depan resto.
"Sampai bertemu lagi ya, Nae. Senang bekerjasama denganmu" Bossui mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Nae.

Dengan sengaja, Bossui sedikit memegang pinggang Nae setelah Nae mengulurkan tangannya.

Batz yang melihat itu langsung memegang pergelangan tangan Bossui dan menarik Nae ke belakang tubuhnya.

"Perhatikan tanganmu! Atau kamu akan melihat apa yang tidak ingin kamu lihat" Batz menatap tajam Bossui dan menghempas kasar tangan Bossui.

Bossui mendekatkan wajahnya ke samping wajah Batz.
"Aku akan merebutnya darimu" bisik Bossui di dekat telinga Batz namun dapat sedikit terdengar samar oleh Nae yang membuat Nae mengeratkan genggaman tangan Batz di tangannya.

"Simpan saja harapmu! Aku tidak akan membiarkannya, sekalipun itu hanya dimimpimu" Batz berbicara dengan tegas, datar dan dingin.

Bossui memberi senyum mengejek lalu tersenyum sekilas ke arah Nae dan berjalan menuju parkiran.

Batz langsung berbalim ke arah Nae. Nae memeluk Batz erat dan dibalas usapan di punggung Nae oleh Batz.

"Batz..." Nae membuka obrolannya lalu melepas pelukannya.
"Kamu tenang aja. Ada aku. Aku tidak akan membiarkannya berbuat macam-macam padamu sekalipun itu hanya dimimpinya" ucap Batz yakin menatap dalam mata Nae.

Nae mengangguk dan mengecup singkat bibir Batz. Batz menggenggam tangan Nae dan mengajaknya ke parkiran untuk mengantarkannya kembali ke kantor.

The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang