Masuk Sekolah

1.8K 145 73
                                    

Hari ini Ciel, Sebastian, William, Ronald, dan Grell sudah masuk ke kelas. Mereka masuk kelas 6 di Akatsuki High School atau setara dengan kelas 3 SMA. Walikelasnya Pain, WARNING WARNING *ditabok*. Di sana ada 2 murid lain alias murid senior bernama Matsuri dan Sari. Kelasnya juga ada di dalam gua.

"Ehmm... Sebastian, ini sekolah apa les-lesan ya, muridnya yang senior cuma dua," kata Ciel.

"Ini sekolah Bocchan, adik kelas kita jumlahnya ratusan," kata Sebastian sambil tersenyum.

"Weh, artinya butuh kriteria yang tinggi untuk naik kelas ya."

"Tidak Bocchan, soalnya adik kelas kita idiot semua," kata Sebastian sambil tersenyum (lagi).

Tak berapa lama, Pain datang bersama Akatsuki yang lain. Akatsuki selain Pain disutuh bawa buku.

"Selamat pagi siswa-siswaku tercintah..." sapa Pain dengan senyuman yang very amit-amit, Naori jijik liatnya *dishinra tensei*.

"HOWEK..." semua murid muntah berjamaah dengan diimami Sebastian.

"Kita kedatangan murid baru, jumlahnya 5, Ciel Phantomhive, maju ke depan," perintah Pain.

Ciel langsung maju ke depan.

"ITS SHOW TIME!" teriak Pain sambil melempar bunga mawar biru berjumlah ratusan tepat di wajah Ciel. Dan hanya didiamkan Ciel.

"Aku Ciel Phantomhive, senang bisa bertemu anda, ada yang mau ditanyakan?" ucap Ciel dengan ekspresi yang sinis.

"Hoi bocil, berapa your umur?" tanya Sari dengan pandangan meremehkan Ciel yang membuat Ciel rada tersinggung.

"Umur saya 13 tahun, ada masalah?"

"Sensei, kenapa Bocil alias bocah kecil bisa masuk kelas 6 sensei? Bukannya harusnya kelas 1 atau 2? Is Not Fair sensei!" Protes Matsuri.

"Gini ya, dia itu lebih pintar daripada kalian berdua," tegas Pain.

"APA BUKTINYA!!! DEMI TUHAN!!!" ucap Matsuri dan Sari secara bersamaan sambil menggebrak meja bak Arya Gakguna *PLAKK!!* sorry ralat, Arya Wiguna.

"Gini, kalian berdua bapak beri soal, dua tambah dua berapa?!" ucap Pain.

"Lima puluh enam sensei," jawab Matsuri asal. Sedangkan Sari diam saja.

"GOVLOKK :v!!! Jawabannya yang bener empat DODOL!!! :v" ucap Pain agak marah.

"Sekarang Ciel Phantomhive, berapa hasil dari sepuluh dikali seratus?" lanjut Pain.

"Seribu sensei," ucap Ciel tanpa mikir, baginya soal seperti ini sangat mudah, tentunya juga bagi Naori *readers : "eleh :v"*.

"Benar sekali," ucap Pain.

"Wih tuh bocah is amajing," ucap Sari dan Matsuri takjub.

"Nah, dia pinterkan, sekarang Ciel mundur," puji dan perintah Pain.

Ciel kembali ke tempat dengan pandangan sangat bosan.

"Selanjutnya Sebastian Michaelis," ucap Pain yang membuat Sebastian maju ke depan dan dilempari mawar hitam oleh Pain. Pain lagi kumat, makanya suka lempar bunga *Pain : "sejak kapan ane kalo kumat tukang lempar bunga?", Naori : "sejak zaman Hidan tovat"*. Matsuri dan Sari langsung teriak ala fansgirl.

"Saya Sebastian Michaelis, umur masih 17 tahun, senang berkenalan dengan kalian, kalau ada yang kurang jelas bisa ditanyakan" ucap Sebastian sambil cengengesan gaje dan jelas yang dikatakannya bohong besar 😑.

"Apa hobimu?😘" tanya Sari sambil tebar pesona.

"Beneran ingin tahu?" tanya Sebastian sambil senyum gaje. Dasarnya iblis gajeness and abalness.

Akatsuki High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang