Ketika Ji Pwe-giok berjalan dia melihat 2 orang lari ke arahnya. Mereka adalah dua orang wanita muda cantik yang menatap Ji Pwe-giok dengan kebahagiaan, kegembiraan tetapi juga kesedihan, mereka adalah: Lim Tay-ih dan Kim Yan-cu. Ji Pwe-giok terkejut, gembira dan juga sedih melihat keduanya terutama Lim Tay-ih, dia kelihatan pucat dan lebih lemah dibandingkan dengan saat terakhir dia melihatnya.
Ada air mata kebahagiaan dan kesedihan di matanya, Ji Pwe-giok tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dalam sekejap kedua gadis itu telah berdiri di hadapan Ji Pwe-giok.
Lim Tay-ih berkata dengan lembut, "Kau..."Pada saat yang sama Ji Pwe-giok juga berkata, "Kau..."
Keduanya berhenti dan saling memandang dengan kikuk, sampai kemudian Kim Yan-cu yang memecahkan keheningan dan berkata, "Ini tentu adalah Cu siocia yang terkenal itu, Lim cici dan aku telah sering mendengar banyak hal mengenai dirinya. Ji kongcu, Lim cici dan aku sekarang telah menjadi saudara angkat"
Lim Tay-ih diam-diam melihat ke arah gadis yang berdiri di belakang Ji Pwe-giok dan terpesona terhadap kecantikannya, Cu Lui-ji juga mengamati Lim Tay-ih dengan cermat dan memujinya dalam hati.
Cu Lui-ji berkata dengan lembut, "Aku...aku akan pergi dengan sa-cek (paman ketiga) sekarang", matanya terlihat merah dan dia kelihatan sedih sekali.
Ji Pwe-giok berkata terbata-bata, "Lui-ji, aku..."
Dia tidak tahu lagi apa yang harus dikatakannya, untung Kim Yan-cu kemudian menarik tangan Cu Lui-ji dan berkata, "Siau-moay (adik kecil), mari kita berikan waktu untuk Ji kongcu dan Lim siocia untuk berbincang-bincang, sementara itu aku juga ingin mengenalmu lebih jauh."
Selang beberapa lama, Ji Pwe-giok berkata, "Emmm... maaf sekali, seharusnya aku harus lebih memperhatikan dirimu..."
Lim Tay-ih menjawab dengan air mata berlinang, "Tidak, engkau tidak perlu minta maaf. Aku mengerti engkau tidak bermaksud membiarkanku dalam bahaya. Tapi...tapi..., apakah kau tahu bahwa aku akan mati bila terjadi sesuatu padamu?"
Ji Pwe-giok mengeluh, "Aku juga tidak sanggup hidup lagi bila sesuatu terjadi padamu"
Lim Tay-ih melihat ke arah mata Ji Pwe-giok dalam-dalam dan berpikir, "Tidak percuma semua penderitaan yang telah ku alami, hanya dengan mendengar perkataannya ini semua yang telah kulalui tidak sia-sia".
Lim Tay-ih kemudian memeluk Ji Pwe-giok dan seketika semua kekuatiran dan kesedihannya hilang musnah, yang tertinggal hanyalah cinta dan kasih sayang.
Ji Pwe-giok bukan laki-laki yang pandai mengutarakan perasaannya, dia menatap mata Lim Tay-ih dan mencium bibirnya. Itulah caranya mengutarakan perasaannya, tidak dengan kata-kata namun dengan tindakan.
Seketika suasana dipenuhi dengan rasa cinta.
Ji Pwe-giok duduk di atas batu sambil memegang tangan Lim Tay-ih, mereka baru saja menikmati kebersamaan mereka. Tetapi Ji Pwe-giok tetap sedikit bingung dan bertanya, "Bagaimana kau bisa sampai di sini? Dan mengapa ke 13 pangcu tiba-tiba berbalik arah?"
Lim Tay-ih tersenyum, "Ketika Hayhong-hujin menerima perintah dari Ji Tok-ho untuk memimpin Pek-hoa-pang untuk melawanmu, aku sangat terkejut. Kim Yan-cu dan aku berpikir bahwa kami harus menemukan sesuatu cara untuk mencegah semua ini terjadi. Pada beberapa bulan terakhir ini Kim Yan-cu dan aku telah menyelidiki orang yang memalsukan ayahku dan juga pemalsu-pemalsu lainnya. Setelah membuntuti mereka selama beberapa waktu, pada akhirnya kita berhasil menemukan kantor pusat dari Ji Tok-ho"
Ji Pwe-giok berkata, "Di manakah kantor pusat mereka?"
Lim Tay-ih berkata, "Mereka sangat licin. Mereka membeli sebuah gedung besar di kota Chengdu dan membohongi orang-orang di sekitarnya seolah-olah gedung itu adalah tempat tinggal seorang pensiunan pejabat pemerintah. Setelah kami menemukan tempat itu, kami memberitahu Ang-lian pangcu dari Kay-pang untuk mengintai gedung tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seri Renjana Pendekar / A Graceful Swordsman (Ming Jian Feng Liu) - Gu Long
General Fiction1. Renjana Pendekar 2. Imbauan Pendekar Ji Pwee Giok menyaksikan ayahnya yang sudah mengasingkan diri dari dunia persilatan meninggal dibunuh orang, kemudian ayahnya hidup lagi, paman-pamannya yang sudah matipun bisa hidup lagi. Menyaksikan adanya k...