Imbauan 11

1.2K 21 0
                                    

Tusukan ini langsung menuju ke dada dan tidak ada gerak perubahan lain, juga tiada gerak tersembunyi, tapi Lengkui justru terdesak oleh tusukan demikian dan tidak mampu balas menyerang.

Sinar pedang Yang Cu-kang terus memanjang, "sret-sret-sret", berturut ia menusuk pula tiga kali, semuanya lurus ke depan tanpa gerak perubahan, tapi Lengkui lantas terdesak mundur satu langkah.

Lui-ji juga dapat melihat ke empat jurus Yang Cu-kang itu sama sekali berbeda daripada gaya semula, setelah berpikir, ia tertawa cerah dan berseru, "Aha, akupun jadi pahamlah..." tapi segera ia berkerut kening dan menggeleng pula, sambungnya, "Tapi akupun tetap tidak paham"

Thi-hoa-nio menjadi heran, tanyanya, "Kau paham apa? Dan apa pula yang membuat kau tidak paham?"

Belum lagi Lui-ji menjawab, dilihatnya Pwe-giok entah sejak kapan sudah menjemput sebilah golok, ia melangkah maju terus menabas ke pundak Lengkui.

Tebasan ini sangat lambat, seumpama dapat mengenai sasarannya juga belum pasti dapat melukainya, kelihatannya malah lebih mirip hendak menaruh golok di atas pundak Lengkui.

Dengan sendirinya Lengkui tidak pernah menghindari, tapi ketika mata golok sudah dekat dengan pundaknya, terlambatlah baginya biarpun dia ingin cepat berkelit.

Sebab gerakan yang sangat lambat ini memang sangat mudah dihindari oleh siapapun, tapi ketika Lengkui bermaksud mengelak, gerakan mata golok Pwe-giok itu mendadak juga berputar. Terdengar suara "sret" satu kali, golok itu berputar satu lingkaran.

Gerakan ini sangat cepat, tapi tiada ubahnya seperti lagi main lingkaran, sama sekali tidak ada maksud hendak mencelakai orang. Jadi Lengkui juga tidak perlu lagi mengelak.

Akan tetapi cahaya golok justeru berkelebat di depan mata, mana boleh Lengkui tinggal diam.

Semula Lui-ji merasa cara menyerang Pwe-giok itu agak membingungkan, tapi sekarang ia sudah tahu dimana letak keajaiban serangan itu.

Gerakan golok Pwe-giok itu lambat luar biasa, hakekatnya tidak bergaya jurus, sebab itulah sukar untuk diraba kemana tujuannya. Maka Lengkui menjadi tidak tahu cara mengelak atau mematahkannya.

Tapi meski gerakan itu tanpa jurus, ada goloknya, kalau ada golok, Lengkui harus mengelak, sebab yang akan melukainya bukanlah jurusnya melainkan goloknya.

"Hah, permainan golok yang hebat!" seru Lengkui dengan tertawa.

Belum habis ucapannya, tahu-tahu golok Pwe-giok sudah kena bacok di atas tubuhnya.

Sebab dia tidak tahu cara bagaimana harus mengelak atau mematahkan bacokan golok Pwe-giok itu, terpaksa ia harus mematahkan dulu tiga kali tusukan pedang Yang Cu-kang dari depan, setelah dia berhasil mematahkan serangan Yang Cu-kang, tidak dapat lagi baginya untuk menghindari serangan Pwe-giok.

Dan kalau serangan Pwe-giok tak dapat dihindarkan, pedang Yang Cu-kang juga akan menusuk tubuhnya.

Seketika tertampaknya sinar pedang berkelebat, darah segar pun berhamburan.

"Bagus, bagus sekali!" seru Lengkui tetap dengan tertawa. "Cuma sayang Lengkui tak dapat dibunuh oleh siapapun, selamanya Lengkui tak dapat dibunuh..."

Robohlah dia bermandikan darah, namun wajahnya masih tetap membawa senyuman yang kaku itu.

Sekali ini Yang Cu-Kang tidak memandangnya sama sekali, tapi melototi Ji Pwe-giok, sampai sekian lamanya barulah ia menghela napas panjang dan berkata, "Konon dahulu pendekar golok kilat si Li kecil terkenal sebagai golok nomor satu di dunia, menurut cerita, tidak pernah ada seorangpun mampu menahan sekali serangannya, sebab sekali goloknya bergerak, sukarlah bagi lawan untuk mengetahui cara bagaimana dia hendak menyerang sehingga orang tidak mampu untuk menghindar apalagi mematahkannya."

Seri Renjana Pendekar / A Graceful Swordsman (Ming Jian Feng Liu) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang