BAB 5

5.8K 327 27
                                    

"Iya gue sih masih inget soalnya dari kemaren gue kepikiran sama lo terus".

Blussshhh..

'Hah Kak Rifki bayangin gue terus dong' batin Difa yang mukanya sudah memerah kayak kepiting rebus.

"Ceilahh, ke sekolah jangan pake blush on ketebelan dek".
Sepertinya Rifki memperhatikan wajah Difa dari tadi.

"Apaan sih Ka. gue ke kelas dulu ya, udah mau masuk kan".
Difa bangkit dari tempat dududnya, begitupun dengan Rifki, dia meghampiri Difa dan memegang pergelangan tangannya.

"Gue anterin ya. Kagak pake nolak".

"Iya deh. Tapi kagak pake pegangan tangan segala. Bukan mukhrim Kak", Difa berkata dengan berbisik

Spontan Rifki melepaskan tangannya.
"Ups, sorry khilaf. Yaudah yok katanya mau masuk kelas".

Difa hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan nelanjutkan perjalanannya. Ia berjalan berdampingan dengan Kak Rifki.
Sepanjang perjalanan mereka hanya bungkam, hanya sesekali terdengar bisik-bisak dari para siswa yang melihat mereka.

Sampai didepan kelas
"Thanks ya Kak udah nganterin gue. Gue jadi ngrepotin".

"Iya kagak Papa. Hmm, nanti lo pulang bareng gue ya. Gue tunggu di gerbang, kalo gue belum nongol lo tunggu ajah disana. Byee".

Rifki langsung berlari tanpa memperdulikan jawaban Difa.

Bel tanda pulang berbunyi. Semua siswa berlarian tanpa ada disiplinnya sama sekali.

Difa berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah. Benar saja disana sudah ada Kak Rifki.
Kak Rifki sedang berdiri disamping motor ninja merahnya, tak lupa ia memakai jaket dan helm yang masih ia pegang.

"Nunggu lama ya kak".

"Enggak kok. Yaudah yuk pulang".

Kak Rifki menaiki motornya disusul dengan Difa. Saat Difa sudah naik kemotor, ia tak sengaja melihat kearah spion saat itu juga Kak Rifki sedang memandanginya dari spion.
Alhasil mereka berdua berpandangan (lewat spion) selama beberapa detik.

DEGGGGG. 'Rasanya ada yang aneh' batin mereka berdua.

Saat tersadar dari lamunanya masing-masing Kak Rifki langsung melajukan motornya.
Salting rasanya.

Dijalan pun mereka hanya diam. Mereka ada dalam fikiran masing-masing.

"Kak, gue turun disini ajah".
Difa menghentikan Rifki dihalte biasa.

"Disini ajah? Gak nyampe rumah?". Rifki menghentikan motornya.

"Gak usah, rumah gue udah deket kok".

"Oh, yaudah. Besok gue jemput yah. Jemput dimana?, jangan nolak".

"Ish maksa. Yaudah jemput disini ajah".

"Oke sip. Ehh btw id line lo apa? Besok kan gue bisa line lo kalo mau berangkat".

"Id line gue Difa_Adifa".

"Oh oke. Gue pulang dulu ya. Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam, ati-ati Kak".

Difa berjalan kerumahnya dengan perasaan gembira, entah kenapa. Sampai dirumah Difa lalu melaksanakan sholat dzuhur dan tidur siang.

Setelah bangun, ia segera mandi dan sholat ashar karena adzan sudah lama berkumandang. Selesai sholat ia lalu membuka hp nya dan mendapati 3 line.

Via Line

Rifki_Alfariz : hy

Rifki_Alfariz : hmm

Rifki_Alfariz : lagi apa Dif?

Ternyata 3 line dari kak Rifki semua. Difa pun segera mengetik balasan.

Difa_Adifa : iya kak. Maaf tadi gue tidur siang. Ini baru selesai sholat ashar

5 menit kemudian.

Rifki_Alfariz : oh gitu. Gue kira lo marah lagi sama gue.

Difa_Adifa : kagak lah, ya kali gue marah lagi.

Rifki_Alfariz : syukur deh

Difa_Adifa : iya. Lo sendiri lagi apa kak?

Rifki_Alfariz : lagi makan nih. Lo udah makan belum?

Difa_Adifa : belum. Belum laper kak.

Rifki_Alfariz : makan gih, nanti sakit loh. Apa mau gue suapin? Nih buka mulut lo.

"Ishh apaan sih bikin baper ajah".

Difa_Adifa : mana bisa kak. Aneh lo mah

Rifki_Alfariz : emg kagak bisa yah? Hehe. Ya udah sono makan.

Difa_Adifa : iya iya bawell.

Difa sangat senang, baru kali ini ada yang ngingetin dia makan selain Papa dan Oma nya.

Ia pun turun kebawah dan mengambil makanan. Entah kenapa ia kini merasa semangat untuk makan.

----------------------------------------------------

Thanks for readers.
Sempatkan vomment yah.
Mksh

Cuma DARE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang