Happy reading ya..
____________________________________"Nah, mereka berantem itu ada sangkut pautnya sama lo Dif".
"Kok guee??"
"Iya, jadi ceritanya gini".
Flashback on
"Huhh lega akhirnya", Amel keluar dari kamar mandi dan hendak menemui teman-temannya.
Tiba-tiba terdengar suara orang berdebat dari arah ruang OSIS."Maksud lo apa ngadain game kayak gitu?"
"Ehh kayaknya gue kenal suaranya, dari pada penasaran mending intip dah".
Amel memutuskan untuk melihat ke dalam ruang OSIS yang pintunya sedikit terbuka.
"Itu kan Kak Rifki sama Kak Adi, mereka berantem?", tanya Amel pada dirinya sendiri.
"Gue gak ada maksud apa-apa Rif, gue cuma pengin meriahin acara MOS terakhir"
"Tapi lo tuh bikin anak orang nangis Di".
"Hah nangis?, dasar cengeng".
"Jaga mulut lo, dia tuh cewek, ya pasti lah dia nangis kalo di permaluin depan orang banyak".
"Oh, mereka ngomongin Difa ternyata".
Amel segera berlari menjauh dari ruang OSIS karena dia takut ada orang yang melihatnya.
Flashback off
"Nah, gitu ceritanya".
Amel menceritakan semuanya panjang kali lebar kali tinggi sama dengan volume..ehh ..
"Hah, mereka berantem? Pukul-pukulan? Tonjok-tonjokan apa gimana Mel?"
Aku sedikit mencemaskan mereka"Gue juga gak tau, abis gue takut ketauan, yaudah gue langsung ngacir kesini".
"Wahh lo dikatain cengeng Dif sama Kak Adi".
Caca berusaha menggodaku tapi aku tak mengurusinya.'Ternyata Kak Rifki nggak seburuk yang gue kira, buktinya dia belain gue di depan Kak Adi', batinku.
"Ehh, bel tuh yuk cepet ke aula".
Aku dan ketiga sahabatku menuju ke ruang aula untuk acara penutupan, sampai di aula ada yang aneh, semua mata tertuju pada kami, ya lebih tepatnya padaku. Mungkin gara-gara kejadian tadi.
Author pov
MOS diakhiri dengan sambutan kepala sekolah, namun selama selama kepala Sekolah berbicara Difa hanya salfok ke Kak Rifki. Saat ia melihat tidak ada luka lebam dimuka Kak Rifki ia baru merasa lega. Sebaliknya, Kak Rifki masih merasa khawatir dengan Adifa.
SKIP
SENIN DAY.
Haru senin merupakan hari termalas untuk para siswa (curhat). Bagaimana tidak, minggu ke Senin cuma 1 hari, sedangkan Senin ke Minggu 6 hari. Ehh apaan sih?
Adifa seperti biasa sedang menunggu angkot di halte dekat komplek rumahnya. Setelah kemarin ia mengabiskan waktu di kamarnya, akhirnya ia bisa menghirup udara luar. Ia suda sedikit melupakan kejadian sabtu kemarin.
Sampai di sekolah sepertinya teman-temannya belum melupakan kejadian itu, terbukti disepanjang koridor hampir semua siswa menatap Difa dengan tatapan sinis, mungkin mereka iri dengan Difa.
Adifa mempercepat langkah kakinya, ia berjalan dengan menundukan kepala.
Bruuukkk, karena terlalu menunduk ia menabrak seseorang sampai ia tersungkur di lantai.
"Aduhh, bisa jalan gak sih lo?", Difa baru sadar bahwa yang menabraknya adalah........
"Iqbbaaallll, bantuin gue berdiri", ia mengangkat tangannya berharap Iqbal teman SMP nya membantu ia berdiri."Dihh ogah", Iqbal berlalu meninggalkan Difa.
"Isshh, awas lo yah", ia pun memutuskan untuk berdiri sendiri dan melanjutkan pergi ke kelas.
"X IPA 3, nah ini kelas baru gue", Difa masuk kelas dan langsung duduk di samping Syifa. Di belakangnya ada Caca dan Amel dan dibelakangnya lagi adaa.....
Hahh!!!! Iqballl!!!!
Difa langsung berjalan menuju kursi yang di duduki Iqbal."Ehh tikus, ngapain lo disini? Lo ngikutin gue yah?".
"Hah, ngikutin lo?, lo kali yang ngikutin gue, lo kan fans gue".
"Idih fans. Ini sih kelas gue".
"Lah, ini juga kelas gue".
"Hahh!!! Demi apa gue sekelas lagi sama tikus got kaya lo? Dari SD sampe SMA sekelas mulu yang ada gue apes terus".
"Wahh, kalian sekelas dari SD, jangan-jangan jodoh kali kalian", ucap teman semeja Iqbal.
"Ihh, siapa lo? SKSD banget sih. Ih semoga ajah gue gak jodoh sama tikus ini", Difa pergi ke bangkunya lagi.
"Siapa juga yang mau punya jodoh kayak annabelle kurang makan gitu.. hihhh".
Bel tanda istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan menuju keluar kelas setelah acara kebersihan selesai.
"Kantin yokk, gue laper nih belum sarapan", ajak Difa.
"Kuyy lah", jawab Caca, Syifa, dan Amel serempak.
Setelah sampai dikantin mereka memesan makanan dan melahapnya. Namun, aneh baru setengah mereka memakannya sepertinya mereka akan pergi
"Ehh, mau pada kemana? Gue kan masih laper", cegah Adifa.
"Udah, lanjut makan ajah. Kita mau ketoilet nih kebelet", mereka bangun dari kursi dan hendak pergi.
"Tap..pi" Difa menoleh kearah belakang dan mendapati Kak Rifki sedang berdiri dibelakangnya.
"Hayy, lanjut ajah makannya, katanya masih laper".
Kak Rifki duduk didepan Difa, tanpa Difa suruh."Lo masih marah?", tanya Rifki.
Namun seperti biasa Adifa tak membuka mulutnya."Maafin gue dah ya".
Hmm, sepertinya Difa memang senang membiarkan Kakak ketosnya ini jadi kacang.
"MAAFIN GUE YA ADIFA ATMARINI X IPA 3" kak Rifki mulai berteriak.
"IYA DEH GUE MAAFIN KAK RIFKI ALFARIZI XII IPA 1", teriak Difa tak kalah kenceng, sampai semua orang dikantin melihat kearah mereka berdua.
"Ciee lo tau nama panjang gue sama kelas gue segala.. Ciee".
"Ishh, lo kan ketos , semua orang juga tau kali, lo kenapa bisa tau nama gue + kelas gue?".
"Iya gue sih masih inget soalnya dari kemaren gue kepikiran sama lo terus".
Blussshhh..
____________________________________
Assalamualaikum readers 😉.
Sempatkan vomment yah.Story ini mungkin akan dilanjut minggu depan, soalnya mau fokus UTS dulu.
Doa'in yah semoga semua yang menjalankan UTS dilancarkan dan dimudahkan.. Aamiin.
~Jijah Nabila~
![](https://img.wattpad.com/cover/84618705-288-k336339.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuma DARE?
Подростковая литератураSemua berawal dari MOS yang kurang menyenangkan, Ditambah para OSIS yang senang melihat adik kelasnya susah.. Bagaimana kah nasib seorang gadis jutek bernama Adifa?