Bab 16

339 12 6
                                    


Tiba-tiba Rifki datang entah dari mana seperti layaknya superhero. Semua siswa menatapnya heran tak terkecuali dengan Difa.

"Kamu?" Tanya pak Rudi memastikan.

"Iya pak. Lagian sekali-kali kan saya ngajarin teman sekalian bantu bapak."

"Kamu yakin? Mendribble saja dia tidak bisa."

"Saya yakin kok pak."

"Kak, aku juga kau dong diajarin basket." Pinta seorang teman cewek Difa

"Aku juga. Aku juga. Aku juga." Ucap yang lain mengikuti.

"Maaf, tadi saya liat permainan kalian sudah cukup bagus. Benar begitu kan pak."

"Iya. Rifki itu sibuk. Jadi hanya bisa ngajarin Difa."
Semua siswa perempuan yang merasa kesal dan kecewa langsung berbisik satu sama lain.

Jam pelajaran penjas selesai semua siswa berhamburan ke kantin dan ke kelas. Lain halnya dengan Difa, ia lebih memilih ke taman belakang Rifki yang melihat itu langsung mengekorinya.

"Capek?" Tanya Rifki.
Kini mereka sudah duduk di taman belakang. Terlihat beberapa siswa sedang menghabiskan waktu istirahatnya disana.

"Engga kok kak."

"Mau gue beliin minum?"

"Eh gausah kak, gue ga aus kok."

"Yakin?" Tanya Rifki lagi.

"Iya. Eh btw kakak kok mau ngajarin gue maen basket. Padahal kan gue gabisa sama sekali."

"Bukan ga bisa, tapi belum bisa. Ya, gue pengin aja ngajarin lo. Kan gue bisa lama-lama bareng lo."

Blushh.

Lagi-lagi Rifki membuat Difa blushing. Difa mengalihkan pandangannya berharap Rifki tak melihat wajahnya yang telah merona.

"Emang lo gak mau ya diajarin sama gue?"

"Bukan gitu. Tapi waktu lo kan jadi kebuang percuma."

"Buat pacar sendiri gapapa kan?"

Difa membelalakan matanya. Perasaannya campur aduk tidak bisa dideskripsikan.

"Pacar dare maksudnya."

"Eh, hm iya ya. Makasih ya kak."

"Ya. Mulai kapan latihannya?"

"Terserah lo aja kak."

"Nanti pulang sekolah gimana?"

###

Bel pulang sekolah berbunyi, Difa yang sudah berseragam olahraga lengkap dengan rambut kuncir kuda segera menuju lapangan basket.

Disana sudah ada Rifki yang berseragm tim basketnya sedang mendribble bola basket dan memasukkannya tepat ke dalam ring.

Prok. Prok. Prok tepuk tangan kekaguman Difa membuat Rifki membalikan badannya dan melangkah menghampiri Difa.

"Hebat banget lo kak dari jarak jauh aja tuh bola bisa masuk."

"Besok lo juga bisa gitu."

"Kok lo seyakin itu sih kak, gue aja gak yakin."

"Lo harus yakin lah, kan yang ngajarin gue."

"Iya deh ketos + kapten tim basket SMA pertiwi emang gak ada duanya."

"Dari mana lo tau kalo gue kapten tim basket?"

"Mm eh. Semua orang disini juga pasti tau lah kak." Bohong. Padahal memang Difa tau karena dia ngestalker Rifki.

"Haha iya juga sih gue kan terkenal. Yaudah sekarang mulai latihannya. Coba sekarang gue pengin liat lo dribble bolanya."

Difa segera mengambil bola dan mendribblenya sama seperti tadi siang. Hanya saja sekarang ia mendapat senyuman bukan pelototan seperti yang dilakukan pak Rudi.

"Apaan sih lo kak. Mau ketawa ketawa aja gak usah ditahan. Kan gue udah bilang, gue gak bisa maen basket."

"Dih bukan gitu. Liat gue! Emang bola salah apa lo pukul-pukul gitu?"

"Hah?! Bola ya kagak salah apa-apa."

Rifki tersenyum kecil kemudian berlalu meninggalkan Difa. Ia mengambil bola basket lain yang ada disisi lapangan.

"Maka dari itu bolanya jangan dipukul tapi didorong. Logikanya gini kalo lo pukul tuh bola, maka bola itu kagak akan bisa lo kendalikan. Mau coba lagi?"
Jelas Rifki panjang lebar sambil mempraktekan apa yang ia ajarkan.

"Iya deh gue coba."

Difa mengikuti semua yang Rifki ajarkan. Dan hasilnya lumayan membuat Rifki lega.

"Kayak begini bukan kak?"

"Ya kurang lebih gitu. Tunggu dulu deh, biar lebih semangat gini."

Rifki mendekat ke arah Difa, ia berdiri tepat dihadapan wanita yang kini sedang tampak bingung.

Manik mata mereka beradu, bibir pink milik Difa tampak bergetar sewaktu Rifki memajukan wajahnya. Dan sepersekian detik kemudian Difa tidak menyangka apa yang Rifki lakukan.

To be continue

______________________________________________

Mau cerita dikit kalo ga penting langsung skip aja:v jadi ini tu cerita jijah buat waktu kelas 9 dan sekarang kelas 12 dan ada jijah baca cerita ini lagi (dibuku tulis) banyak yang ga sreg 😂 jadi jijah coba rubah lagi. Jijah cek masih ada yang baca ga si😂.
Jangan lupa komen ya. Baca cerita jijah yang lain juga❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cuma DARE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang