Selesai aku tamat TK aku melanjutkannya ke sekolah pertamaku, sebuah sekolah dasar yang saat itu masih kumuh dan belum direnovasi. Aku sekolah di SDN Ciracas 06 Pagi saat itu aku berumur 6 tahun kalau tidak salah, dan memasuki sebuah dunia baru dalam hidupku saat itu.
Tempat yang masih terasa asing bagiku, orang_orang yang masih terlalu asing, teman yang belum ku kenal sama sekali semuanya serba baru.
Aku masih menjadi pribadi yang tidak berbeda saat itu, masih menjadi pribadi yang lain yang tidak semua orang mengerti pribadi itu. Saat semua anak bermain, aku hanya duduk dipinggir lapangan sambil memperhatikan mereka atau sambil buku cerita.
Aku duduk dibangku paling depan saat itu depan meja guru, sesuatu hal yang sebenarnya ingin aku hindari. Tapi saat itu aku diantar ibu dan menginginkanku untuk duduk paling depan dia yang memilihkanku kursi didepan, bukan aku yang memilih dimana aku merasa nyaman untuk duduk.
Kalian harus tau aku tidak suka duduk paling depan karena pasti jadi perhatian semua orang, apalagi duduk didepan guru tentunya aku akan sering diperhatikan guru. Saat itu aku menggerutu pada ibuku.
'' aku ngga nyaman duduk didepan''. Aku menggembungkan pipi, pertanda aku sangat kesal pada ibuku.'' eh kamu harus duduk paling depan supaya nanti jadi pemimpin, karena tempat duduk paling depan ditempati oleh para pemimpin kamu duduk depan sana.'' Ibu memaksaku duduk paling depan.
Aku tegang dan berpikir saat itu
Pemimpin? Tidak pernah terbesit dalam otakku saat itu untuk jadi pemimpin. Aku hanya ingib jadi yang biasa saja, merepotkan sekali jadi pemimpin disoroti semua orang setiap harinya.Kalian harus tau aku tidak suka tatapan orang bukan berarti sombong, jika terus menerus menatapku aku sangat tidak suka untuk terlalu diperhatikan.
Aku hanya ingin jadi orang yang bias saja saat itu, karena akupun bermimpi hanya sederhana memiliki cita_citapun hanya sederhana. Dan saat itu aku masih sulit, sulit untuk memahami diriku sendiri tapi karena aku masih anak_anak jadi aku tidak terlalu berpikiran demikian. Aku hanya ingin bebas dan bahagia secara sederhana, dan itu memang sederhana.
Tapi dimasa SD inilah aku bertemu sahabatku, seorang yang sangat baik yang sampai sekarang aku masih menganggapnya sahabat entah bagaimana dengan dia aku tidak tau apa dia masih ingat aku ataukah tidak.