Aura Misterius

52 2 0
                                    

Belll istirahat berbunyi
'' tet tet tet''. Setiap sudut sekolah yang tadinya hening, mulai bising dengan suara riuh siswa_siswa yang berhamburan keluar untuk melepas kepenatan mereka yang terkuras habis untuk berpikir keras.

Ada yang ke taman sekolah, perpustakaan, ada yang tetap dikelas karena membawa bekal makanan, ada juga yang ke kantin untuk jajan pastinya. Dan aku? Seperti biasa selalu membawa bekal makanan yang dibuat mamah, aku tidak pernah keluar kelas untuk sejenak ke kantin. Ke kantin pun hanya sebentar saja, misal botol minum ku habis aku pergi ke koperasi disebelah kantin untuk menbeli minum. Jika aku melihat kantin sangat ramai aku malas untuk nelewatinya, tapi jika tidak terlalu ramai aku pasti membeli jajanan atau minuman dan kembali ke kelas lagi.

Tapi jika tidak ke kelas aku akan menuju tempat terfavoritku, yaitu perpustakaan suasana hening dan sepi tidak banyak orang sangat menyenangkan bagiku. Itulah waktu yang cukup berharga bagiku, membaca buku_buku yang menarik untuk kubaca dan meminjam beberapa buku.

Sambil memasang headset yang mengalun suara lagu radio, aku menikmati lagu_lagu radio fm yang kusuka sambil membaca buku. Seperti biasa tempat terfavorit introvert adalah tembok yang dapat dijadikan sandaran, atau bahkan sekedar untuk menyandarkan kepala dan bahu.

Aku merasa ada yang sedang memperhatikanku, awalnya kucoba untuk tak dipedulikan tapi karena penasaran aku mencoba untuk menatapnya sekilas. Seodang anak cowok dengan beberapa orang temannya yang juga asyik memandangiku, shit! Mereka melihatku dengan tatapan mengejek dan menghinaku ternyata.

Aku tidak tau mengapa demikian toh aku tak merasa aku saat ini tidak aneh, apa mungkin mereka itu sudah gila. Saat kucoba berkonsentrasi, salah seorang diantaranya duduk disebelahku.

Kulirik saja dia dengan aneh seumur_umur baru ada cowok berani duduk sebelah aku, sambil mikir siapa nih orang? Sok akrab banget tiba_tiba duduk disebelah samping udah sombong kelihatannya. Aku mencoba untuk tak menggubris dia, tapi jika macam_macam aku harus secepat mungkin bertindak.

Setelah selang beberapa menit hening dan dia sibuk menatapku, dan aku asyik membaca novel Sultan Ali Syahbana maka aku cuek saja terhadapnya. Terkesan terlampau cuek mungkin sampai akhirnya dia yang membuka suara terlebih dahulu.

'' koq lo sendiri aja? Mana temen_temen lo?" Katanya sambil memainkan pulpen faster yang dia pegang, aku menatapnya dengan bingung kenapa nih orang tiba_tiba bertanya begitu. " ngga ada" jawab aku sekedarnya.

" lo tuh si cewek aneh itu ya? Fanti kan? Anak kelas 8 C? " katanya. Aku hanya mengangguk saja, mataku memang tidak dapat lepas dari cerita yang aku baca tapi hati dan telingaku mendengarnya.

Hatiku tertohok mendengar dia bilang aku cewek aneh, memang sudah banyak orang lain mengatakan demikian tapi mungkin dibelakangku. Dan baru kali ini yang mengatakannya langsung berkata terus terang kepadaku.

" gw ngerasa lo tuh cewek pendiam yang punya aura misterius deh, makanya semua orang menganggap lo itu aneh dan ngga asyik " katanya bener_bener nih cowok. Kata_katanya jleb langsung ke hati.

Aku menutup bukuku sambil memberi tanda halaman yang belum kubaca, sambil menggigit bibir aku berusaha meredam emosiku.

Jujur aku sebenarnya tidak pernah marah jika ada orang yang mengatakan aku ini aneh, tapi rasanya sudah terlalu lelah dan aku tidak kenal cowok seperti dia. Siapa dia yang tiba_tiba duduk disampingku dan menjelekkanku.

" emang kenapa gw cewek aneh? Gw yang ngejalanin hidup gw bukan lo" kataku menatapnya dengan tajam. Dia hanya terperanjat, mungkin heran cewek se introvert aku ternyata bisa marah juga.

" kalau lo ada masalah sama gw lo bilang aja ke gw, dan kita omongin baik_baik. Kalo lo baik sama gw, gw bisa baik_baikkin lo koq dan lo yang ngga pernah gw tau lo itu siapa dan kita baru ketemu sekarang kan? Jadi mana ngerti lo sama keadaan dan sifat gw? Jadi kalau lo ga tau apa_apa tentang gw, jadi ga usah ngejek gw seenak jidat lo! " aku menatapnya dengan marah dan tersenyum sinis padanya, segera mungkin aku kemas buku_buku yang aku pinjam dan menuju kelas aku duduk dikelas dengan mendengus kesal. Tak peduli dengan tatapan_tatapan teman sekelasku karena biasanya aku tidak pernah demikian.

Aku sandarkan kepala dan bahuku di jendela, aku hanyalah ingin menenangkan pikiran dan hatiku saat itu juga.

Anguis The IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang