Namanya adalah shinta sebenarnya dia itu anak baru waktu kelas 2 SD dia anak baru disekolahku, tampangnya memang sedikit culun dengan rambut pendek dan berkacamata saat itu. Tapi aku pikir dia cukup cantik jika melepas kacamatanya, dan ternyata dia anak tetangga yang tinggal di jalan sempit belakang rumahku namun agak sedikit jauh.
Karena rumahku dengan rumah dia sangat dekat dengan sekolah, kami hanya butuh waktu 5 menit untuk sampai disekolah.
Gaya bicaranya juga terbilang lucu, ada cirikhas sendiri jika dia berbicara tapi orang_orang anggap dia aneh.
Sebenarnya aku tidak tau apa yang aneh dari dia, mungkin penampilannya sedikit culun tapi aku anggap itu adalah hal biasa.
Aku tidak tau bagaimana orang berpikiran terhadap dia, seburuk apa yang mereka pikirkan tentang shinta aku tidak tau.
Jika aku menilai seseorang baik negatif dan positifnya aku hanya selalu ingat positifnya saja. Bukankah suatu kekurangan itu adalah seharusnya suatu keunikan tersendiri? yang mungkin semua orang tidak seperti dirinya yang penuh kekurangan namun juga unik.
Shinta adalah adik teman kakakku namanya mas Eko, dan dia adalah anak kedua dari dua bersaudara.
Ibunya juga jika membeli sesuatu selalu ke warungku, memang aku buka warung kelontong dirumah. Dan ibu yang jualan terkadang mereka ngobrol membicarakan sesuatu yang lebih dikenal gosip emak_emak tukang ngerumpi bersama ibu_ibu tetangga yang lain.
Tapi aku tapi aku berbeda dengan ibuku yang mudah bersosialisasi, iya aku hanya berbeda dengan sifat ibuku. Aku juga tidak sama sifatku dengan ayah, hanya wajahku saja yang memang mirip dengannya.
Kemudian saat kelas 4 SD dia pindah ke sekolah lain, dan saat aku sekarang sudah SMK aku kembali bertemu dia diangkot.
Kami tidak satu sekolah karena dia sekolah di PGRI, suatu sekolah swasta juga dekat daerah cipayung.