Waktu SD dikelasku aku mengenal anak laki_laki yang terkenal nakal, kepalanya botak, badannya kurus ceking, tubuhnya mungil Ahmad Faisal namanya.
Tapi dia yang terkenal nakal atau yang sering membullyku, ada sih beberapa anak nakal lainnya dan satu geng dengannya Andrean syaputra, jeremy, dan yang lain aku lupa namanya.
Pernah jika aku berjalan depan dia, dia menendang kakiku sampai jatuh. Tapi aku berusaha tidak menangis karena berpikir aku yang tidak lihat dia, dan aku minta maaf duluan.
'' makanya kalau jalan tuh pakai mata dasar cewek aneh'' katanya.
Menurutmu apakah aku dibilang cewek aneh menyakitkan? Entahlah, saat itu yang kupikirkan apa yang dimaksud diriku aneh?. Kemudian aku masuk kembali ke kelas dengan pertanyaan yang masih mengganjal di otakku.
Ahmad faisal dia anak betawi dan ibunya menjual nasi uduk didepan rumahnya, rumahnya saat itu kecil dan mungil dan dia punya seorang adik kecil laki_laki mari kita namakan saja udin karena aku lupa nama adiknya.
Bisa dibilang kami masih satu RW hanya beda RT, rumahnya cukup dekat denganku yaitu diatas tanjakkan turunan dan dibelakang SDN ciracas 05 pagi dan kami sekolah di SDN ciracas 06 pagi kedua sekolah yang saling berhadapan dan tetanggaan.
Sebenarnya tidak hanya itu saja, pernah dia mengambil barang_barang berhargaku tanpa sepengetahuanku. Dia juga pernah membuatku terjatuh ditangga, dan kakiku terkilir untungnya ada Bu Tati guru kelas 1 yang perhatian padaku dan memarahinya.
Aku heran dengannya tapi sebenarnya tidak hanya dengan dirinya, dengan beberapa anak laki_laki lainnya yang juga sering membullyku.
Andrean yang pernah menjambak rambutku seperti kuda dari arah belakang, itu saat aku sedang mencatat pelajaran. Untuk hal_hal yang lain tidak perlu aku sebutkan dan tak perlu diceritakan, kenapa? Karena setiap manusia pasti memiliki salah dan jika berbuat salah pada orang lain yang harus kita lakukan memaafkannya.
Jika tidak mampu untuk memaafkannya, paling tidak lupakan saja kesalahannya perlahan_lahan rasa memaafkan itu akan ada dalam hati.
Dibully memang sangat tidak menyenangkan karena itu, saat itu yang hanya dapat kulakukan adalah menangis dan menangis. Kalian boleh mengatakan aku ini cengeng, itu karena saat itu masih bocah ingusan berusia SD yang belum dapat berpikir jernih.
Pernah aku bertanya sama mamahku, apa yang dimaksud aneh.
'' kenapa kamu nanya itu fanti?'' Tanya mamah heran.
Aku diam sejenak sebelum aku melanjutkan pertanyaan yang ingin kutanyakan.
'' iya temen aku yang nakal faisal bilang aku ini cewek aneh maksudnya apa sih mamah?'' Tanyaku dengan bingung.
'' dia bilang gitu?'' Kaget mamah.
Aku hanya mengangguk dan aku ceritakan sedikit tentang kejadian saat dia sengaja membuatku terjatuh, dan aku bilang ke mamah jangan dipikirkan dan aku mohon mamah untuk menjawab pertanyaan yang baru aku lontarkan.
'' aneh itu menurut mamah sedikit kurang normal, tapi kamu normal koq dan yang jelas kamu tidak aneh fanti '' jawab mamah dengan hati_hati menjelaskan agar aku tidak tersinggung.
Tapi seandainya saja mamah menyadari aku terkejut ketika mamah mengatakan aneh adalah kurang normal, berarti apa aku ini sedikit tidak normal? Aku yakin mamah tidak akan mengatakan bahwa aku tidak normal dan lagi pula tadi bilang aku ini normal dan tidak aneh tapi kenapa teman_temanku saat itu bilang aku aneh? Apa mungkin karena ekspresiku yang terlalu datar? Oh saat itu aku belum tau.