Jangan paksa aku untuk berubah secepat PowerRanger

124 4 0
                                    

Mungkin apa yang dikatakan sebagian orang memang benar dan baik untukku, tapi sifat introvert sudah pasti tidak dapa dirubah karena memang itu sudah ada sejak lahir.

Aku pernah ditanya oleh temanku saat smp dan bertanya kenapa aku diam saja? Seolah kulihat matanya yang perihatin menatapku, mungkin dalam pikirannya mengatakan bahwa aku diam saja karena sedang sakit atau banyak masalah.

Oh tidak! Aku hanya menjawab bahwa aku tidak ada masalah, mungkin keadaan pengaruh keintrovertan dan SAD ku yang membuat diriku demikian.

Aku hanya tidak suka jadi pusat perhatian semua orang dan itu membuatku sangat keringa dingin, aku pernah mencoba beberapa kali untuk tampil dihadapan semua orang dan itu membuatku melihat tatapan mata mereka yang seolah terus menghujamku.

Seperti hal nya pidato didepan kelas aku hanya sekilas saja untuk menatap mata yang melihatku untuk berpidato dalam pelajaran bahasa indonesia, itu aku lakukan hanya untuk memastikan kepada mereka bahwa aku tidaklah angkuh dan tidak ingin dicap sombong. Itu pada saat dalam pelajaran bahasa indonesia, dan saat itu aku masih kelas 7 smp.

Sejak aku masih SD sampai aku saat ini SMK nilai rapotku selalu diambil oleh mamahku, aku tidak pernah mau diambil oleh ayahku aku punya alasan cukup kuat untuk hal itu. Bukan aku takut pada ayahku bahwa aku akan dimarahi, tapi hanya karena aku tidak ingin mengecewakannya saja.

Aku tau bagaimana perasaan mamah saat selalu mengambil rapot, ada rasa senang dan kecewa mungkin karena nilaiku tidak pernah mendapatkan yang terbaik.

Walaupun aku introvert aku termasuk orang yang berpikir lemah, aku akui itu karena memang dalam hal belajar aku memang telmi alias telat mikir.
Aku ini orangnya pelupa bahkan pada barang sekalipun, jadi jangan heran jika nilaiku tidak terlalu baik.

Saat kelas 2 SD guruku pernah bilang saat mamah mengambil rapotku, dia mengatakan bahwa aku orang yang diam seribu bahasa sulit untuk mengungkapkan kata. Tapi guruku tau jika aku mampu berkomunikasi dan banyak bicara hanya pada saat dalam berinteraksi dengan satu orang, dua orang dan risih beramai_ramai.

Mamah pernah selalu untuk meminta padaku untuk berubah, dan dia juga tau apa yang selalu akan disampaikan oleh guruku.

'' berbicara itukan mudah fanti dan tidak sulit untuk mengeluarkan suara''. Kata mamah saat merangkulku pulang, saat itu aku masih smp.

Aku hanya menatap mamah dengan tatapan malas, mungkin berbeda mamah ekstrovert dan aku introvert. Kalian pikirkan saja bagaimana perbedaan itu terjadi.

'' mamah jangan paksa aku untuk berubah pleas, can you help me aku bukan yang memohon untuk menjadi karakr dan kepribadian kayak gini bukan aku mamah, dan aku juga heran kenapa aku begini dan mamah mau salahin aku? Ya sudah ngga apa apa''. Kataku sambil menangis dan menaruh sepatu di rak sepatu, ngga peduli saat itu mamah perasaannya seperti apa dan aku masuk dan tidur diatas kasur dengan air mata yang mengalir dipipi.

Sebenarnya aku tidak suka menangis tapi, jika keadaan membuatku semakin tertekan aku memang ingin marah tapi jika emosi memang sudah memuncak aku akan menangis.

Menangis karena bingung aku tidak tau harus menyampaikan permasalahanku terhadap siapa? Dan siapa yang dapat menolongku, saat itu aku berpikir aku sangat benci diriku yang introvert dan phobia sosial dan sangat membenci diriku.

Saat itu aku hanya berharap dalam hati untuk jangan paksa aku berubah seperti powerranger, yang bisa berubah langsung menjadi pahlawan pelindung dalam hitungan detik.

Aku hanya dapat menangkupkan kepalaku dengan bantal, agar aku tidak terlihat lemah dan menyembunyikan tangisku saat itu.

Anguis The IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang