Lisa Triana

93 4 0
                                    

Aku masih ingat namanya Liza Triana rambutnya pendek tidak terlalu panjang, dia satu kelas denganku dan juga satu kelas dengan sepupunya Andreansyah saputra.

Rumahnya dulu yang aku masih ingat di dekat jalan raya centex, belakang Sma negeri 58 tapi sekarang karena setelah sekian lama lulus dari SD aku tidak pernah melihatnya lagi mungkin sudah pindah.

Kalian harus tau aku adalah orang yang mudah untuk selalu mengingat kebaikan orang lain, introvert seperti aku selalu memiliki ruang memori di dalam pikirannya terutama tentang sebuah kenangan yang pernah terjadi. Entah kenangan itu buruk atau indah dia akan mengingatnya dengan rapih dan kalau perlu akan selalu diingat sampai kapanpun.

Dia tau apa yang inginku ketahui, dia sangat ramah dengan semua orang. Itu menurut penilaianku karena setiap orang punya penilaian yang berbeda, ada satu hal yang paling ku ingat adalah ketika aku dibully anak laki_laki atau teman lain. Dia yang selalu membelaku.

'' eh jangan ganggu fanti sono pergi!''. Katanya dengan sangat berani.

Aku masih ingat waktu itu anak cowok bernama jeremi, ahmad faisal, dan andrean sepupunya mengejekku cukup keterlaluan.
Dengan mengatakan aku anak aneh dan anak anjing, coba bayangkan bagaimana saat itu aku hanya bisa menahan tangis.

Tapi disaat demikian ada Liza datang membuat mereka semua pergi, untungnya ada dia kalau tidak mungkin aku semakin dibully.

'' udah ngga usah nangis kita main sama_sama aja ya fanti ''. Liza tersenyum hangat sambil berdiri disampingku, dia mengusap air mata dipipiku dan dia orang pertama yang mengusap airmata dipipi supaya aku ngga nangis selain ayah dan ibuku.

Caranya menghiburku benar_benar mirip dengan ayahku yang mengusap airmata supaya aku ngga menangis, dan aku hanya bisa terdiam sesenggukan karena berusaha meredam emosi supaya tidak menangis lagi.

Sebenarnya tidak hanya dia sahabat baikku, masih ada lagi beberapa diantaranya sania, anisa fitri, desy, umi, noviani, novitasari, Rizka, dan shinta.

Tapi sebenarnya aku hanya anggap sania dan beberapa yang lain kuanggap teman baik, dan yang terakhir aku sebut shinta ya dia juga sahabatku setelah Liza.

Tapi saat kami kelas 4 SD dia pindah sekolah ke sekolah lain, aku tidak tau kenapa aku hanya kehilangan orang yang sayang padaku saja saat itu.

Pernah aku berfikir mungkin dia pindah karena sering dibully teman_teman cowok sekelasku, memang anak_anak dikelasku terkenal sangat nakal dan aku adalah salah satu dari korban yang mereka bully.

Aku tidak mengerti mengapa seorang introvert seperti aku dan shinta dibully? Ada yang salah dari kami yang terlahir introvertkah? Aku sangatlah tidak mengerti saat itu.

Karena aku tidak tau kenapa mereka membullyku tanpa alasan yang jelas, aku sangat heran dan bingung saat itu.

Anguis The IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang