Jilid 16

3.3K 51 0
                                    

Tempat yang berkedut-kedut seperti diterobos tikus itu tercatat sebagai "Hwe-cong-hiat" pada lukisan itu. Waktu ia melirik sang paman, terlihat Po-ting-te sedang memerhatikan gambar Siau-yang-keng yang khusus harus dilatihnya dan tergantung di depannya itu, jari manis sang paman tampak sedang bergerak perlahan.

Toan Ki coba mengikuti tanda-tanda yang tercatat di atas gambar itu. Aneh juga, karena pikirannya dicurahkan untuk mengikuti garis-garis yang menghubungkan Hiat-to satu dan lain menurut gambar, sekonyong-konyong hawa murni dalam tubuhnya ikut berjalan menurut perasaannya, mula-mula hawa itu timbul dari lengan naik ke atas bahu dan terus mengalir ke pundak.

Dan meski cuma sedikit hawa murni itu teralir, namun rasa Toan Ki yang mual tadi lantas longgar. Nyata tanpa sengaja ia telah tarik hawa murni itu ke urat nadi Sam-jiu. Tetapi karena cara menjalankan hawa murni itu sebenarnya semacam Lwekang yang sangat tinggi, Toan Ki tidak paham seluk-beluknya secara tepat, baru sebentar ia kerahkan tenaganya, seketika ia menjerit. Untunglah sebelum hawa dalam badan itu tersesat, karena mendengar teriakannya, segera Po-ting-te bertanya, "Kenapa Ki-ji?"

"Dalam badanku terasa penuh terisi hawa yang bergolak dan menerjang kian kemari, rasanya sangat menderita, waktu kuikut garis-garis merah pada lukisanmu itu, hawa lantas mengalir masuk ke dalam perut, tetapi, aduuuuh ... tapi hawa dalam perut makin lama makin penuh dan sekarang rasa perutku seakan meledak!" demikian tutur Toan Ki sambil meringis.

Perasaan Toan Ki itu hanya dapat dirasakan oleh si penderita sendiri, ia merasa perutnya melembung dan seakan-akan meledak, tapi bagi penglihatan orang lain toh keadaannya biasa saja tiada sesuatu yang aneh.

Namun Po-ting-te cukup paham tentang segala kemungkinan bagi orang yang melatih Lwekang. Perasaan perut melembung akan meledak itu umumnya cuma bisa terjadi pada orang yang berlatih Lwekang berpuluh tahun lamanya, tapi selamanya Toan Ki tidak pernah belajar silat, dari mana bisa terjadi begitu?

Ia pikir tentu gara-gara racun yang mengeram di dalam tubuhnya itu. Karena itu, Po-ting-te menjadi khawatir kalau-kalau racun akan mengamuk hingga hawa jahat telanjur masuk ke jantung, untuk melenyapkannya tentu akan susah.

Biasanya Po-ting-te dapat bertindak tegas dan cepat ambil keputusan. Tapi kejadian di depan matanya sekarang menyangkut baik buruk selama hidup Toan Ki. Kalau sedikit ayal, mungkin akan membahayakan jiwa anak muda itu. Dalam keadaan kepepet, biarpun akibatnya mungkin celaka, terpaksa harus dicobanya juga. Maka katanya, "Ki-ji, biar kuajarkan padamu tentang memutarkan hawa menuju ke pusat."

Habis ini, segera ia mengajarkan penuntun ilmu itu kepada Toan Ki sambil tangan sendiri tetap berlatih menurut gambar.

Sambil mendengarkan petunjuk sang paman, satu kata demi kata dituruti Toan Ki untuk melaksanakannya. Inti Lwekang keluarga Toan dari Tayli itu memang sangat hebat, selesai Toan Ki melakukan petunjuk sang paman, hawa yang bergolak tadi juga sudah dapat ditarik masuk ke pusat. Maka terasalah badannya makin segar, rasanya enteng seakan-akan melayang ke udara.

Melihat wajah pemuda itu berseri-seri girang, Po-ting-te malah menyangka sang keponakan terlalu dalam keracunan dan kelak akan sukar disembuhkan lagi. Maka diam-diam ia sangat menyesal.

Meski Koh-eng Taysu sejak tadi tetap duduk menghadap dinding, tapi percakapan kedua orang dapat diikutinya semua. Setelah selesai mendengar Po-ting-te mengajarkan kepandaiannya kepada Toan Ki, segera ia berkata, "Thian-tim, ketahuilah bahwa segala apa sudah takdir Ilahi, maka engkau tidak perlu khawatir bagi orang lain, yang penting sekarang lekas kau latih Siau-yang-kiam saja!"

Po-ting-te mengiakan dan memusatkan kembali perhatiannya untuk melatih Siau-yang-kiam yang diwajibkan di antara Lak-meh-kiam-hoat itu.

Dalam pada itu hawa murni dalam tubuh Toan Ki yang sangat padat itu sudah tentu tak dapat dipusatkan seluruhnya dalam waktu singkat, cuma penuntun dasar yang diterimanya dari Po-ting-te itu dapat berjalan dengan lancar dan semakin cepat.

Pendekar Negeri Tayli (天龍八部~Thian Liong Pat Poh) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang