Kasihan bila harus melihat adikku yang selalu dimarahi oleh mamah hanya karena lama dalam melakukan aktifitas padahal bagiku itu biasa saja.
Saat hari pertama masuk sekolah dia dimarahi oleh mamah karena terlalu lama di kamar, tapi aku juga tahu kalau dia sedang membereskan kamarnya.
Sebenarnya Lica bukan lah anak kandung mamah dan papah dan tentunya bukan adik kandung aku. Lica tidak tahu mengenai hal ini, akan tetapi kita sepakat untuk memberitahukan kepada dia saat umur dia mencapai 17 tahun.
Mamah, mamah selalu saja memperlakukan Lica bukan sebagai anak kandung. Walaupun Lica memang bukan anak kandung tetapi setidaknya perlakukan dengan baik.
Aku, aku menyukai Lica bukan sebagai adik tetapi sebagai perasaan ke lawan jenis. Bukannya aku dan Lica tidak sedarah dan Lica tidak pernah di beri ASI oleh mamah, jadi sah-sah saja bukan?
^_^
Saat dalam perjalanan Lica bertanya kepadaku kalau aku malu atau tidak dekat dengannya, hhhh pasti selalu pertanyaan itu yang dia akan tanyakan. Ngapain harus malu coba kan dia adikku. Dia selalu takut kalau aku malu bila dekat dengannya seperti mama dan Riani.
Baru saja aku sampai di sekolah dengan Lica dan sedang asik-asiknya bercanda dengan Lica, tiba-tiba Milli datang. Hhhh aku lelah dengan cewe ganjen ini
"Hai sayang, kok kamu bareng sama si cupu ini sih?" ucap Milli sambil melirik Lica sinis. Apa coba sayang-sayangan, perasaan aku gak pernah deh pacaran sama siluman satu ini, terus tadi apa? Dia bilang kalau Lica ini cupu. Parah nih siluman.
"Cupu? Kau bilang dia cupu? Dia ini adik gue jangan pernah ngehina dia, dan satu lagi lo jangan pernah panggil gue dengan embel-embel sayang, karena apa? Karena lo bukan cewe gue dan lo bulan tipe gue. Paham?" ucapku dingin
Males banget harus berurusan dengan nenek lampir satu ini.
"Kak aku ke kelas duluan ya takut tidak kebagian tempat duduk di depan" izin Lica. Aku tahu kalau itu hanya alasan saja untuk meninggalkan aku dengan si nenek lampir ini.
"Hmmm yaudah belajar yang rajin ya" ucapku dengan senyum manis dan aku mengelus puncak kepalanya. Lah dia malah langsung lari ke kelasnya.
Untung aku jadi pembimbing kelas dia jadi bisa mantau. Aku suka sama dia, aku cinta sama dia, aku sayang sama dia, bukan sebagai adik tapi sebagai laki-laki menyukai lawan jenisnya
^_^
"Rian ayo sekarang kita ke kelas X IPA 1" ucap Hanifah kepadaku, yess sekarang ke kelasnya Lica pingin tahu bener atau tidak dia duduk di depanbdan dia duduk dengan siapa
Aku masuk ke kelasnya untuk memberitahu agar memilih ketua kelas dan wakilnya, sekertaris, bendahara, dll. Saat aku masuk banyak sekali perempuan-perempuan yang menjerit saat melihat aku. Biasalah orang ganteng selalu banyak yang suka. Kepedean banget...
Aku mencari dimana Lica duduk, dia duduk di barisan kedua dan dia sebangku bersama seorang cowo. Aku menghampiri meja Lica.
"Dek nanti pulang sama kakak" aku berbisik kepada Lica yang membuat para perempuan di kelas ini menatap Lica dengan pandangan iri
"Ya iyalah pulang sama kakak emang mau sama siapa lagi?" ucap Lica dengan suara keras. Aku paham pasti dia ingin membuat iri yang lain. Adik ku ini ada saja kelakuannya.
"Haha iya sih" ucapku sambil mengacak-acak rambutnya. Abis aku gemes banget sama adik ku yang ini.
"Hai kak Rian udah lama gak ketemu" sapa teman yang dibelakang Lica, kok dia kenal aku sih? Oh aku ingat dia kan Siti sahabat Lica dari sd
"Hai juga, iyalah udah lama gak oernah ketemu kamu nya aja gak pernah main kerumah kakak lagi" balasku
"Gimana mau main kerumah kakak kalau dari masuk SMP sampai lulus aku sama Angel gak pernah satu kelas" jelas siti dengan tampangnya yang menurutku menggemaskan.
"Alasan tidak diterima. Kan kamu bisa main kerumah kaya biasanya" ucapku yang membuat raut wajah Siti semakin lucu
"Hehe iya deh maaf" aneh ni anak malah minta maaf kan gak ada yang salah. Teman Lica memang selalu saja aneh-aneh seperti Lica.
"Yaudah kalian belajar yang bener" ucapku lalu mengelus kepala Lica dan Siti. Kebiasaan dari dulu
"Iya" jawab mereka bersamaan.
Setelah Hanifah menyuruh mereka semua untuk berkenalan kami keluar kelas.^_^
Waktumya pulang semua pembimbing kelas masuk ke kelas yang di bimbing. Setelah berdo'a yang dipimpin oleh Hanifah aku langsung mengajak Lica pulang takut dimarahi mamah karena pulang telat.
"Dek ayo pulang" ajak ku. Lica pun pamit kepada teman-temannya tapi dia bikin bete aku, dia sebut aku tukang ojek. Oke ini lebay, aku langsung pergi aja. Dia berlari mengerjarku. Aku berhenti di parkiran, aku melihat Lica sedang menghampiriku
"Kok aku ditinggal sih kak" ucapnya kesal. Kok lucu ya mukannya kalau lagi kesel gitu.
"Salah sendiri kakak kamu yang ganteng ini di bilang tukang ojek" ucapku sambil mengerucutkan bibir
"Emang betul kok kakak tukang ojeknya aku, wleee" jawab Lica sambil menjulurkan lidahnya.
"Sudah ayo pulang" ajak ku, aku langsung menaiki motorku
"Nih" aku menyodorkan helm kepada Lica saat dia sudah menaiki motor.
Diperjalanan hanya hening tidak ada yang mengajak ngobrol percuma kalau mau ngobrol juga gak akan terdengar juga.
^_^
Sampai di rumah aku langsung menaiki tangga menuju kamarku untuk berganti pakaian, Lica mengikutiku dari belakang karena kamar kami bersebelahan. Setelah ganti baju aku langsung ke kamar Lica soalnya ada yang ingin aku bicarakan untung mamah gaada jadi kalau aku ke kamar Lica tidak apa-apa.
Tok tok tok
"Lica kakak boleh masuk?" teriak ku agar terdengar oleh Lica
"Bentar kak" balas Lica tidak lama pintu terbuka muncul lah bidadari cantik. Lica
"Ada apa kak?" tanya Lica yang ada diambang pintu
"Suruh masuk dulu kek pegel nih kaki" ucapku tapi langsung masuk kamar Lica dan duduk di kasur Lica
"Issshhh si kakak belum juga aku suruh masuk main nyelonong aja" sungut Lica aku hanya senyum watados
"Sini duduk dulu, ada yang mau kakak tanyain" ucapku samil menepuk tempat kosong di depanku. Lica menutup pintu dan melangkah untuk duduk di hadapan ku.
"Mau nanya apa?" tanya Lica tidak sabar. Ini anak gak sabaran banget
"Sabar kali dek, kakak mau nanya cowo yang duduk sebangku sama kamu siapa?" tanyaku
"Jadi kakak kesini cuma mau nanya itu?" ucap Lica kaget, aku hanya menganggukan kepala
"Gaada kerjaan banget sih kak cuma nanya itu" Ini anak bukannya jawab malah ngoceh terus
"Biarin napa, cepet jawab aja" suruh ku tak sabar
"Cowo itu namanya Angga, emang kenapa?" jawab Lica dan malah balik nanya
"Gak papa cuma nanya aja" ucapku dan langsung keluar kamar Lica. Sebelum keluar aku melihat muka Lica yang menatap ku dengan tatapan tidak percaya, mungkin dalam fikirannya buat apa aku datang ke kamarnya hanya untuk menanyakan itu saja.
^_^
Udah aja kali yaaa
Ceritanya makin ancur, gak dapet hidayahh😵
Ditunggu kritik dan sarannya
Makasih buat guru bk yang udah ngasih saran😆Maaf bila typo bersebaran gak sempet ngedit lagi
Jangan lupa vomment
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel {Selesai}
Teen FictionBagaimana rasanya jika tidak pernah dianggap oleh anggota keluarga? Inilah yang dialami oleh gadis bernama Amanda Angelica. Dia selalu diperlakukan seperti pembantu. Selalu diabaikan, hanya satu dari semua anggota keluarganya yang peduli kepada gad...