Bila ada typo bersebaran mohon di comment ya biar aku nya langsung tau.
Oke
Happy reading
^_^
Angelica POV
Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam, hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan.
Sekarang aku sedang menghadapi ujian kenaikan kelas. Yup sekarang aku mau naik kelas 11. Dan sekarang hari terakhir ujian pelajarannya pun aku lumayan suka. Apasih yang aku gak suka dari pelajaran.
Bel berbunyi pertanda ujian sudah selesai. Ahhh akhirnya ujian nya sudah selesai. Tiba-tiba aku mengingat kejadian saat piknik beberapa bulan yang lalu setelah kejadian itu mama jadi tambah tidak suka kepada ku, mama menjadi sering memarahi ku. Hanya karena hal sepele mama jadi sangat marah kepadaku? Ahhh sudah lahh. Semoga hasil dari ujian ini aku mendapatkan peringkat mungkin saja dengan aku berprestasi mama tidak terlalu membenciku.
^_^
Aku bersama sahabat-sabahabatku pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sudah terkuras dengan berfikir.
"Ujian nya kan udah selesai gimana kalau kita main?" usul Salsa. Main? Sepertinya bukan ide yang buruk, setelah satu minggu full kami menguras otak sepertinya dengan pergi bermain akan menjernihkan otak kembali.
"Memangnya mau main kemana?" tanya Angga.
"Kita ke Mall saja, kita ke bioskop" usul Siti. Ke Mall aku setuju, tapi... Mama pasti tidak mengijinkan 😔 apa aku tanya dulu ke Kak Adri?
"Hmmm boleh juga usul kamu Sit, tapi kayaknya gue harus ijin dulu ke Kak Rian deh" ucapku.
"Ya sudah cepat"
Aku pun menelfon Kak Adri, dalam sambungan ke tiga Kak Adri langsung mengangkatnya.
"Halo, assalamualaikum, ada apa nelfon Kakak, Lic?"
"Waalaikumsalam, kakak dimana? Aku mau minta ijin buat main sama temen-temen ya kak" ucapku
"Kakak di rumah, mau main kemana??"
"Ke Mall, boleh ya?"
"Ngapain? Emang ada uang?" tanya Kak Adri.
"Mau nonton, ada dong, boleh ya refresing kak mumpung udah selesai UKK nya. Sekalian ijinin ke Mama ya"
"Ya udah hati-hati pulang seperti biasa sampai jam 5, jangan lebih dari jam 5. Iyaa nanti kakak ijinin ke Mama. Udah kakak tutup. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Untung Kak Adri ada di rumah jadi nanti ijin ke Mama nya gampang. Kak Adri enak sekarang lagi bebas karena sudah beres ujian nya.
"Gimana boleh gak?" tanya Siti. Aku hanya mengangguk saja.
"Oke sekarang kita caw" ucap Salsa dengan semangat.
Kami akhirnya berangkat, aku dibonceng oleh Angga, Siti dan Salsa membawa motor masing-masing.
Kami sampai di salah satu Mall yang berada di Bandung tepat pukul 1 siang, ya karena sedang ujian jadi pulangnya cepat.
Sebelum ke bioskop kami makan dulu di restoran korea, awalnya Angga sempat menolak karena dia tidak menyukai yang berunsur korea-korea tapi dia kalah dengan kami, ya iyalah kalah lah 3 lawan 1. Dengan amat sangat terpaksa Angga akhirnya setuju untuk makan di restoran korea.
Aku, Siti, Salsa memesan bibimbap -nasi dengan sayur dan daging di satukan dalam satu mangkuk tteokbeokki - nama kue beras pedas khas korea- dan minumnya lemon tea. Karena Angga tidak tahu masakan korea jadi dia di samakan saja dengan para perempuan tapi tanpa tteokbeokki.
Tak berapa lama pesanan kami tiba, kami langsung menyantapnya karena memang sudah lapar juga sih. Selesai makan kami langsung menuju bioskop. Kami lebih memilih menonton Danur karena memang kami ingin menonton film bergenre horror.
2 jam kami menonton film tersebut. Hari pun sudah semakin sore kami memutuskan untuk langsung pulang saja.
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu mengalir di hidung ku. Aku coba meraba, aku terkejut ternyata darah keluar dari hidungku. Mimisan, kenapa aku bisa mimisan tapi memang akhir-akhir ini aku sering mimisan.
"Siti kita ke kamar mandi dulu yu" ajak ku karena memang Siti yang berada di dekatku. Siti pun melihat ke arahku.
"Yaampun Njel kenapa lo bisa mimisan gini. Angga, Salsa" ucap Siti panik dan dia memanggil Angga dan Salsa yang memang sudah agak jauh jaraknya dengan kami.
Mereka pun berbalik menghampiri aku dan Siti.
"Ada apa sih Sit?" tanya Angga dengan nada kesal. Mungkin dia kesal karena Siti teriak-teriak di Mall.
"Ini Angel, dia mimisan" jelas Siti. Sontak Angga dan Salsa melihat ke arahku. Plis deh ini darah makin banyak keluar walau sudah aku sumpal hidungku menggunakan tissue mereka malah panik duluan.
"Hey lebih baik kita mengantar Lica ke toilet dulu lihat darahnya makin banyak" ujar Salsa. Hhhhh untung masih ada yang bersikap tenang.
Aku pun diantar oleh para sahabatku ke toilet, Angga menunggu di luar toilet. Ya iyalah nunggu di luar masa ikut masuk kan toilet cewe.
Tapi saat aku membasuh lubang hidungku dari darah tiba-tiba kaki ku seperti mati rasa, aku tidak dapat menahan berat tubuhku, dan tangan ku juga terasa lemas benar-benar tidak bisa di gerak kan.
Aku hampir saja terjatuh kalau saja Salsa dan Siti tidak segera menahan ku.
"Lo kenapa Njel?" tanya Siti khawatir. Aku pun menggeleng.
"Gue juga gak tahu" jawabku dengan suara serak menahan tangis. Akhirnya Siti dan Salsa memegangi ku, takut jika aku terjatuh kembali.
Aku coba menggerakkan tangan ku masih tidak bisa, aku mendesah pasrah. Mungkin kedua sahabatku ini mendengar aku mendesah mereka langsung melihat ke arah ku.
"Ada apa?" tanya Siti.
"Tangan gue gak bisa di gerakin, rasanya lemes" jawabku sambil menahan tangis.
"Kok bisa?" kali ini Salsa yang bertanya. Aku hanya menggeleng dan meluncurlah air mata yang sedari tadi ku tahan.
"Ya sudah gue bersihin darah lo itu ya, tapi jangan nangis, ok" ucap Salsa. Aku pun menganggukkan kepala, lagi-lagi hanya menjawab menggunakan gerakan kepala.
"Udah ini kita ke rumah sakit ya?" ajak Siti. Aku hanya mengangguk saja.
"Lo bisa jalan gak?" tanya Salsa dengan nada khawatir. Aku mencoba untuk berjalan ternyata bisa.
"Bisa kok. Tapi kalian harus ada di deket gue ya takut nya gue jatuh lagi" pintaku. Kami pun keluar dari toilet.
"Udah?" tanya Angga saat melihat kami keluar. Kami bertiga mengangguk kompak.
"Tapi ke rumah sakit dulu ya, Ngga" ucap Siti.
"Mau ngapain?" tanya Angga. Siti pun menjelaskan apa yang terjadi saat di dalam toilet.
"Ya sudah sekarang kita ke rumah sakit nya" ajak Angga. Kami pun berjalan keluar Mall dan ke parkiran langsung menuju rumah sakit.
^_^
Kami sampai di rumah sakit, dan ternyata salah satu dokter disini adalah pamannya Salsa jadi kami tidak menunggu lama.
Aku dan Salsa masuk ke ruangan Dokter Fahril. Aku di periksa awalnya Dokter Fahril menanyakan keluhan ku, aku menceritakan apa yang terjadi saat tadi di toilet Mall, Dokter pun menyarankan untuk melakukan tes darah dan ct scan, aku langsung setuju demi kebaikan ku.
Setelah melakukan tes darah dan ct scan aku pulang diantar oleh Angga. Sebelumnya dokter memberitahu hasilnya akan keluar satu minggu lagi.
Sampai di rumah aku memikirkan ada apa dengan ku ini?
^_^
TBC
Cukup sekian dan terima kasih yang sudah mau membaca cerita abal-abal ku ini, terima kasih yang sudah vote dan komen _Cakka, terima kasih juga yang menjadi siders
24-03-17
Repost 07-10-18
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel {Selesai}
Ficção AdolescenteBagaimana rasanya jika tidak pernah dianggap oleh anggota keluarga? Inilah yang dialami oleh gadis bernama Amanda Angelica. Dia selalu diperlakukan seperti pembantu. Selalu diabaikan, hanya satu dari semua anggota keluarganya yang peduli kepada gad...