9. Bully (2)

3.7K 180 20
                                    

💞💞💞
Aku pun kembali membaca novel yang sempat tertunda karena gangguan dari Angga.

Tapi aku sudah tidak konsen lagi membaca novelnya karena terbayang-bayang sikap Angga yang menjadi penurut.

Lupakan saja lah.

^_^

Bel istirahat pun berbunyi aku bersama teman-temanku berjalan menuju kantin.

Saat sampai kami langsung mencari tempat duduk setelah mendapatkan tempat duduk Angga yang memesan makan.

Sambil menunggu Angga memesan makanan aku mengobrol dari mulai cogan di sekolah, sampai novel yang baru keluar yang belum sempat kami beli.

Sedang asik-asiknya kami mengobrol aku melihat Milli dan dayang-dayangnya. Aku mencoba bersikap biasa saja.

Byur....

Cairan berwarna merah muda dan berbau strawbery dan dingin mengalir di kepalaku.

Aku terkejut begitupun dengan sahabat-sahabatku bahkan Angga yang baru saja kembali dari memesan makanan menatapku dan Milli bergantian dengan raut wajah antara khawatir dan heran.

"Hahahahaha" suara tawa Milli yang menyeramkan membuat kami mengernyit.

"Maaf ya kak, maksud kakak apa menyiram teman saya?" tanya Angga setelah sadar dari keheranannya.

"Salah dia sendiri yang merebut Rian dari gue" ucap Milli dengan nada kesal.

"Aku harus bilang berapa kali sih kak kalau aku gak ngerebut Kak Rian dari kakak" ucapku tegas. Tiba-tiba Milku menjambak rambutku otomatis aku berteriak kesakitan.

"Awwww" ringisku dan dia malah makin ngencangkan jambakannya.

Dan untung saja saat itu Kak Adri datang. Huft aku dan teman temanku bisa bernafas lega.

"Heh Milli apa yang lo lakuin ke pacar gue hah?" ucap Kak Adri marah dan langsung mencekal tangan Milli yang dari tadi berada di rambutku.

"Rian sayang ini gak seperti yang kamu pikirkan kok" ucap Milli dengan wajah memelas ahh tidak dia sengaja memasang wajah sememelas mungkin. Hih aku saja ingin muntah melihat raut wajahnya.

"Diem lo nenek lampir" ucap Kak Adri dan langsung membawaku pergi dari kantin dan teman-temanku mengikutiku dengan Kak Adri.

"Rian kok kamu ninggalin aku sih dan kenapa kamu memanggil ku nenek lampir. RIAN!!!" teriak Milli. Apa dia tidak malu menjadi bahan tontonan di kantin ahhh mungkin saja urat malunya sudah putus.

^_^

"Kamu gak papa kan dek?" tanya Kak Adri kepadaku setelah aku membersihkan diri di wc. Dan sekarang kami sedang duduk di taman sekolah yang memang jarang di lewati oleh murid.

Ya memang tadi Kak Adri membawaku langsung ke wc dan Kak Adri menyuruh Salsa dan Siti untuk membeli seragam baru di koperasi.

"Gak papa kak. Kakak tenang saja" ucapku berusaha agar Kak Adri tidak khawatir lagi kepadaku karena aku tidak tega melihat kekhawatiran dari wajahnya.

"Tapi bagaimana kalau si nenek lampir itu menjahati kamu lagi?" tanya Kak Adri lagi begini nih kalau dia sedang khawatir banget pasti kayak gini.

"Kakak tenang saja kan ada teman-teman Lica yang jagain Lica" ucapku sambil tersenyum. Kak Adri pun ikut tersenyum setelah mendengar ucapanku.

"Yaudah sekarang balik ke kelas sana" usirku .

"Kamu juga lah balik ke kelas. Ayo kakak anter" lah malah diantar dikira aku anak sd apa harus diantar segala.

"Gak usah lah kak, kaya anak kecil aja harus dianter"

Angel {Selesai}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang