Bila ada typo bersebaran komen aja ya
Happy reading
^_^
Adriansyah POV
Keesokan harinya aku terbangun karena suara alarm saat melihat jam sudah menunjuk kan pukul 5 subuh, aku segera menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan menjalankan sholat subuh. Selesai sholat aku turun ke bawah biasanya setelah sholat aku akan mandi karena sekarang weekend jadi ya mandinya nanti aja agak siangan.
Saat aku sudah turun aku merasa aneh, tumben mama weekend udah bangun dan kelihatannya lagi sibuk di dapur, aku menghampiri Mama dan memeluknya dari belakang.
Walaupun mama orangnya suka bikin aku kesal karena selalu mengabaikan Lica tapi tetap saja aku sangat sayang pada Mama ku ini.
"Tumben mah weekend pagi udah sibuk di dapur" ucapku.
"Kenapa? Emangnya gak boleh mama sibuk di dapur?" tanya mama sinis.
"Bukan gitu juga kali mah ya agak aneh aja sih. Hehe😁" ucapku.
"Kan sekarang kita mau piknik" ucap seseorang suaranya seperti laki-laki yang ntah datang dari mana, ahhh itu pasti papa, aku pun menoleh dan benar saja itu papa.
"Rian bisa kamu lepas kan pelukan mu pada mama?" tanya papa dingin, hahaha pasti papa mulai cemburu kerjain dikit ahhh.
Aku pun makin mengeratkan pelukan ku pada mama, dan mama pun membalas ku. Aku lihat papa wajahnya sudah memerah pasti bentar lagi ngamuk sebelum papa ngamuk lebih baik aku kabur saja. Aku pun lari ke arah ruang keluarga. Selang beberapa lama aku di ruang keluarga papa datang.
"Yan sekarang kamu siap-siap gih kan sekarang mau piknik" suruh papa.
"Rian aja nih yang diajak?" tanya ku dengan nada sedikit mengoda, ehhh
"Ya nggak lah Riani juga ikut" ucap Mama tiba-tiba. Riani juga ikut tapi kok Lica gak diajak ya?
"Lica gak diajak mah, pah?" tanyaku mengerluarkan pertanyaan yang sudah daritadi berada di otakku. Aku menatap kearah Papa untuk meminta jawaban.
"Tanya aja mama mu" ucap Papa seperti tahu arti tatapan ku.
"Gimana mah Lica di ajak ya" pinta ku dan juga memasang wajah memelas.
"Gak deh, daripada nanti Mama gak nikmatin piknik nya karena anak itu" ucap mama menohok hatiku. Sebenci itu kah mama?
"Tapi Mah Lica juga butuh refresing aku mohon ya mah ajak Lica" ucapku memohon. Aku menatap Papa meminta bantuan, aku melihat Papa mengangguk kecil.
"Yaudah mah sekali ini aja biarkan Angel ikut" ucap Papa.
"Hmmm ya udah terserah kalian tapi Angel jangan sampe deket mama. Mama gak mau" ucap mama. Perkataan mama sangat menyakitkan untung saja Lica sedang di kamarnya.
"Sekarang kamu siap-siap sekalian bangunin Angel dan ajak Angel biar Riani sama Mama di bangunin nya" suruh Papa. Aku pun langsung melenggang pergi menaiki anak tangga untuk menuju ke lantai 2 kamar ku dan kamar Lica berada.
Aku masuk ke kamar Lica tanpa mengetuk pintu, karena aku yakin Lica masih tidur, tadi sebelum aku kesini aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 6. Benar dugaan ku kalau Lica masih tidur. Aku pun membangunkannya, Lica bukan tipe orang yang susah untuk di bangun kan jadi guncangan sedikit di bahunya sudah membuat dia terbangun.
"Ada apa kak?" tanya Lica saat dia sudah terbangun tapi belum sepenuhnya karena nyawanya belum terkumpul semua.
"Sekarang kamu siap-siap kita bakal piknik" suruhku.
"Piknik? Gak ah kak" tolaknya
"Kenapa gak mau?" tanyaku.
"Pasti mama sama Riani gak mau ada aku" ucapnya lirih. Dia langsung menunduk, aku memegang dagunya agar dia melihatku.
"Hey malah Mama udah kasih ijin biar kamu ikut. Sekarang kamu mandi ya, dandan yang cantik..." ucapku aku lihat Lica akan membuka suara tapi segera ku potong "Gak ada penolakan" Lica langsung bangkit dan menuju kamar mandi. Setelah Lica masuk ke kamar mandi aku keluar kamarnya dan menuju kamarku tentunya untuk bersiap-siap juga.
Sekitar 20 menitan aku sudah siap. Aku bergegas turun ke bawah, Lica pun sudah ada di bawah tapi seperti biasanya dia selalu terasingkan. Aku berdehem agar mereka semua menyadari keberadaan ku.
"Ayo berangkat" ucapku saat semua menatap ku."Okey lets go karena semua telah berkumpul" ucap Papa sambil bangkit dari duduknya.
Kami semua langsung menuju mobil. Papa yang menyetir mobil, mama di samping papa, aku dan adik-adik ku di kursi penumpang di belakang dengan posisi aku di tengah-tengah, Lica di sebelah kananku dan Riani di sebelah kiriku.
Tak terasa kami semua sudah sampai di salah satu tempat wisata di Lembang. Saat ini tidak terlalu ramai karena memang bukan musim libur sekolah.
Awalnya piknik berjalan lancar, aku bersama Lica berfoto ria kadang dengan Riani juga. Sesuai janji ku aku tidak membiarkan Lica dengan mama, ya karena aku juga tidak ingin kalau acara piknik ini jadi kacau.
Saat sedang berfoto Lica meminta izin kepada ku untuk ke toilet sebentar. Baru saja Lica meninggalkan ku, aku mendengar mama seperti sedang marah-marah. Aku pun mengahampiri Mama. Ternyata mama sedang marah kepada Lica dan aku lihat Papa mencoba untuk menenangkan mama dan Lica terus saja bergumam meminta maaf.
"Ada apa ini?" tanyaku. Mama menjelaskan ternyata tadi Lica akan menuju kamar mandi, mama dan papa entah darimana aku gak begitu mengerti karena mama bicara nya cepat, lalu Lica dan Mama papasan tanpa sengaja tidak tahu itu Lica atau Mama pokoknya mereka bertabrakan dan mama hampir jatuh dan untungnya papa ada di belakangnya. Seperti itu lah kira-kira ceritanya.
Selalu saja karena hal sepele tapi yang berhubungan dengan Lica mama pasti langsung marah-marah. Aku mencoba untuk menenangkan mama dan menyuruh Lica ke kamar mandi karena tadi dia memang ijin untuk ke kamar mandi kan. Lica pun bergegas pergi ke kamar mandi sambil menutupi hidungnya.
'Dia kenapa?' batinku.
^_^
End
Udah aja ya sampai di sini aja ceritanya
Tapi upit. Bohong belum end kok tenang aja. Dikit ya? Gj ya? Maaf kan aku lagi bingung harus gimana. Aku butuh kritik dan saran kalian butuh vote juga sih itu yang membuat aku semangat untuk melanjutkan cerita ini.
Walau kurang feelnya 😢😢😢 tapi aku mencoba untuk dapet feel nya tapi gak bisa😭😭😭😵😵😵😲😲😲😲
Intinya aku minta vote dan comment kalian. Ditunggu oke?
TBC
21-03-17
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel {Selesai}
Teen FictionBagaimana rasanya jika tidak pernah dianggap oleh anggota keluarga? Inilah yang dialami oleh gadis bernama Amanda Angelica. Dia selalu diperlakukan seperti pembantu. Selalu diabaikan, hanya satu dari semua anggota keluarganya yang peduli kepada gad...