Chapter 6

4.9K 298 11
                                    

Sinar matahari menembus melalui tirai dan membuat Luhan terbangun, gadis itu membuka matanya perlahan-lahan. Tubuhnya terasa sedikit menggigil akibat pendingin ruangan yang dinyalakan, ia menarik selimut sampai menutupi seluruh badannya.

Baru saja ia akan kembali menjelajahi dunia mimpi saat seseorang memeluknya dengan erat dari belakang. Tak lama setelah itu nafas yang hangat berhembus di lehernya, Luhan membelalak, ia tidak mengingat apapun semalam dan rasanya tidak ada orang lain di kamar yang ia tempati.

Gadis itu merangkak perlahan-lahan dan turun dari kasur. BRAK! Ia terjatuh. Luhan benar-benar lupa dengan keadaan kakinya, selain itu kepalanya langsung terasa sangat pusing.

"Sepertinya aku mabuk semalam," gumamnya. Namun yang lebih membuatnya terkejut adalah ia tidak mengenakan sehelai benang pun pada tubuhnya. Ia segera berusaha untuk berdiri dan mencoba mencari sesuatu di dalam lemari seperti semalam.

Sehelai kain berwarna hitam membuatnya terpaku, ia mengambil benda itu dan ternyata itu adalah pakaian dalam. Tunggu... itu bukan sekedar pakaian dalam, itu adalah miliknya.

Dalam sekejap seluruh ingatannya saat mabuk kembali, rasanya seperti sebuah Usb dimasukkan ke dalam otaknya. Ia mengingat semua kejadiannya, nafasnya tercekat, ia menoleh kearah sosok di atas kasur, dan benar, itu adalah Sehun.

Luhan mengerjap, ia masih tidak bisa percaya jika mereka berdua melakukan hal semacam itu semalam. Bagaiman ia akan bertingkah di hadapan Sehun? Bagaimana jika ayahnya mengetahui hal ini? Bagaimana jika Jihyun tau?

"Aniyo, aku mabuk. Aku tidak sadar apa yang aku lakukan," ucapnya pelan.

Aish! Tapi aku benar-benar tidak percaya kalau aku melakukannya! Ia menjambak rambutnya beberapa kali sambil menggerutu.

Dengan terburu-buru ia membuka lemari yang ada di hadapannya dan mencari-cari kaus yang dapat ia gunakan untuk sementara. Untung saja ada sebuah celana pendek dan kaus berukuran besar di dalam lemari itu. Lebih baik lagi, ada pakaian dalam untuk perempuan.

"Ya, bukankah ini kamar Sehun? Kenapa ada pakaian dalam wanita?" gumamnya. Namun ia tak repot-repot memikirkan hal itu, ia langsung mengambilnya dan berjalan perlahan-lahan ke kamar mandi.

Sembari membasuh diri dan mengganti baju, Luhan mencoba untuk melupakan kejadian semalam dan menganggapnya tak pernah terjadi, namun ia selalu terbayangkan saat mereka berciuman dan melakukan hal lainnya.

"Aish!" pekiknya kesal.

Akhirnya ia pun selesai membasuh diri, ia berdiri di hadapan cermin, luka di kepalanya sudah membaik, namun ia harus mengganti perbannya dan sebuah plester untuk luka di pipinya yang terasa perih.

Luhan memandangi bayangan dirinya di cermin, memar di tubuhnya bertambah banyak, bahkan luka-luka sebelumnya belum sembuh sepenuhnya, dan sekarang bekas luka di tubuhnya akan semakin banyak.

Ia menghela nafas, "Seharusnya aku tidak bertengkar dengan Taewoo, harusnya aku mendengarkan Chanyeol, ah, ne. Apa yang terjadi dengan laki-laki itu ya, sepertinya kemarin ia ditemukan petugas keamanan, apa dia sudah bangun?"

Luhan merapihkan rambutnya sebisa mungkin dan mengikatnya. Gadis itu perlahan-lahan berjalan keluar dari kamar mandi, ia tak mau membuat luka di kakinya bertambah parah.

Saat ia keluar dari kamar mandi, Sehun masih tertidur nyenyak di atas tempat tidur, Luhan berjalan dengan sangat tenang agar tidak membangunkannya, lagipula apa yang akan ia katakan jika berhadapan dengan laki-laki itu?

Gadis itu segera mengambil barang-barang miliknya dan keluar dari kamar hotel, sayangnya kondisi kakinya semakin buruk, ia tidak mempunyai sepatu lain selain high heels yang ia gunakan semalam. Luhan mencoba mencari sandal yang biasa disediakan di hotel, namun ia tidak bisa menemukannya di dalam kamar.

love is not for us ; hunhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang