Chapter 23

2.5K 194 7
                                    

Seorang laki-laki dengan jas dokter keluar dari salah satu ruangan pasien sembari membawa selembar catatan pasien. Rumah sakit terlihat lengang, jumlah pasien mulai berkurang, kini tersisa para dokter dan perawat.

"Dr. Oh." Sebuah suara yang terdengar familiar memanggil namanya.

Sehun pun berbalik dan mendapati seorang gadis berdiri menatapnya. Tubuhnya yang sudah lelah terasa semakin berat setiap kali berhadapan dengan gadis di hadapannya.

Ia menghela nafas. "Ada apa, Zo?"

"Apa kau sudah selesai dengan shift-mu?"

"Ya, aku akan pulang sebentar lagi, bagaimana denganmu?"

"Aku juga sudah selesai, mau makan malam denganku?" ucap gadis itu penuh harap.

Sehun memalingkan pandangannya, ia tidak bisa menolak permintaan Zoe, jika ia melakukannya, berarti itu sudah ke 5 kalinya gadis itu ditolak.

"Baiklah, ayo."

Sebuah senyum lebar terpampang di wajah gadis bersurai coklat itu, dengan antusias ia segera merogoh saku celananya, mengeluarkan ponsel miliknya yang berwarna pink.

"Kita akan ke sini. Tempat ini sangat bagus dan—"

Suara ponsel Sehun yang berdering menghentikan ucapan gadis itu. Laki-laki itu sedikit terkejut saat melihat nama yang tertera pada layar ponselnya, di sana tertulis 'Xi Luhan'.

"Xi Luhan? Siapa itu?" tanya Zoe. Namun Sehun tak menjawab, pikirannya dipenuhi pertanyaan, mengapa tiba-tiba gadis itu menghubunginya.

"Aku harus menjawab panggilan ini," ucapnya.

"Tunggu, kau belum menjawab pertanyaanku."

"Dia hanya salah satu rekan bisnis. Tunggu aku di mobil."

Ia segera berjalan menjauhi Zoe, menuju ke ruang tunggu yang terlihat kosong. Tanpa berpikir lebih banyak lagi, Sehun segera menerima panggilan itu.

"Halo?"

"Ternyata yang satu ini mengangkatnya." Suara seorang pria di seberang sana membuatnya terkejut. Itu bukan suara Jongin, melainkan orang lain.

"Siapa kau? Kenapa kau yang memakai ponsel nona Xi?"

"Wah wah, sepertinya kau cukup peduli dengan gadis ini, apa kau kekasihnya? Atau keluarganya?"

"Jangan banyak bicara. Siapa kau sebenarnya? Apa yang kau mau dari nona Xi?"

Pria itu tertawa dengan intonasi mengejek. "Apa kau bisa menolongku? Mr. Oh? Jika kau bisa membantuku, mungkin aku akan membebaskan nona Xi."

"Katakan apa yang kau mau."

"Sepertinya kau mudah menyerah ya," ucapnya, "Aku akan mengirimkan sebuah alamat kepadamu, datang ke tempat itu dalam 30 menit, lalu aku akan memikirkan kelanjutannya."

"Apa yang—" Panggilan terputus. Menyisakan suara Sehun di tengah ruangan itu.

Sehun terdiam sejenak, ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, namun seketika ia menyadari bahwa ia tak punya waktu untuk berpikir.

Tak lama kemudian, sebuah pesan dikirimkan padanya melalui ponsel Luhan. Jarak tempat itu tak terlalu jauh dari rumah sakit, mungkin sekitar 20 menit dengan mobil.

Sehun langsung beranjak dari tempat duduknya dan berlari ke lift, untung saja ia tiba tepat waktu. Pintu lift terbuka saat ia sampai, telunjuk kanannya segera menekan tombol untuk ke basement.

love is not for us ; hunhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang