Chapter 9

3.7K 270 6
                                    

“A... apa maksudmu?”

“Kurasa aku salah sudah menunggu,” ucap Chanyeol sambil terkekeh. Luhan terdiam, ia mengerti apa yang Chanyeol maksudkan, namun ia berdoa agar hal itu tidak benar.

“Aku menyukaimu. Sejak tahun terakhir SMP, tapi kau tidak pernah menyadarinya, lucu sekali.”

“Chanyeol-a...”

“Aku harus pergi. Sebaiknya kau segera memberikan jawaban kepada Sehun, jangan biarkan dia menunggu, karena menunggu seseorang itu menyakitkan,” sekali lagi laki-laki itu tersenyum kemudian keluar dari rumahnya.

Luhan tidak bergerak dari meja makan selama beberapa jam, pikirannya kacau. Semua hal yang terjadi sejak kemarin sampai detik ini membuat kepalanya terasa akan meledak.

Ia merasa sangat bersalah kepada Chanyeol, tapi di waktu yang bersamaan ia tidak mungkin akan menolak Sehun. Laki-laki itu pun tau kalau Luhan masih sangat menyukainya. Namun sekarang tidak mungkin ia langsung menikahi seseorang begitu saja.

Akhirnya gadis itu pun mengambil ponsel miliknya dari dalam saku celana dan segera menyalakannya. Ia menekan nomor Sehun dan segera mengirimkan pesan kepada laki-laki itu.

Luhan : Apa kau sudah tidur?

Sehun  : Aniyo. Wae? Kau sudah merindukanku? Hahaha

Luhan  : Jangan bermimpi.

Sehun  : Jangan membohongi dirimu sendiri :p. Bagaimana? Kau sudah memutuskannya?

Luhan  : Entahlah, aku tidak yakin dengan hal itu.

Sehun  : Araseo, lalu kenapa kau mengirim pesan padaku jika bukan untuk mengatakan  keputusanmu?

Luhan  : Aku hanya... molla, aku hanya ingin mengirim pesan padamu. Sudah berapa lama kita tidak melakukan hal seperti ini.kkk

Sehun  : Sekitar 11 tahun sepertinya. Benar, kita bahkan tidak saling berbicara selama 11 tahun. Bagaimana kau bisa tahan?

Luhan  : Kau sendiri bagaimana?

Sehun  : Aku? Aku masih berbicara denganmu.

Luhan  : Apa maksudmu?

Sehun  : Kau ingat boneka kecil yang kau berikan padaku dulu? Aku mengatakan boneka itu mirip denganmu dan sampai sekarang kurasa aku masih menganggapnya seperti itu. Jadi aku sering berbicara dengan boneka itu seakan berbicara denganmu.

Kata-kata itu membuat Luhan tersenyum, namun itu juga membuatnya merasa bersalah. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia bisa kehilangan salah satu dari mereka, Chanyeol atau Sehun, tapi tidak menutup kemungkinan jika ia kehilangan mereka berdua.

Luhan  : Mungkin kau sudah gila hahaha

Sehun  : Kau benar, mungkin aku memang sudah gila karenamu.

Luhan  : Ya, berhenti mengatakan hal seperti itu.

Sehun  : Wae? Wajahmu memerah?kkk

Luhan  : Ya!

Sehun  : Araseo, aku tidak akan mengatakan hal-hal seperti itu lagi.

Luhan  : Ah, ne. Soal Jihyun... bukankah kau terlalu kasar padanya? Kau benar-benar menyukainya kan?

Sehun  : Kurasa aku tidak sekasar itu. Aniyo, aku tidak menyukainya sama sekali.

Luhan : Jangan berbohong. Aku bisa melihat ekspresimu tadi saat menghubungi Jihyun. Aku tau, kau tidak bisa merelakannya.

Sehun  : *no answer*

love is not for us ; hunhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang