Chapter 21

2.7K 211 11
                                    

Mereka tiba di sebuah cafe yang cukup besar, tempat itu cukup sepi dan letaknya cukup jauh dari rumah sakit. Jongin segera keluar dari mobil dan masuk ke dalam cafe tanpa menunggu Luhan turun dari mobil.

Sejak tadi gadis itu sudah menanyakan sekitar 20 hal tentang Sehun, namun semua itu tidak dijawan oleh Jongin, pantas saja gadis itu merasa kesal. Tapi rasa penasarannya mengalahkan kekesalannya pada laki-laki itu.

Luhan pun segera keluar dari mobil dan menyusul ke dalam cafe. Saat ia masuk ia mencium aroma makanan yang sangat lezat, ternyata itu adalah aroma dari cake yang baru selesai dibuat.

Gadis itu menyadari kalau interior cafe itu memiliki desain yang cukup simple namun elegan dengan didominasi warna coklat maple. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok laki-laki yang sangat penting baginya untuk saat ini.

Jongin duduk di salah satu kursi yang berada di pojok ruangan, tepat di sebelah kaca yang dihiasi stiker tribal berwarna hitam.

"Ya, kenapa kau mengabaikanku?" ucapnya menahan emosi.

Laki-laki itu tidak mengatakan apapun, ia malah sibuk meminum iced caramel latte yang tadi ia pesan. Melihat hal itu membuat Luhan semakin marah dan ia tidak dapat menahan emosinya.

Gadis itu memukul meja di hadapannya dan berteriak, "Ya! Kim Jongin!"

Jongin membelalak kearah gadis itu, para pelanggan lain pun langsung melihat kearah mereka, namun walaupun begitu Luhan tidak mempedulikan mereka, pandangannya penuh dengan kemarahan dan terpaku pada laki-laki itu.

Ia berdiri dan tersenyum, "Maafkan dia, silahkan nikmati makanan kalian," ucapnya kepada para pengunjung itu.

"Ya! Apa kau gila? Kita bisa saja diusir dari sini!" desisnya.

"Aku tidak peduli, kau yang mengabaikanku."

"Aish, aku tidak mengabaikanmu, aku sedang mencari kata-kata yang tepat untuk menceritakan semuanya."

"Kau... tidak mencoba mengarang cerita untuk membohongiku kan?"

"Aniyo, tentu saja tidak, hanya saja ini sedikit sulit untuk diceritakan."

"Wae? Pastikan kau menceritakan semuanya padaku. Jangan sampai ada yang tertinggal."

"Araseo. Itu terjadi sekitar 2 bulan setelah kau pergi. Sehun kembali bersama Lee Jihyun, aku heran kenapa gadis itu mau menerimanya lagi, tapi itulah yang terjadi, mereka terlihat baik-baik saja namun suatu hari ia datang ke panti asuhan.

"Kupikir itu adalah hal yang wajar, namun aku menyadari ada sesuatu yang aneh. Raut wajahnya terlihat stress, kecewa, dan takut. Wajahnya sangat pucat, ia terlihat menyeramkan, seperti bukan Sehun.

"Ia mengatakan semuanya, ternyata itu tentang hubunganmu dengan Sehun, entah bagaimana ayahnya mengetahui semua yang telah ia lakukan padamu. Tuan Oh benar-benar marah, kartu miliknya di blokir dan ia diusir dari rumah, ia memang terlihat menyedihkan, namun kurasa ia pantas mendapatkannya," ucap Jongin.

Laki-laki itu meneguk minumannya lalu melanjutkan, "Setelah selesai bercerita, aku menyuruhnya untuk menemui Tuan Oh dan meminta maaf, tapi ia tidak mengatakan apapun dan segera pergi dari panti."

"Dia pergi begitu saja?" ucap Luhan.

"Eo, aku penasaran. Jadi aku membuntutinya, ternyata ia pergi ke rumah Jihyun. Sekitar 15 menit berlalu, aku mendengar suara teriakkan, tanpa berpikir panjang aku segera berlari dan masuk ke dalam rumah itu. Setelah dipikir-pikir itu adalah hal yang bodoh, aku ikut campur di dalam masalah mereka, tapi aku sangat takut, aku tidak mau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi."

"Apa yang terjadi? Apa ia melakukan sesuatu pada Jihyun?"

"Kurasa tidak, hanya saja saat aku masuk, ada seseorang disana, Kim Taewoo. Laki-laki yang cukup terkenal diantara para berandalan remaja, dia—"

"Aku tau siapa dia, lewati bagian itu."

"Mwo? Kau tau dia? Bagaimana bisa?"

"Ya, Sehun tidak memberitaumu apapun?"

"Aniyo."

"Aish, lupakan saja, kita bahas itu nanti, lanjutkan penjelasanmu."

"Geurae. Taewoo ada disana bersama 2 orang temannya, dan mereka memukuli Sehun sampai ia babak belur, seluruh tubuhnya memar dan berdarah. Melihat hal itu aku langsung berlari dan menghantam wajah laki-laki itu.

"Tapi kemudian kedua orang lainnya langsung menyerangku, aku memukul mereka beberapa kali dan langsung membawa Sehun pergi. Ternyata Jihyun menjalin hubungan dengan Taewoo tanpa sepengetahuan Sehun."

"Mwo?! Ya! Gadis sialan itu harus mendapatkan pelajaran!" teriaknya.

"Ya! Sudah kubilang jangan berteriak!"

"Ah, mian. Aku terbawa emosi," ucapnya.

"Awalnya laki-laki itu terlihat baik-baik saja, kami berjalan menuju ke rumahnya, ia tidak mengatakan apapun, jadi kupikir tidak seharusnya aku mengatakan hal apapun. Namun tiba-tiba ia berhenti, dan untuk pertama kalinya, aku melihat ia menangis."

Luhan terdiam, ia sama sekali tidak dapat membayangkan laki-laki segembira dan setangguh Sehun menangis.

"Aku mencoba menenangkannya beberapa kali, tapi ia sama sekali tidak mendengarkan, Sehun kembali berjalan, kupikir ia akan kembali ke rumah, tapi ia berbelok dan tetap berjalan. Aku berteriak dan hendak menghampirinya, namun sebuah mobil menghantam laki-laki itu.

"Tabrakan itu melukai kepalanya, kondisinya sangat parah, Sehun sempat koma selama 3 bulan. Saat ia tersadar, ingatannya hampir sepenuhnya hilang. Ia tidak mengenali siapapun, yang ia ingat hanya nama dan tempat tinggalnya. Maka itu ia tidak mengenalimu, jadi jangan terlalu kesal padanya, ia sangat hancur saat itu," ucap Jongin.

Luhan mengangguk beberapa kali, ia masih berusaha untuk mencerna penjelasan yang baru saja diberikan oleh Jongin.

"Jika dia memang kehilangan ingatannya... maksudku hampir seluruhnya, bagaimana ia bisa menjadi dokter sekarang? Itu hal yang mustahil bukan? Kemampuannya pasti sudah menurun drastis."

"Molla, aku juga heran mengapa ia tetap ingin menjadi dokter saat keadaannya seperti itu. Tapi, inilah dia yang sekarang, seorang kepala UGD yang terkenal di rumah sakit."

"Itu hal yang bagus untuknya. Geundae, aku penasaran, kenapa saat di rumah sakit kau menyuruhku untuk berpura-pura tidak mengenalmu? Bukankah aku mungkin bisa membantu mengembalikan ingatan Sehun?"

Jongin terdiam, ia menghindari tatapan mata Luhan dan kembali meminum minuman miliknya. Luhan merasa kesal setiap kali laki-laki itu mengabaikannya, karena ia sangat ingin tau apa yang sebenarnya terjadi pada Sehun.

Namun kali ia tidak ingin memaksa Jongin, membuat laki-laki itu mengingat kembali hal buruk yang terjadi di depan matanya sepertinya sudah cukup kejam untuk dilakukan.

Gadis itu berdeham, ia mencoba untuk tidak bertanya hal-hal lain kepada Jongin. Tiba-tiba laki-laki itu menghela nafas dan menatap serius kearah Luhan.

"Ada apa?"

"Aku tidak ingin melukai perasaanmu, tapi kurasa kau harus mengetahuinya."

"Apa maksudmu?"

"Alasan kau harus berpura-pura tidak mengenal aku maupun Sehun, itu karena memori Sehun yg dulu sudah tergantikan oleh memorinya yang baru, ingatan setelah ia tersadar dari koma. Jika memorinya yang dulu kembali, otaknya bisa syok dan ia bisa mengalami gangguan, yang paling fatal... ia bisa meninggal."

.

.

.

.

TBC!!!!

Miannnn baru sempet update :)

Next? Vote & Comment!

love is not for us ; hunhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang