Chapter 12

3.4K 209 4
                                    

Mereka berdiri di hadapan sebuah bangunan yang tidak terlalu besar. Rumah sederhana itu terlihat sudah termakan usia, dindingnya sudah dipenuhi tanaman merambat dan retak di sana- sini.

"Kenapa kita kesini?" tanya Luhan.

"Aku hanya ingin kesini, lagipula kau pasti sudah tidak pernah mengunjungi tempat ini lagi, iya kan? Apa salahnya menyapa kawan-kawan lama?" jawab Sehun sembari terkekeh.

Laki-laki itu mendahuluinya membuka pintu gerbang yang sudah berkarat, suara deritan pintu terdengar sangat kencang saat Sehun mendorongnya. Gadis itu berjalan mengikuti Sehun, tempat itu tidak banyak berubah sejak terakhir kali Luhan melihatnya, hanya saja sekarang bangunan itu sudah termakan usia.

Mereka berjalan menyebrangi sebuah halaman rumput yang cukup luas, di sana terdapat banyak mainan plastik, mobil-mobilan, ayunan, jungkat-jungkit, dan mainan lainnya. Melihat itu, bibir Luhan menekuk dan membentuk senyuman kecil.

Sehun yang tiba lebih dahulu di depan pintu langsung mengetuknya sebanyak tiga kali. Tak lama kemudian seorang gadis yang umurnya terlihat sama dengan mereka membukakan pintu.

"Ah, Sehun-a, kupikir kau tidak jadi datang," ucapnya sembari tersenyum. Tubuhnya kurus dan wajahnya sangat cantik dan manis dengan rambut panjangnya yang berwarna hitam kecoklatan.

"Tadinya begitu, tapi aku memutuskan untuk berkunjung, apa Miss Kang ada di dalam?"

"Ne, dia ada di ruangannya, tapi sepertinya tadi ia sedang bersama dengan Hoon."

"Hoon? Ada apa lagi dengan bocah nakal itu?"

"Seperti biasa, ia memecahkan vas, lagi," ia menekankan suaranya pada kata terakhir itu.

"Aku akan mencoba bicara padanya. Ah, ne, perkenalkan, ini Xi Luhan, dia sahabat yang sering kuceritakan padamu."

Luhan tersenyum dan berjabat tangan dengan gadis itu. "Namaku Hana."

"Senang berkenalan denganmu, aku Luhan."

"Ne, Sehun sudah menceritakan banyak tentangmu. Senang rasanya bisa bertemu secara langsung. Kalian berdua sebaiknya segera masuk ke dalam, Jongin juga sudah mencarimu," ucapnya.

"Jongin?" gumam Luhan, rasanya ia tidak asing dengan nama itu. Setelah Hana masuk ke dalam dan diikuti oleh Sehun, gadis itu langsung berjalan mendekati Sehun.

"Apa yang dia maksud Kim Jongin?"

"Ne, kau masih ingat? Si bocah berandal."

"Ya, aku tidak menyangka ia masih tinggal di sini."

"Setelah kita diadopsi dia tidak pergi dari sini, ia tidak bersekolah dan sekarang ia menjadi... bisa dibilang seorang relawan tetap di panti asuhan," ucap Sehun.

Hana menuntun mereka ke sebuah ruangan yang cukup besar, tempat itu cukup berantakkan, kertas dan alat warna berserakan, mainan, dan benda-benda lainnya. Mereka dengan cepat mengenali ruangan itu, tempat dimana semua anak berlarian dan bermain bersama.

"Anak-anak akan kesini sebentar lagi, kurasa mereka akan senang bertemu dengan kalian."

"Geurae, kalau begitu kami akan tunggu disini."

Hana berjalan keluar dari ruangan, meninggalkan Sehun dan Luhan di dalam ruangan itu. Gadis itu melangkahkan kakinya di sekitar tempat itu, kenangan masa kecilnya mulai merasuki pikirannya.

Ia berhenti di hadapan sebuah benda yang terletak diatas rak sepatu. Itu adalah sebuah vas bunga kecil yang berwarna putih polos dan dihiasi dengan gambar-gambar. Luhan berbalik dan menatap kearah Sehun sembari tersenyum.

love is not for us ; hunhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang