Chapter 18

2.5K 212 15
                                    

Luhan terbangun dari tidurnya, ia melirik jam yang tertera di layar ponselnya, ternyata sudah hampir jam 8 pagi. Gadis itu langsung panik, ia turun dari kasurnya dan segera berlari keluar kamar.

Ia meraih handuk miliknya dari atas sofa kemudian mengarah ke kamar mandi, namun tiba-tiba saja kakinya hilang keseimbangan dan ia pun terjatuh. Pinggang sebelah kirinya membentur sebuah meja kecil di dekat pintu kamar mandi.

"Aish, sial," gerutunya. Sambil memegangi pinggangnya yang terasa nyeri, ia berjalan memasuki kamar mandinya.

Tak lama kemudian ia sudah berpakaian rapih dan berdiri di hadapan cermin untuk menata rambutnya. Sebelum ia bertemu dengan Sehun, ia harus menemui beberapa calon pembeli perusahaannya, untung saja bossnya tidak terlalu mempermasalahkan jadwal pertemuan yang seringkali diundur.

Ponselnya berdering, dengan sigap Luhan meraih benda itu dari atas meja dan segera mengangkatnya.

"Halo?"

"Ah, iya, aku sudah dalam perjalanan, aku akan tiba disana sebentar lagi," jawab gadis itu lalu segera menutup ponselnya.

Padahal hari masih sangat pagi dan cuaca cukup cerah, namun otaknya sudah dipenuhi oleh puluhan tugas yang harus ia selesaikan dalam beberapa hari ke depan.

Luhan mengambil tas miliknya lalu segera melangkah keluar dari kamar hotel. Ia menaiki taksi dan memberikan alamat yang akan ia tuju. Tak butuh waktu lama bagi kendaraan itu untuk melesat di tengah ramainya jalan raya.

Tempat pertama yang ia tuju hari ini adalah sebuah hotel bintang 5 yang bisa dibilang hotel yang cukup terkenal di daerah itu. Luhan turun dari taksi, setelah membayarnya ia langsung menuju ke meja resepsionis.

"Permisi, saya ada janji untuk bertemu Mr. Cedric di hotel ini, ia berada di kamar 509, bisa tolong tunjukkan jalannya?"

"Tentu, miss. Silahkan ikuti petugas kami," ucapnya sembari menunjuk kearah salah satu pria berseragam. Orang itu mengantarkan Luhan ke sebuah kamar yang letaknya di lantai 22 dan berada di ujung lorong.

Luhan masuk ke kamar itu setelah pria tadi membukanya dengan kartu akses. Tempat itu sangat luas dan mewah, ada sebuah bar di sudut ruangan, ruang tamu dengan pemandangan kota yang sangat indah, serta beberapa kamar tidur.

Seseorang tiba-tiba keluar dari kamar dan membuat gadis itu terkejut, seorang pria berusia sekitar 30 tahun dengan setelan jas tersenyum kearahnya. Wajahnya terlihat tampan dan rambutnya ditata dengan rapih.

"Kau pasti miss Xi, apa benar?"

"Benar, senang bertemu dengan anda, Mr. Cedric," balasnya sembari tersenyum.

Ia mempersilahkan Luhan duduk di sebuah sofa yang berada di ruang tamu, pria itu mengambilkan segelas air lalu duduk di hadapannya.

"Terima kasih, Mr. Park mengirimku untuk menemuimu soal transaksi yang sudah dibahas beberapa waktu lalu, ia ingin kau menandatangani sertifikat pembelian."

"Nona Xi, bukankah kau terlalu serius dengan pekerjaanmu? Kita punya banyak waktu, bagaimana jika kita mengobrol terlebih dahulu dan sedikit bersantai."

"Maaf, tapi aku tidak mempunyai banyak waktu, aku memiliki jadwal sendiri, jadi sebaiknya kita segera menyelesaikan ini," jawab Luhan.

Cedric menatap kearah gadis itu sejenak lalu terkekeh sembari mengangguk, kemudian ia mengambil ponsel dari dalam sakunya dan menghubungi sebuah nomor.

"Ya, tolong ambilkan berkasnya."

Beberapa menit setelah pria itu berbicara melalui ponselnya, seseorang masuk ke dalam kamar itu setelah mengetuk pintu. Seorang pria bertubuh tinggi dan berbahu lebar menghampiri Mr. Cedric dengan sebuah tas.

love is not for us ; hunhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang