Chapter 13

2.8K 216 8
                                    

Luhan tersentak, ia berhenti merapihkan mainan ke dalam lemari dan mendongak untuk menatap Jongin.

"Apa... maksudmu?"

"Aku menyukaimu Xi Luhan, sungguh."

"Kau..."

Laki-laki itu membingkai wajah Luhan dengan kedua tangannya, mereka bertatapan beberapa saat, tak ada dari mereka yang mengatakan sepatah kata pun. Raut wajah Jongin tak terbaca, ekspresinya bercampur antara sedih, kecewa, bersalah, semuanya menjadi satu.

Ada sebuah dorongan dalam diri gadis itu untuk menyingkirkan kedua telapak tangan Jongin dari wajahnya. Namun ia tidak berkata apa-apa. Tiba-tiba wajah Jongin yang terlihat tegang berubah menjadi lebih rileks dan lembut.

"Apa yang kau..."

Sebelum gadis itu sempat menyelesaikan kalimatnya, Jongin mendekatkan wajahnya ke hadapan gadis itu dan membuatnya sedikit tersentak, tapi tidak membuat laki-laki bertubuh tinggi itu menarik diri.

Ia merasakan sentuhan lembut pada bibirnya, Jongin menekan bibirnya secara perlahan dengan lembut. Luhan menyadari bahwa rasanya berbeda saat ia berciuman dengan Sehun. saat Jongin menciumnya, ia bisa merasakan ketulusan dan bukan nafsu.

Laki-laki itu memejamkan mata, tanpa melepaskan ciumannya ia menyisipkan salah satu tangannya pada rambut Luhan. Gadis itu tergerak dan membalas ciuman Jongin, ia menggenggam pergelangan tangan laki-laki itu, mencoba untuk menghentikan dirinya, namun semua itu sia-sia.

Luhan terhanyut dalam perasaan itu, walaupun ia tidak bertemu dengan Jongin untuk waktu yang sangat lama, namun entah kenapa ia merasa sangat nyaman saat ini.

Seseorang membuka pintu dan membuat mereka terkejut, Luhan membelalak dan menarik diri dari Jongin, ia menginjak sebuah mainan plastik dan hampir saja terjatuh. Kakinya yang terluka terasa sakit beberapa saat setelahnya.

Ia mendongak dan melihat Sehun berdiri di ambang pintu, wajahnya terlihat datar, pandangannya terkunci pada Jongin, bahkan ia tidak melirik sedikit pun kearah Luhan.

Luhan mengira Jongin akan terlihat panik dan langsung meminta maaf kepada Sehun atau semacamnya, namun laki-laki itu malah tersenyum lebar seakan ia mengejek Sehun yang berada di seberang ruangan itu.

"Mwo? Apa aku melakukan hal yang salah?" ucap Jongin.

Tanpa berkata apapun, Sehun langsung berjalan cepat kearah Jongin, hanya butuh beberapa langkah bagi kedua kaki jenjang itu untuk sampai ke sisi lain ruangan. Laki-laki itu langsung mengarahkan tinjunya tepat ke wajah Jongin, membuatnya jatuh tersungkur.

"Sehun!" pekik Luhan, namun laki-laki itu tidak menoleh, seakan gadis itu tidak ada disana.

Jongin mendongak, bibirnya terluka dan darah segar mengalir dari sobekan itu. Laki-laki itu masih tertawa, tidak ada tanda-tanda ia ingin membalas perbuatan Sehun.

"Kau ingin memukulku lagi? Lakukanlah, lagi pula aku pantas mendapatkannya. Kau harus menjaga aset berhargamu, iya kan?"

"Tutup mulutmu," ucap Sehun, tepatnya lebih seperti menggeram.

"Wae? Kau tidak akan memberitahukannya pada Luhan?"

"Kubilang tutup mulutmu!" sebuah tinju lain kembali menghantam wajah Jongin, membuatnya mengerang kesakitan.

"Oh Sehun! Geumanhae!" bentak Luhan.

"Lihat? Bagaimana bisa kau memanfaatkan gadis seperti dia? Mungkin dia memang sangat kuat, hampir menyerupai laki-laki, tapi pikirannya itu masih sangat polos dan kau sangat pandai memanfaatkannya."

love is not for us ; hunhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang