2

5.3K 293 42
                                    

"Tenanglah sedikit, Louis!"

"Tenang? Bagaimana aku bisa tenang?"

"Iya aku tau tapi..."

Samar samar aku mendengar suara dua orang pria, yang sepertinya sedang bertengkar. Aku ingin membuka mata, tapi akhirnya aku mengurungkan niat itu.

"Tenang, saat kekasihku sedang mengurung seorang gadis, yang menurut pria lain mungkin dia seorang gadis yang mempesona? Begitu?"

"Louis, listen! Kau tau aku gay, bukan? Dan kau tau kita sudah menjalani ini semua selama 4 tahun? Kau tentu tidak lupa aku mencintaimu, bukan? Aku tidak mungkin berubah menjadi orang lain, hanya karna gadis sialan itu!"

Aku terkejut bukan main. Jadi, pria yang menculikku itu gay? Tapi, dilihat dari fisik, ia tidak seperti gay. Ia menyeramkan, dan terlihat seperti pemburu wanita.

"Louis, please trust me! Kau tau Zayn, kan? Ia yang memberiku misi menculik gadis ini. Setelah misi ini selesai, dan gadis itu terbunuh, maka aku akan mendapatkan uang yang banyak! Setelah itu, aku akan menikahimu, Louis."

What the? Jadi, ia menculikku atas suruhan orang lain, yang ia sebut Zayn itu, Yang diasumsikan sebagai misi? Benar benar berengsek!

"Baiklah, aku percaya."

"Terimakasih, Louis, te.."

"Kalau begitu bunuh dia sekarang."

Aku menegang, pria yang bernama Louis itu menyuruh si keriting membunuhku. Oh God, please, lindungi aku.

"Louis, aku akan membunuhnya, setelah Zayn melihatnya. Itu masih sekitar 2 bulan lagi, Louis."

Aku bernafas lega, setidaknya aku akan hidup sampai 2 bulan kedepan. Hey, 2 bulan katanya? Itu sangat lama! Kenapa ia menahanku begitu lama, aku saja sudah tidak kuat disini. Semoga saja, keluargaku menemukanku sebelum 2 bulan aku disini.

"Yasudah, aku percaya padamu. Kalau begitu, aku pergi dulu."

Aku pun membuka mata, saat kurasa Louis sudah pergi. Pria keriting itu masih berdiri didepan pintu gudang ini. Ia mengedarkan pandangan ke penjuru gudang, hingga mata nya bertemu dengan mataku. Tiba tiba matanya menggelap, rahangnya mengeras, ia terlihat sangat marah saat melihatku.

"Kau!!"

Ia pun berjalan cepat kearahku, membuatku takut dan terus berusaha mundur, hingga kurasa punggungku menyentuh tembok yang dingin. Ia mencengkram kedua pipiku dengan sangat kencang, membuat air mataku terjatuh saking merasakan sakitnya.

"Kau sangat merepotkan! Menyebalkan! Kau menghancurkan segalanya!!!"

Pria keriting didepanku berubah sangat menyeramkan, dan menguatkan cengkraman nya pada kedua pipiku, membuat aku merasakan lebih sakit lagi. Setelah itu, ia melepaskan cengkraman nya, dan ia memukul pelipisku dengan tangan kosong. Aku merasa pusing, dan terkulai lemas di atas tumpukan karung. Melihatku dengan keadaan seperti ini, namun pria keriting itu justru meninggalkanku. Aku terus menangis, hingga aku merasa sangat sakit di kepala, lalu semuanya gelap.

---------------

Harry pov

Zayn sialan!!
Semua ini semua karna misi bodohnya! Ia yang menyuruhku menculik gadis itu, dan ia juga yang meminta aku membunuhnya. Sebenarnya aku tidak mau melakukan ini semua. Ini terlalu kejam, dan tidak berperasaan. Tapi, semua ini demi uang. Aku butuh uang, dalam jumlah banyak, sangat butuh!

Waktu sudah menunjukan pukul 9 pagi, dan aku penasaran bagaimana keadaan gadis itu. Kemarin, setelah aku menyiksanya, ia pingsan. Aku tidak menghiraukan nya, dan langsung pergi. Sekarang, kurasa aku harus melihat keadaan nya. Ia belum makan kemarin, maka aku harus membawakan nya makanan.

-------------

*kreet*

Pintu gudang tua ini berbunyi, saat aku membukanya. Kulihat, gadis itu masih tertidur diatas tumpukan karung. Atau mungkin ia masih pingsan? Lalu aku melihat kearah pelipisnya, ada bekas memar yang lumayan besar. Ini pasti karna aku terlalu kencang memukul kepalanya kemarin. Astaga, semakin aku melihat keadaan nya, semakin ada rasa bersalah dalam hatiku. Aku memang tidak mengenalnya, bahkan tau namanya saja tidak. Aku hanya suruhan, yang ditugaskan untuk menculiknya, dan jika saatnya sudah tepat aku harus membunuhnya. Tapi kurasa, ia adalah gadis polos yang baik. Aku heran, kenapa Zayn mengincarnya.

"Hey, bangun" aku berusaha sedingin mungkin, saat membangunkan nya. Aku tidak ingin terlihat mengasihani gadis ini, apalagi merasa bersalah didepan nya. Namun, ia tak kunjung bangun. Aku pun menampar perlahan pipinya, dan mulai sedikit meninggikan suaraku.

"Bangun!"

Alis gadis didepanku berkerut, pertanda matanya akan terbuka. Benar saja, tak berapa lama ia mengerjapkan mata dan melihat kesekeliling, hingga ia melihatku. Tepat saat mata kami bertemu, ia langsung memasang wajah ketakutan. Tak kuherankan, ia pasti masih trauma akan kejadian kemarin.

"Makan ini"

Aku menyerahkan kantung berisi makanan, yang tadi kubeli. Dengan tangan gemetar, ia mulai menerima kantung itu. Setelah merasa urusanku selesai, aku pun keluar dari gudang itu,

"Hmm.. tunggu.."

Suara gadis dibelakang, menghentikan langkahku. Suaranya terdengar lemah, dan tidak berdaya. Aku kasihan kepadanya, namun aku tidak boleh menunjukkan rasa kasihanku itu.

"Apa?"

"Te... terimakasih. Dan.. maafkan kesalahanku yang membuatmu marah kemarin."

Aku terdiam, ia meminta maaf? Padahal aku sudah menyiksanya dengan begitu kejam, dan seharusnya aku yang minta maaf. Tapi sekarang ia malah mengucapkannya.

"Ya," aku memutuskan untuk keluar dari gudang karung dan meninggalkannya.

---------------

Author pov

Harry mulai menjalankan mobilnya, menuju apartmen Louis. Ia merindukan kekasihnya itu, karna sejak bertemu kemarin, Louis pergi dan tidak menghubunginya lagi. Harry terus memacu mobilnya, hingga tiba didepan aprtmen Louis. Ia memarkirkan minivan hitam miliknya, lalu berjalan masuk kedalam apartmen itu.

Sementara di tempat lain, Louis menghentakkan kakinya keras ke lantai club. Tubuhnya bergoyang dengan beat dari musik yang bergema. Ia kini sedang bersama Danielle, kekasihnya. Louis sebenarnya sudah memiliki kekasih wanita, jauh sebelum ia menjadi kekasih Harry. Ia sebenarnya bukan seorang bisexual, melainkan pria normal yang mengencani wanita. Wanita itu adalah Danielle. Louis sengaja mengencani Harry, agar ia mendapatkan banyak uang, setiap Harry selesai menyelesaikan misi dari bossnya, Zayn Malik. Ia sangat bersyukur, bahwa Harry bisa dengan mudah ia bodohi, dan ia tipu.

"Loui.. ayo kita duduk disana!" Suara teriakan Danielle, membuat Louis mengangguk. Ia dan kekasihnya itu pun duduk disalah satu sofa, dan Louis merangkul Danielle.

"Hey, apakah Harry tidak menghubungimu?" Danielle memang sudah tau, bahwa Louis berpura pura menjadi pacar Harry,

"Sebenarnya iya, tapi kuabaikan. Untuk apa memperdulikannya."

"Tapi, apa kau yakin, ia tidak akan menemukan kita disini? Atau, ia tidak akan tau kalau selama ini kau membohonginya? Aku takut ia akan membunuhku.."

Louis terkekeh,

"Danielle, baby, listen! Bajingan itu mungkin hanya terlihat seram dari luar. Aslinya, ia terlalu bodoh dan mudah kupengaruhi. Ia tidak akan tau, apa yang sudah kulakukan padanya selama empat tahun ini."

Danielle hanya mengangguk, mendengar ucapan Louis. Sebenarnya ia agak ragu, tetapi ia tau siapa Louis, yang sangat pintar menyembunyikan kebohongannya. Maka ia pun percaya saja.

Mereka pun menghabiskan waktu di club, hingga esok paginya. Tanpa Louis tau, Harry sedari tadi menunggunya pulang, dan tertidur didepan pintu apartmen nya seorang diri.

Stockholm Syndrome [ H.S ] [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang