6

2.5K 189 2
                                    

Author pov

Dengan emosi yang menggebu, Harry mendatangi Zayn. Begitu masuk ke ruangan Zayn, ia langsung menggebrak meja, membuat Zayn terkejut.

"Kau gila, Malik!" Serunya lantang,

"What have I done? Memakan jangkrik?" Balas Zayn, setelah itu ia terkekeh dengan santai.

"Kenapa kau tidak bilang padaku, bahwa gadis yang kau culik adalah seorang Payne??? Apa kau gila?? Kau tau kan, aku ada riwayat buruk tentang Payne!?"

Zayn terkejut, namun ia bersikap santai kembali.

"Santai sedikit, Styles. Mereka tidak akan memakanmu."

"Bagaimana aku bisa santai? Kau tau, gadis itu adalah adik kandung dari LIAM JAMES PAYNE! Pria itu adalah pria yang dulu bermasalah denganku!" Mendengar penjelasan Harry, membuat Zayn tersenyum lebar.

Ia berdiri, dan berjalan menghampiri Harry.

"Hey, mate! Tenang saja! Semua akan berjalan dengan tenang, jika Zayn Malik yang mengaturnya."

"Sekarang, aku ingin kau mendengar rencana ku yang sudah sejak kemarin. Kita pernah membicarakan ini, tapi mungkin kau tak sadar."

"Apa?" Harry kembali bingung dengan ucapan Zayn.

"Jadi begini..."

Zayn pun menceritakan rencana nya kemarin, yaitu meminta Harry mendekati Maple. Usul Zayn membuat Harry terkejut,

"Apa kau gila, Zayn? Itu tidak akan berhasil!"

"Tentu saja itu akan berhasil, Harry. Asal kau, bisa bermain dengan baik." Harry hanya terdiam,

"Terserah kau saja sih. Yang pasti, jika kau melakukan apa yang kurencanakan, maka aku akan memberimu komisi yang lebih besar, dan lebih banyak dari yang biasa kau terima. Tapi, kalau kau tidak mau melakukan nya, sebagai gantinya adalah nyawamu, Styles."

Harry masih terdiam, namun kali ini ia meresapi ucapan Zayn. Satu sisi, ia ingin uang. Di sisi lain, ia tidak ingin dekat dengan wanita, lagi. Ia takut, sangat takut jika hal yang akan terjadi kedepan nya tidak berbuah manis. Terlebih, wanita yang sekarang adalah adik dari seorang yang pernah bermasalah dengannya.

"Bagaimana??" Tanya Zayn memecah keheningan.

"Hmm.. okay, aku akan menerimanya!"

Zayn tersenyum lebar, ia mengulurkan tangan nya,

"So.. deal?" Harry membalas uluran tangan itu,

"Deal!"

----------------------

Setelah pulang dari tempat Zayn, Harry memutuskan kembali ke gudang karung tempat Maple berada. Ia masuk, dan mendapati Maple sudah tidur diatas tumpukan karung itu. Harry lalu berjongkok, memandangi Maple. Ia lalu teringat, akan cerita Maple tentang hidup sehari harinya. Kesepian, tidak punya teman, semua orang disekelilingnya sibuk. Sesungguhnya cerita itu membuat Harry tertegun, ia merasa kasihan pada Maple.

"Haruskah aku menjalankan rencana ini??" Gumam Harry.

Setelah memperhatikan gadis itu, Harry memutuskan untuk kembali ke fratnya.

--------------------
Maple pov

Aku terbangun, dan tidak mendapati siapapun di sampingku. Hmm, pria keriting itu tidak kembali lagi ternyata. Entah kenapa, aku merasa nyaman berbicara dengan nya.

Katakan aku gila, karna aku merasa nyaman bercerita lepas dengan orang yang menculik aku. Tapi ini real, apa yang aku rasa sejak aku pertama bercerita panjang padanya semalam. Ia terlihat baik, dan merespon semua ceritaku. Bahkan dia memberikan pertanyaan yang melebihi dugaanku. Kini tidak ada dia, gudang yang tadinya sepi ini bertambah sepi lagi.

--------------------
*duar!* *duar*

Hujan turun deras, disertai petir yang lumayan kencang. Aku yang tadinya duduk tenang, kini berusaha berpindah tempat untuk menghindari kebasahan karna aku dekat dengan jendela yang bolong.

*kreet*

Pintu gudang karung terbuka, menampilkan seorang pria bertubuh tinggi tegap, dengan rambut curly nya. Matanya bertemu dengan mataku. Emerald green eyes nya langsung terbuka lebar.

"Oh astaga! Sini kubantu.." pria keriting ini langsung mengangkatku, dan menempatkanku di posisi yang jauh dari jendela.

"Apa kau basah? Apa kau kedinginan?" Tanya nya simpatik, dengan wajah khawatir.

Aku terheran dibuatnya. Kenapa ia begitu baik hari ini?

"Hey, jawab aku! Apa kau kedinginan? Apa kau basah?" Ucapan nya membuat aku seketika tersadar,

"Umm.. y-ya, kau bisa lihat sendiri bagian belakang bajuku sudah basah. Aku sedikit merasa kedinginan sih."

"Duh, sebentar ya.." setelah itu, pria keriting tersebut pergi keluar. Ia kembali beberapa saat kemudian, membawakan sebuah bungkusan, serta jaket kulit berwarna hitam.

"Pakai ini," pria keriting itu memasangkan jaket ditubuhku, tanpa membiarkan aku berbicara dahulu.

"Sekarang makan ini.." ia lalu membuka sebuah kotak berwarna putih, yang isinya seporsi spaghetti.

"Aku yakin kau belum makan, jadi aku akan menyuapi mu."

Pria didepanku lalu mengambil sebuah garpu, dan menggunakan nya untuk mengambil spaghetti tadi. Ia mengarahkan garpu itu ke mulutku. Aku memakan spaghetti itu dengan semangat, maklum aku belum makan dalam jangka waktu lama.

"Maafkan aku ya, karna aku sudah membiarkanmu tidak makan terlalu lama." pria didepanku ini memasang wajah menyesal, membuat aku heran.

"Umm.. ya, kau tau, itu tidak masalah. Kau menculik aku, bukan merawat aku. Jadi itu wajar, jika kau tidak memberikanku makan." Pria keriting didepanku tersenyum, menampilkan dimplesnya.

Dia cute juga, eh?

-------------------

ini part terpendek sepanjang masa, maaf yaa :( maaf juga udah jarang update :(

Stockholm Syndrome [ H.S ] [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang