15

1.8K 152 5
                                    

Harry pov

Aaaaaah

Akhirnya, selesai juga pekerjaanku dan Ed hari ini. Aku segera bersiap siap untuk kembali ke fratku. Bukan frat yang dulu, tapi frat yang baru. Frat baruku, bersama Ed. Aku tinggal bersamanya sekarang. Aku merebahkan diriku di kasur, kemudian menyalakan tv. Aku memilih menonton berita.

'Breaking news! Seorang pemuda bernama Zayn Malik tertangkap Polisi! Penangkapan ini dipicu, karna Zayn terbukti sebagai dalang dari beberapa kasus penculikan gadis gadis muda di Inggris. Bahkan, penculikan anak bungsu keluarga Payne itu juga ia yang melakukannya.'

Aku membulatkan mata, begitu melihat tayangan berita hari ini. Zayn tertangkap! Itu artinya, ia akan memberitahukan bahwa aku membantunya. Duh, kalau begini aku tidak bisa hidup aman.

'Belum diketahui, apa motif Zayn menculik anak anak gadis saja. Yang pasti, Zayn mengatakan ia tidak bekerja sendiri. Ada seorang pria bernama Harry, yang merupakan anak buahnya.'

Aku meneguk saliva, benar apa dugaanku. Zayn pasti mengatakan sesuatu tentang aku, yang adalah anak buahnya. Beruntung sekali, Zayn tidak memiliki satupun fotoku untuk ia tunjukkan. Okay, Harry, kau harus tenang! Semua orang di lingkungan gereja, kini mengenalmu sebagai Edward, bukan Harry.

"Kasus penculikan, sangat gila ya.." Ed datang, dengan semangkuk mie dintangannya. Aku hanya terkekeh mendengar ucapannya.

"Umm, ya, kau benar."

"Bagaimana tanggapanmu, Ed??"

"Uh, aku? Ahaha... menurutku, itu sangat gila! Pria bodoh itu hanya membuat keluarga si penculik menderita.."

Ed mengangguk, sepertinya ia setuju dengan ucapanku. Kamipun hanya terdiam, dan aku berusaha untuk menenangkan diriku.

--------------------------

Maple pov

Aku membeku ditempat, begitu mendengar berita acara yang menayangkan penangkapan seorang pria bernama Zayn. Untung saja, mom, dad, dan Liam sedang sibuk diluar, sehingga tidak menonton berita ini. Aku melihat wajah pria bernama Zayn itu, ternyata dia seorang pria timur tengah. Lalu aku ingat, Harry pernah bilang siapa dia. Dia adalah orang yang memberi Harry misi, untuk menculik aku. Sekarang ia ditangkap, dan aku bersyukur.

'Belum diketahui, apa motif Zayn menculik anak anak gadis saja. Yang pasti, Zayn mengatakan ia tidak bekerja sendiri. Ada seorang pria bernama Harry, yang merupakan anak buahnya.'

Zayn sangat jahat, dan tidak tanggung tanggung ia menyebutkan nama Harry juga. Beruntung, tidak ada foto Harry yang ditayangkan, sehingga menurutku kecil kemungkinan Harry akan ditangkap juga. Tapi, dimana Harry sekarang? Apakah dia pergi keluar negeri, atau keluar kota? Dimanapun keberadaannya, aku akan terus berdoa agar dia selamat, dan terhindar dari bahaya.

-----------------------

Liam pov

"Apa kau yakin, Liam?" Tanya Luke, dengan ekspresi tidak yakin.

"Tentu saja, kenapa tidak? Bukankah, kau yang mau?"

"Umm iya, tapi, aku takut."

"Takut apa?" Luke terdiam sebentar, kemudian menjawabku,

"Takut ia akan menolak aku." Jawaban Luke, membuatku tertawa,

"Luke, adikku mencintaimu. Kau juga mencintainya. Kalau begitu tidak ada alasan, bagi dia untuk menolakmu."

"Tapi, ia masih muda Liam. Masih banyak hal, yang mungkin ingin ia kerjakan. Aku tidak yakin, ia siap untuk sebuah pernikahan."

Aku menepuk bahu Luke, berusaha menyemangatinya.

"Luke, listen! Semua orang pasti akan menikah, dan semua orang akan menghadapi susahnya menyatukan dua pemikiran, dalam satu rumah.."

Luke masih melihat kearahku, menungguku melanjutkan ucapan.

"Tetapi, selama kalian yakin, dan tetap berkomitmen, pasti semua itu akan berjalan lancar." Lanjutku, menyelesaikan ucapanku.

"Oh ya, dan usia Maple sudah mendekati legal. Bulan depan, ia akan berusia 19 tahun."

Luke mengangguk, kurasa ia setuju.

"Baiklah Liam, aku akan mempersiapkan semuanya. Terimakasih yaa.."

-------------------------------

Luke pov

Aku pulang dari rumah Liam, dan langsung berfikir keras. Tidak, bukan berfikir bagaimana cara melamar Maple, tapi justru bagaimana cara agar menunda pernikahan ini.

Aku tidak bisa, tidak bisa menikah dengannya. Selain masalah waktu yang begitu cepat, aku juga masih memiliki dia.

Kendall Jenner.

Ya, dia kekasihku. Aku mencintainya, dan tidak mungkin meninggalkannya. Tapi jika sudah seperti ini, bagaimana bisa aku menyelesaikannya? Ku akui, aku beruntung memiliki Maple. Ia caintik, kaya, sangat amat kaya. Bisa kubayangkan, kalau aku menikah dengannya. Pasti aku akan makmur, dan apa yang ku inginkan pasti akan tercapai.

Tapi, pernikahan tidak semudah itu. Terlebih, aku tidak serius mencintainya. Bagaimana aku bisa membangun keluarga yang baik? Jika aku bilang pada Liam bahwa aku tidak siap, maka Liam akan terus menyemangati bahkan mendesakku.

Apa aku bilang saja ya, kalau aku sebenarnya punya Kendall?

Oh, Luke! Kau bodoh! Kau fikir dia akan mengerti? Dia malah akan memukulmu, dan menguburmu hidup hidup karna hal itu! Lalu, aku harus bagaimana?

--------------------
Harry pov

Aku berangkat kerja seperti biasa dengan Ed, mengendarai mobilku satu satunya ini. Selama perjalanan, aku dan Ed sama sama merokok, jadi mobil ini penuh dengan bau asap rokok.

Sampailah mobilku pada halaman parkir gereja, kami pun segera turun dan memulai pekerjaan kami. Hari ini, kami akan membersihkan bagian dalam gereja. Jaga jaga, jika ada pengunjung yang datang. Sebenarnya sih aku sedikit malas, tapi tidak apa apalah. Berbuat baik yang penting.

"Kau tau, gereja ini sangat luas. Tidak mungkin hanya kita berdua yang membersihkannya.." ujar Ed padaku.

"Ya, kau benar Ed!" Lalu aku menoleh, mendapati pria itu duduk bersandar di tembok gereja.

"Sebenarnya, aku bingung kenapa aku bekerja seperti ini." Aku mengernyitkan dahi, ikut merasa bingung.

"Kenapa kau bicara seperti itu?" Ed menghela nafasnya,

"Tadinya, aku tidak bekerja. Bahkan, usiaku pun masih terbilang muda, 21. Aku masih bisa menjadi mahasiswa sebenarnya,"

"Lalu, kenapa kau malah bekerja?" Ed lagi lagi menghela nafas,

"Karna calon istriku. Hmm.. tidak tidak, bukan dia yang memintaku bekerja. Tapi ibunya.." aku menganggukan kepala, kurasa aku mengerti masalahnya,

"Dia selalu menghinaku, mengatakan aku tidak pantas menjadi menantunya. Hmmm... orang kaya, selalu menghina orang kecil.."

"Lalu, kenapa kau masih mau berusaha menjadi menantunya?" Ed tersenyum pahit, mendengar pertanyaanku,

"Cause I'm seriuosly in love with her daughter."

Aku terdiam. Apa yang Ed katakan, mengingatkanku pada seseorang.

Maple.

Ya, aku pernah bilang aku serius padanya, dan hari itu juga aku melepasnya. Aku jadi merindukan Maple, sangat merindukannya. Bagaimana ya keadaannya sekarang? Apakah dia sudah menikah?

Dan yang lebih penting..

Apakah dia merindukanku, seperti aku yang selalu merindukannya?

Aku terus memikirkan Maple, hingga seseorang menepuk pundakku.

"Hey, ayo kembali bekerja.. jangan sia siakan waktumu disini.." itu Ed.
------------------------
Gabut parah dikelas, untung aja ada wattpad wkwk
Apakah ada yang bernasib sama?.-.

Stockholm Syndrome [ H.S ] [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang