17

1.7K 138 1
                                    

Harry pov

Aku dan Ed sudah selesai bekerja, dan yang lebih membahagiakan, aku dan dia mendapat bayaran double! Ya, hal itu karna pengurus gereja mengatakan kerja kami bagus. Syukurlah, tidak sia sia memegang sapu setiap pagi.

"Hey, Ed! Bagaimana kalau kita rayakan ini?" Ed datang, dan menepuk pundakku.

"Boleh juga, dimana?"

"Hmm.. aha! Di restoran mewah dekat gereja ini saja??"

Aku berfikir sebentar, sebelum akhirnya mengangguk. Kapan lagi makan enak!

Turun dari mobil, aku dan Ed langsung masuk ke restoran mewah didepan kami. Saat aku akan masuk, tiba tiba..

*bug*

"Hey! Kalau jalan pakai mata dong!" Bentak seorang pria, dengan lipring di bibirnya.

Aku terkejut, ia yang menabrakku, kenapa aku yang diomeli?

"Hey, kau yang menabrakku ya! Apakah kau tidak ingat?"

Pria itu mendengus kesal, dan masuk tanpa memperdulikan ucapanku.

"Wassup, Ed??" Tanya Ed, yang sudah ada dibelakangku. Tadi ia ke toilet diluar restoran dulu.

"Orang idiot itu menabrakku, dan dia marah marah, dasar tidak tau diri!" Gerutu ku.

"Ah, sudahlah Ed! Orang kaya memang seperti itu, tidak punya hati dan berotak buntu. Sebaiknya, kita masuk saja. Nikmati hari ini, dan jangan memikirkan hal hal yang mengganggu pikiranmu!" Aku mengangguk, betul juga ucapan Ed.

Kamipun masuk, dan menempati sebuah kursi di restoran mewah ini. Seorang pelayan datang, dan memberikan kami buku menu. Aku melihat lihat buku menu itu, hingga menemukan pilihanku.

"Hmm.. fettucini dan ice lemon 1, Ed, kau mau makan apa?"

"Aku mau steak dan orange juice!" Ujar Ed. Pelayan itu segera mencatat pesanan kami berdua, dan pergi. Ia cantik juga, eh? Aku mengedarkan pandangan, ke seisi restoran ini. Hingga mataku melihat pria tadi. Ya, ia juga sedang duduk di kursi restoran ini, bersama seorang wanita.

Kalau ku lihat lihat, wanita itu cantik juga. Sepertinya aku pernah melihat wanita itu. Ya! Dia adalah seorang model. Namanya adalah Kendall Jenner!

Keduanya terlihat sangat mesra, dan sangat romantis. Pria itu terlihat mencium punggung tangan wanita itu, lalu mencium bibirnya.

Aaa.. aku jadi merindukan Maple. Aku ingat, saat pertama kali mencium bibir manisnya itu.

Tak lama kemudian, pelayan yang tadi datang dan menghancurkan hayalanku. Ia membawa makanan yang kami pesan, dan segera pergi. Aku dan Ed mulai makan dengan lahap. Kami menghabiskan semua makanan itu, sampai tidak tersisa.

"Aaaaah.. kenyang sekali ya rasanya.." ujar Ed, setelah ia selesai makan.

"Ya, kau benar, Ed! Sering sering saja kita seperti ini, pasti aku akan bertambah gemuk!" Kamipun tertawa bersama.

Aku dan Ed, akhirnya pergi setelah membayar semua makanan tadi. Beruntung, uangku masih sisa lumayan banyak.

Saat sampai di parkiran, aku dan Ed langsung menuju ke mobil kami.

"Kendall, percayalah padaku. Meskipun aku sudah melamarnya, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Semua itu hanya formalitas belaka, sayang.."

"Hmm baiklah kalau begitu, jangan lupa bawakan aku uang yang banyak yaa setelah kau berhasil menjalankan misi itu." Setelah itu, aku melihat Kendall dan pria tadi berciuman, cukup lama sebelum akhirnya ia pergi.

Stockholm Syndrome [ H.S ] [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang