Author pov
Rumah keluarga Geof Payne seketika gempar, mendengar kabar anak perempuan mereka sudah ditemukan. Tadi seorang polisi mengabarkannya pada mereka.
"Cepat pergi ke tempatnya berada!" Perintah Geof pada Liam dan Luke.
Liam dan Luke segera mengikuti ucapan Geof. Mereka pergi diikuti beberapa mobil polisi, yang berjaga dibelakang. Hingga mereka sampai pada tempat yang dimaksud,
"Kau yakin ini tempatnya?" Ujar Liam, pada seorang polisi.
"Ya, saya yakin, sir. Tadi seseorang menelfon, dan mengabarkannya pada saya."
Liam mengangguk mendengar ucapan polisi itu, lalu mereka masuk kedalam frat tersebut. Suasananya gelap, dan terlihat kosong. Seperti tidak ada orang di tempat itu. Liam menyalakan lampu, dan menelusuri tempat itu, tapi tidak menemukan tanda adiknya berada disana.
"Ayo, Luke, kita geledah tempat ini." Ucapan Liam, dibalas anggukan setuju oleh Luke.
Mereka akhirnya menggeledah frat itu, tapi tidak menemukan Maple. Liam sedikit berputus asa, tapi..
"Liam! Lihat ini! Ini adalah tas Maple!" Seru Luke, membuat Liam segera menghampirinya.
"Ya, kau benar! Dan.."
Liam menelusuri lantai dibawahnya, yang terdapat serpihan pecahan iPhone,
"Sial! Penculik itu pasti memecahkan handphone gadisku!" Pekik Luke,
Mereka pun membawa tas Maple, dan polisi memungut serpihan iPhone itu untuk dijadikan barang bukti. Mereka terus mencari, hingga Liam berdiri di depan sebuah pintu yang diasumsikannya sebagai kamar mandi.
"Hey, Luke! Lihat! Sepertinya kita belum melihat ke kamar mandi ini!"
Luke yang mendengar itu pun langsung ikut bergabung dengan Liam. Mereka sama sama membuka pintu kamar mandi itu, "Oh gosh!" Seru Liam, begitu melihat adik perempuannya terikat tak berdaya.
Liam segera menghampiri Maple, dan berusaha melepas ikatan di tangan dan kakinya. Luke tidak tinggal diam, ia pun membantu Liam.
"Astaga, Maple!" Ujar Liam begitu ikatan di kaki dan tangan Maple sudah terlepas. Ia pun memeluk Maple dengan erat. Air mata mengalir di pipinya begitu melihat keadaan adik angkatnya itu. Maple menggeliat di pelukan Liam, karna rasa sakit di kepalanya yang teramat menyiksa.
"Tenang sayang, ini aku Liam. Aku akan membawamu pulang!" Dan dengan itu, Liam membawa Maple keluar dari frat tersebut, diikuti Luke dibelakangnya.
"Luke, jalankan mobilnya! Kita akan kerumah sakit!" Luke mengikuti apa kata Liam, dan mulai menjalankan mobil Liam. Dibelakang, Liam terus memeluk Maple. Ia merasa teramat bersalah karna terlambat datang untuk adiknya.
"Liam.." bisik Maple hampir tak terdengar, jika saja Liam tidak memfokuskan pendengarannya.
"Aku disini, Maple.. kakak disini.. maafkan kakak.." Liam mengecup puncak kepala Maple penuh sayang.
Mobil akhirnya tiba di rumah sakit, setelah beberapa saat perjalanan. Liam dengan cepat membawa Maple menuju unit gawat darurat.
"Tangani adikku secepatnya!! Berapapun akan ku bayar, asal adikku bisa sembuh seperti sediakala!!!" Seru Liam pada seorang dokter di UGD itu. Dokter tersebut mengangguk, kemudian menyuruh suster membawa Maple menuju ranjang UGD.
----------------------------
Liam pov
Sudah hari, semenjak aku membawa Maple ke rumah sakit, dan sekarang ia belum sadar juga. Maple koma, dan ia sudah tidur sangat lama. Melihat adikku di ranjang rumah sakit, dengan serangkaian peralatan dan infus membuat aku semakin hancur. Aku menyesal sedalam dalamnya, karna tidak cepat menemukannya.
Kini aku hanya bisa duduk disamping ranjangnya, menemaninya, dan menunggu sadarnya adikku. Keluargaku yang lain seperti ibu dan ayah, sudah memintaku bertukar menjaga Maple. Tapi aku menolak, biar saja aku sakit karna tidak makan dan minum disini, yang penting aku bisa menjadi orang pertama yang adikku lihat saat ia bangun nanti.
Kutatap wajah adikku, yang terlihat semakin memprihatinkan. Ia semakin kurus, dan kantung mata tercetak dibawah matanya. Ia bukan lagi Maple yang ceria seperti dulu, meskipun semua itu tidak menghancurkan kecantikannya. Tapi bukan itu yang aku mau, kuingin dia kembali seperti sediakala. Sekarang, ia adalah Maple yang lemah, dan aku akan menguatkan nya.
"Liam," suara seorang pria di belakang membuatku menoleh. Dia Luke, pria brengsek yang telah secara tidak langsung menyakiti hati adikku.
"Mau apa kau kesini?" Ujarku dingin.
"Aku ingin mengunjungi Maple." Jawabnya. Cih, dia pikir aku mengizinkannya?
"Keluar, Maple tidak membutuhkanmu."
"Liam, aku benar benar minta maaf. Tapi, aku tidak bermaksud untuk menyakiti hatinya. Kau harus percaya padaku!"
"Tapi kau keluar dari hotel dengan seorang wanita, apa kau fikir itu tidak menyakiti hati Maple?"
Luke menghela nafas,
"Okay, aku mengaku salah. Tapi Liam, tolong berikan aku kesempatan sekali lagi! Izinkan aku untuk memperbaiki hati adikmu.." aku menoleh ke arah Maple,
"Tidak semudah itu meminta maaf atas apa yang kau lakukan, Hemmings. Terlebih, tidak secepat itu untuk bisa mendapatkan adikku lagi."
"Baiklah, Liam. Aku mengerti, kau butuh waktu untuk memaafkan kesalahanku. Akan ku tunjukan, Liam! Akan ku tunjukkan, aku serius pada adikmu. Aku benar benar mencintai Maple!" Setelah itu, aku mendengar derap langkah kaki meninggalkan ruangan kamar Maple.
--------------------------
Zayn pov
'Breaking news! Setelah satu bulan menghilang, akhirnya anak angkat dari keluarga Payne, Maple Alexandra Payne ditemukan. Ia berhasil ditemukan, setelah seseorang menelfon pihak kepolisian bahwa ia berada di London Street no 22. Siapakah orang yang menelfon polisi tersebut? Masih menjadi sebuah misteri.'
Fuck! Sial! Harry bodoh!
Kenapa ia melepaskan gadis itu begitu saja! Semua nominal di kepalaku seketika sirna. Kalau begini, tandanya aku juga dalam bahaya! Harry pun kini tidak tau kemana, ia pasti kabur!
'Kabar terbaru dari Maple, kini gadis berusia 18 tahun itu terbaring lemah dirumah sakit. Ia koma, semenjak dikeluarkan dari tempat sanderaan nya.'
Aku menatap layar televisi dengan serius, gadis itu koma? Apa yang Harry lakukan padanya?
Aku melihat gadis itu terbaring lemah di ranjang rumah sakit, dengan alat alat medis menempel pada tubuhnya.
'Polisi mencurigai ia dianiaya, karna saat ditemukan kondisinya mengenaskan.'
Mengenaskan? Apakah Harry menyiksanya?
----------------------------------
Harry povAku terdiam, menatap koran di tanganku.
Anak bungsu keluarga Payne ditemukan dalam keadaan mengenaskan di sebuah frat. Kini ia koma.
Berita tersebut menjadi top news, dan itu membuat aku tak berdaya.
Maple koma,
Itu yang kufikirkan. Se parah itukah perbuatanku? Aku benar benar menyesal, dan tidak dapat memaafkan diriku sendiri saat ini. Aku sudah menyakitinya, membuatnya terluka batin, juga fisik. Tidak seharusnya aku melakukan hal itu. Terlebih, aku sudah janji untuk melindunginya, dan tidak akan meninggalkannya. Tapi yang ada, aku justru membuatnya terluka, dan membuatnya menangis lagi.
Maafkan aku Maple, maafkan aku. Aku benar benar bajingan, tidak dapat kau percaya, dan hanya terus menyakitimu. Sekarang kau sudah berada di tengah tengah keluargamu, dan aku bersyukur. Meski harus ku akui, hatiku hancur melihatnya, menerima kenyataan aku tidak akan mendapatkanmu lagi.
---------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Stockholm Syndrome [ H.S ] [Completed]
FanfictionStockholm Syndrome, adalah sebuah kejadian, dimana seseorang yang diculik lama kelamaan menyukai si penculiknya. Itulah yang dirasakan Maple Alexandra Payne, yang semakin lama menyukai Harry Edward Styles, orang yang menculiknya. Ps. Gua berusaha bi...