"Mau lari kemana lo?" Fandy tiba-tiba hadir dengan tatapan sengitnya.
Felly tak tau harus bagaimana sekarang. Ia mencoba lari. Tapi tangannya ditahan oleh Fandy.
"Udah lo nyerah aja. Gak usah lari lagi." Katanya sambil terus memegang tangan Felly.
Mampus gue! Gimana kalo dia ngapa-ngapain gue disini? Haduh.. Batin Felly.
"Gu..gue.. harus pergi." Kata Felly gugup sambil berusaha melepaskan genggaman erat Fandy dari lengannya.
"Udah gue bilang, gak usah lari. Nyerah aja kali!" Kata Fandy santai.
"Terus... lo mau ngapain?" Tanya Felly masih dengan perasaan takut.
"Lo pasti tau gue mau ngapain." Kata Fandy di sertai senyum devil dan tatapan yang susah di artikan.
"Hah?" Felly setengah bingung.
"Lo harus bertanggung jawab atas kejahilan lo, cewek tengil!" Kata Fandy sambil mendekatkan wajahnya ke arah Felly.
Karna semakin terpojok, tubuh belakang Felly akhirnya menempel sempurna di pohon besar tepat di belakangnya. Ia memejamkan matanya erat sambil terus berdoa.
Mikir Fel, mikir.. Batinnya.
Setelah berfikir keras, Felly membuka matanya. Ia kaget melihat Fandy yang jaraknya hanya tinggal berapa senti dari wajahnya. Dengan kemampuan bela diri yang ia miliki, ia lantas menendang perut Fandy.
"Aw!" Kata Fandy kesakitan sambil menjauh dan memegang perutnya.
Kesempatan ini pun tak di lewatkan oleh Felly. Ia segera berlalu dari hadapan Fandy yang terus mengerang kesakitan.
Felly berlari sangat cepat. Tapi tak bertujuan. Namun ia terus berlari karna takut akan tertangkap lagi.
Setelah merasa dirinya aman. Felly membuang nafas lega. Namun, satu detik kemudian ia tersadar bahwa masih ada masalah lagi.
"Aduh, gimana nih? Gue kan gak tau jalan pulang." Kata Felly kembali bingung. Baru terbebas dari masalah yang satu, ia sudah mendapat masalah baru lagi.
"Ehm... mending gue nunggu bajaj aja deh." Keputusan Felly pada akhirnya.
Lima menit berlalu, namun tak satupun bajaj kosong ia temukan. Artinya, hanya ada bajaj yang berisikan penumpang.
"Aduh.. emang bajaj di jakarta dikit yah? Sampe gak ada gini yang kosong." Katanya sambil membersihkan keringat di wajahnya.
"Aduh.. capek banget..." Lanjutnya.
"Beli minum ah, tapi di mana yah?" Felly menelusuri jalanan di sekelilingnya. Sampai akhirnya ia menemukan sebuah lorong. Ia mangintip ke dalam, dan ia melihat toko.
"Nah.. tuh ada toko."
"Kesana aja deh." Felly pun segera menuju ke toko di lorong itu.
Namun ternyata, tepat di depan toko itu terdapat lima orang preman berbadan besar yang sedang mengkonsumsi alkohol. Artinya, mereka sedang mabuk. Awalnya, preman-preman itu tak melihat Felly. Namun, ketika Felly ingin berlalu meninggalkan para preman itu, ia tak sengaja menginjak sebuah kaleng yang pastinya menimbulkan suara keras. Sontak para preman itu menoleh ke arah Felly yang menatap mereka dengan ketakutan.
"Wahwahwah... ada cewek cantik nih.." kata salah satu preman. Preman yang ini berbadan gendut dan botak.
"Kenalan dong.." kata preman yang lain. Preman kali ini, berambut gondrong.
Felly sangat ketakutan sekarang. Ia tak tau harus bagaimana. Karna sekarang, para preman itu mulai mengelilinginya. Jadilah dia terpojok dan tak bisa mengelak dari preman itu. Ia sekarang hanya bisa berdoa semoga ia bisa sampai rumah dengan selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of My Marriage [COMPLETED]
Teen Fiction(SEBAGIAN PART DI PRIVATE YAH, FOLLOW DULU SEBELUM BACA. THANKS) HEH! PLAGIATOR JAUH-JAUH LU! Suatu kekecewaan besar ketika Felly harus pergi meninggalkan Bandung, kota tempatnya dibesarkan. Dimana ia harus melepas moment-moment indah bersama para s...