(22) Introgasi

7.5K 337 19
                                    

"Kalian tuh.. Bikin masalah terus!"

Rasti, Dika dan Ira kini sedang berjejer didepan Fandy dan Felly guna mengintrogasi pasal peristiwa yang terjadi pada mereka. Bahkan sejak satu jam yang lalu, para orang tua itu terus mengoceh tak karuan.

"Kalian tuh bikin malu aja. Gimana kalo nenek sama kakek kamu dikampung tau, Fan? Kalo kamu plus istrimu itu diskors dari sekolah selama tiga hari?" Rasti menatap mereka berdua penuh amarah.

Ira berdecak tiga kali, "Kamu juga, Fel. Kenapa anak perempuan bisa seperti itu? Bener-bener."

"Ya, betul itu!" Dika membenarkan, "Papa paling tidak suka kalau anak dan mantu papa bermasalah apalagi disekolah. Papa gak suka itu! Jadi, sebagai hukuman untuk kalian, kalian harus kasi kami cucu!"

"APA?!" Seketika Felly menjerit. Sementara Fandy hanya tersenyum penuh arti.

"Loh, kenapa? kan udah halal, udah sah.. Jadi apa salahnya kalo kami minta cucu?" Ucap Ira enteng, disusul acungan telunjuk dari Rasti.

Felly mendengus, "Pah, Ma, Mama Rasti, kita tuh belum siap punya anak. Iya kan, Fandy?"

"Sebenarnya sih, gue udah siap."

"Gue hajar juga yah lo!" Kilatan di mata Felly jelas terlihat. Dan jika para orang tua mereka tidak menahan gumpalan tangan Felly, maka otomatis wajah Fandy akan tambah bonyok.

"Sabar, Felly.. Sabar.." Rasti menenangkan, "Aku tau kenapa Felly belum mau punya anak, pasti karna dia mau ngelanjutin pendidikan dan karirnya dahulu."

"Loh, tapi kan Fandy udah siap." Ucap Dika.

"Yaiyalah siap. Dia kan cuma mau enaknya doang. Pas udahan, aku yang hamil, aku yang ngelahirin, aku yang nyusuin, aku yang ngebesarin. Dia mah cuma santai-santai doang." Felly mendengus, sementara yang lainnya tersenyum penuh tawa.

Dika tertawa hampir terbahak. Jika saja tiga perempuan yang ada disana tidak menatapnya garang, "Emang gitu enaknya jadi laki."

"Aduh, kok kita jadi ngebahas tentang cucu gini sih? Tujuan kita kan mau ngintrogasi Fandy Felly soal masalah skors ini." Rasti menengahi.

Mereka pun akhirnya terdiam kembali dan menatap horor kedua pengantin yang masih belum lama ini lagi. Entahlah, tapi para orang tua ini sepertinya labil tingkat tinggi. Awalnya mereka terhanyut dalam situasi yang menegangkan. Setelah itu mencair dan menjadi kocak karna pembahasan soal cucu tadi. Kemudian menegangkan lagi hanya karna penengahan Rasti dengan kata-kata ringannya. Sungguh membingungkan.

"Fandy.. Felly.." Dika membuka suara, "Kenapa kalian bisa diskors begini?"

Felly menjerit, "What?! Jadi kalian tuh marahin kami dari tadi, ngoceh gak karuan, tapi kalian gak tau permasalahannya apa?"

Mereka bertiga mengangguk serempak.

"Ya Allah, pantesan aja.." Fandy menepuk jidatnya pelan. Rupanya mereka telah salah paham dengan masalah ini. Sampai mereka berfikir, Fandy dan Felly lah biangnya.

Rasti nyengir, "Mama cuma taunya kalian di skors doang, selebih itu gak ada lagi."

Fandy dan Felly mengerti sekarang. Rupanya Para ortu ini mendapat info yang tepat, tapi kurang lengkap. Dan yang mereka penasaran sekarang adalah si pemberi info setengah-setengah itu.

Felly membuka suara, "Siapa yang udah ngasih mama info ini?"

"Oh, temennya Fandy."

Fandy menaikkan satu alisnya, "Temen aku? Temen yang mana mah? Cowok apa cewek?"

"Cewek."

"Hah? Namanya siapa?"

"Ehm, siapa yah?" Rasti menepuk pelan dagunya menggunakan jari telunjuknya. Setelah itu, "Oh iya. Mama inget! Namanya Gwenny. Katanya dia juga pernah nganter kamu pulang ke sini pas kamu kecelakaan tempo hari."

Story Of My Marriage [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang