Warning!
Setelah part ini, udah ending. Berhubung selama ini slow update, nanti endingnya aku bakal update dua hari lagi. Tapi syaratnya.. Vote-nya harus lebih dua puluh dan Commentnya lebih dari dua puluh.
Cekidot..
*****
Dan disinilah Felly. Di tempat yang seharusnya tidak ia datangi demi Fandy suaminya. Tapi entah mengapa Fandy terlihat aneh hari ini. Sifat cemburu yang dulu sempat dilampiaskannya seakan tidak pernah terjadi.
Di hadapannya kini sudah ada Rihan. Ya, berkat restu suaminya yang membingungkan itu membuatnya berada disini saat ini.
Flashback
"Ada hak apa gue ngelarang-larang lo ketemu Rihan?"
Fandy mendekat ke arah istrinya yang sudah melongo. Sementara Felly sendiri tidak tau harus berkata apa.
"Fan.. gue.. Maaf.." Felly menundukkan wajahnya bersalah.
"Lo kenapa minta maaf sih?" Seraya mengangkat dagu Felly dengan telunjuknya, "Lo salah apa emang?"
"Gue tau gue salah."
"Lo salah apa sih, Fel?"
"Lo pasti marah karna gue teleponan sama Rihan kan? Gue gak bermaksud kayak gitu Fan. Gue.. gue..."
Sedetik kemudian Felly langsung berada dalam pelukan Fandy.
"Stt... Gue gak marah kok, sayang. Udah yah jangan nyalahin diri sendiri lagi. Itu gak baik tau.."
"Tapi Fan,"
Fandy menatap tulus mata Felly. Mengungkapkan kata-kata lewat tatapannya itu, namun tak dimengerti oleh Felly.
"Rihan ngomong apa tadi?" Fandy membuka suara.
"Dia bilang mau ketemu gue besok jam tiga sore di caffe lovely. Katanya ada yang mau diomongin." Felly terdiam sejenak, "Tapi kalo lo gak ngijinin gak papa. Bisa gue batalin kok,"
Fandy menanggapi itu dengan senyuman.
"Emang gak nyesel?"
"Nyesel gimana?"
"Ya siapa tau nyeselkan kalau gak ketemu Rihan."
Felly terkejut, "Apa? Ngapain juga gue nyesel? Apa untungnya coba?"
"Yaudah deh kalo gitu. Tapi kalo gue rasa ada sesuatu yang penting deh yang mau diomongin sama dia."
"Halah," Kata Felly cuek.
"Palingan juga mau marah-marah lagi. Gak guna emang tuh orang."
"Bilangnya gak guna.. tapi pas denger suaranya kayak grogi gitu." Kata Fandy dengan nada mencibir.
"Ya.. gue.. gue kan,"
"Udahlah." Fandy akhirnya menyudahi, "Intinya sekarang lo gue izinin ketemu si Rihan. Asal kalian berdua nggak ngomong macem-macem dan dia gak nyakitin lo. Lo ngerti kan?"
Mendengar itu Felly langsung berbinar lalu mengangguk, "Iya Fan, gue ngerti. Makasih ya.."
"Sama-sama. Nanti gue anterin deh.."
Lagi-lagi jawaban yang mengejutkan. Namun sebelum Felly menjawab, Fandy sudah berlalu meninggalkannya.
Ya sudahlah, ini keputusannya. Semoga saja ini bisa menjadi langkah awal Felly untuk menjadi istri yang berbakti. Semoga saja..
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of My Marriage [COMPLETED]
Fiksi Remaja(SEBAGIAN PART DI PRIVATE YAH, FOLLOW DULU SEBELUM BACA. THANKS) HEH! PLAGIATOR JAUH-JAUH LU! Suatu kekecewaan besar ketika Felly harus pergi meninggalkan Bandung, kota tempatnya dibesarkan. Dimana ia harus melepas moment-moment indah bersama para s...