Hari yang cerah dan bahagia, sungguh membuat Felly merasa lengkap. Tak terasa ia sudah menginjak masa kelas Dua belas di SMA Harapan dan Fandy sudah berkuliah di Universitas Indonesia mengambil jurusan matematika.
Dua tahun lebih mereka menjalani pernikahan yang cukup rumit. Namun berkat kesabaran dan cinta yang mereka miliki, hal itu bisa terlewati kemudian berubah indah. Dua tahun pula mereka bertatap muka. Setiap hari, setiap detik dan tanpa rasa bosan sama sekali. Hal itulah yang membuat keduanya jatuh cinta berkali-kali.
Saat ini, Felly berada di taman sekolah. Kebetulan kelas sedang kosong, jadi ia bisa menikmati semilir angin sepoy setidaknya sebagai refreshing pikiran.
Namun tiba-tiba,
"Eh, Fel. Gue punya berita buruk buat lo!" Siska mengguncang tubuh Felly kasar. Saking kasarnya ia hampir saja terpelanting ke tanah jika saja tidak bisa mengontrol diri.
"Hah?" Felly seketika melongo, "Berita buruk apaan nih?"
"Besok ulangan matematika!"
"HAH?! Jangan bohong lu!"
"Yaelah, Fel. Gue bukan tipikal pembohong keles. Gue tadi denger sendiri, ketua kelas kita ngomong sama pak Dodo. Katanya dia bakal ngasih materi invers sama variabel."
What the...
Mungkin bagi kalian ini biasa saja. Tapi bagi sebagian orang termasuk mereka hal ini adalah hal yang mengerikan. Bahkan horor.
"Serius lo?"
Siska mengangguk sembari menunjukkan wajah horornya.
"Gila deh, perasaan kita baru aja ulangan sebulan yang lalu.. Kok sekarang udah ulangan lagi sih? Gak bener nih,"
"Ya mau gimana lagi, Fel. Lo juga tau kan ya kalau dia itu udah familiar banget sama yang namanya nyontek. Jadi, dimanapun kita nyembunyiin kertas contekan dan kemana pun kita minta jawaban, pasti dia tau. dan kita pasti bakalan dihukum. Dan lebih parahnya lagi hukumannya," Siska mengentikan ucapannya sejenak.
"Bersihin WC belakang sekolah." Ucap mereka berdua serempak.
Perlu diketahui, ada sebuah WC di belakang sekolah mereka yang sudah lama tak terpakai karna jambannya tersumbat entah sejak kapan. WC tersebut tak pernah terurus lagi. Bukan karna pihak sekolah memang tidak peduli akan hal itu, namun karna mereka berpendapat bahwa WC itu bisa dijadikan bahan hukuman untuk siswa yang melanggar peraturan termasuk siswa yang kedapatan nyontek.
"Ih, gue sih mending disuruh lari keliling lapangan seratus putaran daripada harus bersihin tuh WC." Ucap Siska.
"Bener banget. Gue juga ogah kali, ngebayangin aja gue enegh."
Sahut Felly."Oh, gue punya ide!" Siska mengusulkan, "Gimana kalo kita minta tolong aja sama suami lo. Dia kan pinter, dia pasti bisa bantuin kita."
"Bener juga lo." Felly mengiyakan.
"Eh, tapi kan.. Gue gengsi dong kalo harus minta tolong ke dia. Entar dia bilangnya gue o'on pake banget lagi. Lo tau sendiri kan? Perkalian aja gue masih sering salah. Gimana sama materi ulangan kita itu. Bisa dicap orang bodoh banget gue sama Fandy."
"Yaelah, suami lo sendiri kenapa mesti malu sih?"
"Gue kan juga gak pernah diajarin sama dia, Sis. Malu deh ih.."
Siska menghela nafas kasar, "Fel, lo itu harus berani unjuk kekurangan sama kak Fandy. Dia kan suami lo, masa udah nikah aja lo masih jual mahal sih sama dia? Udah muhrim kali. Ya artinya tuh lo udah jadi milik dia seutuhnya. So, semua yang ada di dalam diri lo itu harus kak Fandy tau Fel.. Kalo lo kayak gini mah, sama aja secara gak langsung lo gak ngehargain suami lo dong."
Jelas Siska panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of My Marriage [COMPLETED]
Genç Kurgu(SEBAGIAN PART DI PRIVATE YAH, FOLLOW DULU SEBELUM BACA. THANKS) HEH! PLAGIATOR JAUH-JAUH LU! Suatu kekecewaan besar ketika Felly harus pergi meninggalkan Bandung, kota tempatnya dibesarkan. Dimana ia harus melepas moment-moment indah bersama para s...