Nata menginggit kuku jarinya dengan gelisah,Sudah hampir 1 jam ia menunggu Rena yang katanya ingin ke toilet Sebentar. Tolong garis bawahi kata Sebentar .
"Rena Tastila? Loh,Rena belum kembali Nata?" Tanya seorang guru yang mengajar dikelas Nata. Nata terperanjat kemudian ia mengangguk penuh kepanikan.
Guru itu menggeleng "Tidak mungkin Rena bolos,coba kamu cari dia Nata. Tapi awas kalau kamu bolos" Nata mengangguk cepat lalu berlari keluar kelas.
Menelusuri semua koridor tapi ia tetap tidak menemukan Rena. Hatinya sedang gundah,ia merasa sesuatu yang buruk menimpa gadisnya. Saking paniknya,tubuh bergetar dan keringat dingin membanjiri pelipisnya.
'Kamu dimana Rena...' lirihnya membatin.
***
"HIKS HIKS!! LEPASIN GUE BRENGSEK!!!! LEPASIN GUEE!! HIKS!" Teriakan melengking itu berasa dari gudang sekolah yang jauh dari koridor kelas 10,11,dan 12. Koridor gudang ini begitu sepi,suasananya begitu mencekam.
Gadis itu terus menangis dan memberontak,berusaha melepaskan tangannya dari ikatan tali yang mengikatnya. Fyi,Posisi gadis itu begitu mengenaskan. Duduk disalah satu kursi bekas,tangannya diikat kebelakang,kakinya juga diikat,Rambutnya terlihat berantakan,matanya memerah akibat menangis. Gadis itu begitu putus asa tatkala tidak ada yang bisa menolongnya.
"Akhirnya gue bisa bikin lo kayak gini" gadis itu mendongak saat mendengar suara familiar didepannya,Matanya membulat dan tubuhnya menegang.
"A... aney" lirih gadis itu serak. Orang itu tersenyum miring,ia mencondongkan kepalanya kedepan agar lebih dekat dengan wajah korbannya. Kemudian berbisik...
"Hay,Ketemu lagi... Rena" tubuh Rena bergetar,Suara itu begitu menyeramkan. Aney tersenyum miring melihat korbannya bergetar ketakutan.
"Lo takut? Seorang Rena Tastila takut? Hm... sulit dipercaya" desis Aney membuat emosi Rena tersulut
"Apa yang lo mau dari gue?! Kenapa lo ngelakuin ini ke gue?!! Gue gak ada urusan apapun sama lo!!" Teriak Rena,Aney mengepalkan tangannya kuat-kuat. Kemudian...
Plak!
"Salah lo banyak!! Lo selalu ngerebut apa yang harusnya jadi milik gue!! Dan kesalahan lo yang paling parah,Lo ngebuat gue jadi BENCI SAMA LO RENA!! GUE BENCI SAMA LO!!!"
Plak!
Plak!
Plak!
Plak!
Plak! Plak!
Plak!
Plak!
Rena menunduk seraya sesunggukan,Pipinya terasa panas akibat ditampar beberapa kali,dapat ia rasa,darah segar keluar dari sudut bibirnya. Ia benar-benar berharap Tuhan mengirim seseorang untuk menolong.
Rena mendongak,menatap Aney penuh harap "Pliss lepasin gue" lirih Rena penuh harap.
Aney terlihat berpikir sejenak,kemudian ia mengangguk "Okay,untuk kali ini gue ngizinin lo pulang... bilang sama semua orang terdekat lo,Ucapin selama tinggal termanis" desis Aney tajam dan tertawa setan.
Rena menatap Aney tidak percaya,bisa-bisanya ada manusia sekeji ini. Rela melakukan apapun demi balas dendamnya.
Akhirnya,Aney melepas ikatan tali tangan dan kaki Rena. Dengan sekuat tenaga,Rena berdiri lalu melangkah keluar melewati Aney dengan tertatih. Aney tersenyum miring,ia mendorong Rena dari belakang membuat gadis itu tersungkur. Badannya serasa remuk saat itu juga,namun sekuat tenaga ia kembali berdiri dan berjalan keluar.
Ia berjalan dikoridor yang sepi,Masih ada 2-3 meter lagi untuk mencapai koridor yang ramai. Ia yakin,ini sudah istirahat kedua. Rena terus berjalan dengan tertatih
Sampai sebuah suara menganggetkannya...
"RENA!!!"
Rena menoleh dengan pelan,ia memicingkan matanya sedikit dan...
"Na-ta..." sejurus kemudian,Kesadarannya hilang begitu saja.
***
"Gak mungkin! Ini pasti ada yang ngerencanaiin! Gue yakin ada yang bikin cewek gue jadi kayak gini!" Senggah Nata tegas,ia tidak terima gadisnya diperlakukan seperti ini. Ini namanya tindak kriminal.
Diperhatikannya wajah Rena yang masih terpejam dibrangkar rumah sakit. Ya,Nata begitu kaget melihat kondisi Rena tadi yang benar-benar mengenaskan. Kedua pipinya tercetak telapak tangan dan sudut bibir Rena yang berdarah,membuatnya langsung tersulut emosi. Emosinya seketika meledak
"Rena! Yaallah sayang! Kamu kenapa nak? Hiks" Nita tiba-tiba datang dan berhambur memeluk Rena yang masih terpejam dengan air mata yang menetes.
"K-kamu? Kamu pacarnya Renakan? Rena kenapa? Kenapa bisa anak tante kayak gini? Kenapa?! Hiks..." Air mata kembali menetes. Nata terkejut,rupanya wanita ini mama Rena.
Ia kira,Wanita itu adalah wanita gila karena kehilangan anaknya makanya langsung memeluk Rena. Ternyata,dia mamanya. Camer
"E-eh iya tan... Aku juga gak tau,tadi pas aku temuin Rena dia udah kayak gini" Sahut Nata menjelaskan.Nita mendongak menatap Nata,lalu kembali menatap Rena.
Dielusnya kepala Rena dengan sayang. Ia lalai menjadi ibu,ia lalai menjaga putrinya,ia tidak bisa menjadi ibu yang baik sehingga putrinya seperti ini. Nita mengecup kening Rena lalu kembali menatap Nata.
"Saya Nita,saya mamanya Rena. Saya tau,kamu pacarnya Rena. Iyakan?" Tanya Nita
Nata tersenyum kikuk kemudian ia menjawab "I-iya tan,saya pacarnya Rena"
Nita tersenyum tipis,kemudian menepuk pundak Nata sebanyak 2x "Tante harap,kamu bisa mengisi kekosongan Rena. Tante berharap banyak sama kamu Nata... Kalo gitu,Tante mau pulang dulu... Jangan beritau Rena kalo tante dateng kesini ya? Assalamualaikum"
Mata Nata mengikuti punggung Nita yang kian menjauh dengan wajah polos,lebih tepatnya idiot.
'Nita? Nata? Nita? Nata? Lah?! Ibu sama anaknye namanya ngikutin nama gue mulu' Batin Nata akhirnya. Ia menghela napas pelan,menggaruk pelipisnya sejenak lalu tidur diatas sofa menunggu kekasihnya bangun.
*****
Gue gak tau mau ngomong apa. Yang gue tau,CERITA INI MAKIN GAK JELASS:""""""""""((
Silahkan Vomment:(
KAMU SEDANG MEMBACA
ReNata
Teen Fiction[RE-UPLOAD] Rena sudah tidak punya harapan lagi. Nyatanya semua orang, satu persatu akan meninggalkannya. Meninggalkan luka yang mengaga lebar direlung hati, ditengah senja air mata menetes melewati pipi. Pada akhirnya, Rena memilih menyerah. Ketika...