"Woi!" Seseorang menepuk bahu Nata, membuatnya langsung menoleh dan mendapati Kevin dengan senyum lebar. Nata mengernyit lalu mundur selangkah, menatap Kevin horror.
"Pet?" Nata berucap dengan nada yang terdengar sangat sangat menyebalkan di telinga Kevin "Lo gapapa kan? Lo ga kesurupankan? L-lo baek-baek aja kan, Pet?"
Tak
Nata meringis seraya mengusap kepalanya "Apaan sih lo, Pet? Mau kamu itu apa, sih? Kamu mau putus? Ok. Kita akhiri semua ini."
"NAJIS LO BANGSAT!"
Tangan Nata terangkat memegang kepala Kevin "Sadarlah, ku mohon sadarlah saudariku."
"Anjing, saudari? Lo pikir gue cewek?!"
"Gue ga bilang gitu,"
"Tapi 'kan tadi lo bilang saudari?!"
"Ya tapikan bukan gitu maksud gue!"
"Tapikan--"
"LO MAU NGOMONG APA SEBENERNYA?! RENA UDAH NUNGGU GUE BEGO!" Nata berteriak dengan kerasnya, membuat siswa-siswa menatapnya "Lo kagak liat muka Rena di sana? Matanya udah warna merah saking keselnya,"
Kevin tertawa, begitu pun dengan Nata yang terkekeh "Babi lo, Nat."
"Jadi gini, gue mau ke lapangan sekolahan SMA 2 ada pertandingan disana, sekalian latihan juga, lo mau ikut kagak?" Tanya Kevin.
"Oke, tapi gue anterin Re--"
"Lah? Keburu telat bego! Izin aja sama dia,"
"Tapi--"
"Serah lu dah, gue tinggal sekarang," Kevin berjalan menjauh, membuat Nata berdecak. Kalau ia mengikuti Kevin, ia akan mengecewakan Rena. Karena cowok itu sudah berjanji akan mengajaknya ke kedai Ice cream.
"Kepet!" Kevin berhenti melangkah, lalu berbalik menatap Nata "Gue ikut lo. Gue izin dulu sama, Rena,"
"Jangan lama, gue tunggu di aula. Kita berangkat bareng ae," Nata mengangguk, lalu ia berjalan menuju Rena yang berdiri 2/3 meter di depannya.
Rena sudah mengeluarkan sumpah serapah untuk Nata yang sudah membuatnya menunggu lama. Meski tidak lama banget. Tapikan tetep aja, emang dipikir nunggu enak apa? Batin Rena. Gadis itu hanya memasang wajah datar begitu Nata berdiri tepat di hadapannya.
"Sayang. Kayaknya gue ga--"
"Gabisa nganterin lo karena gue mau latihan basket sama futsal," Rena memotong dan menyambung kalimat Nata membuat cowok itu terdiam.
'Biarin ae lah, ntar gue bujukin si Rena,' Batin Nata.
Cowok itu meringis seraya mengusap tengkuknya yang tidak gatal.
"Kok lo tau sih? Lo cena--"
"Serah lo. Percuma gue nunggu," Rena kemudian berlalu begitu saja, tidak membiarkan Nata menyelesaikan kalimatnya.
"Ren! Rena!!" Rena tidak memperdulikan teriakan Nata dan justru terus berjalan.
"Yaudahlah, sekali-kali. Ya Allah, tolong jagaiin Rena dari mata-mata haram yang pengen Nata colok. Semoga dia sampai dengan selamat. Aamiin," Nata mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya, lalu berjalan menuju Aula menemui Kevin dan teman-temannya.
Di tempat lain, lebih tepatnya di depan gerbang sekolah. Rena berdiri dengan wajah di tekuk, ia sangat kesal dengan Nata. Katanya ia akan di ajak ke kedai Ice Cream tapi sekarang apa? Omkos! Omong kosong.
Tadi Nata lewat di depannya bersama teman-temannya, Nata berhenti sebentar dan mengeluarkan jurus gombalnya. Namun Rena mengalihkan pandangannya membuat Nata berdecak lalu berkata: "Maafin pangeranmu, Sayang. Besok kita jalan ok? Gue tau lu pengen jalan sama cogan kek gue,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ReNata
Teen Fiction[RE-UPLOAD] Rena sudah tidak punya harapan lagi. Nyatanya semua orang, satu persatu akan meninggalkannya. Meninggalkan luka yang mengaga lebar direlung hati, ditengah senja air mata menetes melewati pipi. Pada akhirnya, Rena memilih menyerah. Ketika...