26. Julian?

1.6K 134 2
                                    


Delia heboh saat tahu ada seorang yang bernama Julian mengaku mengagumi Sea. Seperti biasa gadis itu akan bertingkah absurd kalau sedang mendengar berita heboh.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Sea.

"Yaa..kalaupun dia ngapa-ngapain lo, kan ada Bram. Enggak usah lebay deh." jawab Delia santai sambil menyisir rambut panjangnya.

"Aku kan enggak bisa nebak kapan dia tiba-tiba muncul di hadapanku. Kalau Bram lagi nggak ada gimana?"

Delia manggut-manggut mengerti. Akhirnya gadis itu menyarankan untuk sementara tinggal di kost-an miliknya. Sepertinya itu tidak terlalu buruk. Sea pamit terlebih dulu untuk menemui Bram di kantornya. Sebenarnya mereka belum ada janji, namun Sea berinisiatif untuk mengantarkan makan siang untuk kekasih. Kekasih? Sejak kapan statusnya berubah menjadi seorang kekasih Bram. Sea memukul-mukul kepalanya sendiri.

Dia melangkah lebar menuju kantor Rexxan Group. Langkahnya seakan sangat ringan dan mudah. Senyum tidak berhenti mewarnai wajahnya. Di tangan kanannya sudah ada kotak makan berisi masakannya. Sekretaris Bram melihat Sea sebelum saat berpapasan di lift.

"Hmm..maaf anda mau bertemu dengan siapa?" tanya Selma.

"Bram..Bramnya ada enggak mba?" tanya Sea gugup.

"Pak Bram masih ada di ruangannya. Sepertinya sebentar lagi beliau akan keluar makan siang." jawab Selma. Sea sedikit ragu apakah dia akan masuk ke ruangan Bram atau menunggunya itu keluar.

"Sebentar saja ketemu enggak apa-apa kan mbak? Saya cuma mau kasih ini aja kok." pinta Sea. Perempuan itu nampak sedikit berpikir. Setelah dirasa oke, Selma mengantar Sea masuk ke dalam ruang Bram.

"Maaf pak, ada yang ingin ketemu sama bapak." kata Selma.

"Ini sudah jam istirahat kenapa masih ada tamu, Sel?" ujar Bram sambil mengencangkan suaranya. Sea yang tengah menunggu di luar dibuat kaget mendengar suara bariton milik Bram.

"Maaf pak. Kalau tidak bisa bertemu saya bisa beritahu tamunya."

"Siapa tamunya?"

"Namanya Sea."

Bram terkejut dan segera bangkit dari kursi kebesarannya. Dia melihat Sea duduk dengan cemas sambil terus memeluk kotak makanan yang sedari tadi dia bawa. Sea mendongakan wajahnya dan melihat Bram berdiri menjulang di hadapannya. Seketika Sea berdiri dari sofa.

"Kamu bisa istirahat, Sel. Terima kasih."

"Baik pak."

Sea masih mematung menghadap Bram. Dia masih terlalu kaget apa kehadirannya menganggu Bram atau tidak. "Aku bisa pulang kalau aku mengganggumu." ujar Sea pelan.

Bram mengulas senyum dan menarik pergelangan tangan Sea untuk masuk ke dalam ruangannya. Membimbing Sea untuk duduk di sofa. Ada tatapan bersalah dari Bram saat melihat Sea yang terus saja menunduk. Dia memegang dagu Sea untuk menatapnya.

"Kamu kenapa?" tanya Bram khawatir.

"Enggak apa-apa."

"Jangan bohong. Kenapa dari tadi diam saja enggak seperti biasanya."

"Maaf kalau aku sudah mengganggu waktu istrahatmu."

Bram tertawa dan mengelus puncak kepala Sea. Matanya tiba-tiba melihat ke kotak makanan.

"Itu untukku?" tanya Bram sambil menunjuk kotak makanan berwarna biru tersebut.

"Tadinya sih begitu."

On Air ( Secret Admirer )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang