29. Siapa Kamu?

1.9K 145 9
                                    


Siang ini Sea akan menemui Pak Widodo selaku General Manager di MX Radio. Beliau meminta bertemu dengan salah seorang penyiar terbaik di MX untuk membicarakan wacana mereka yang sempat terencana di awal tahun kemarin. Menurut pak Widodo, Sea tidak perlu memakai pakaian formal karena beliau tidak akan lama-lama. Setelah memakirkan mobilnya, Sea segera masuk ke dalam restoran Cina sesuai janji dan mencari pak Widodo di tengah-tengah ramainya pengunjung.

"Selamat datang, reservasi atas nama siapa?" tanya seorang waitress ramah.

"Hm...pak Widodo."

"Mari saya antar." kemudian waitress tersebut mengantar Sea ke meja pak Widodo. Ternyata pak Widodo memlih tempat privat. Setelah mengucapkan terima kasih, Sea masuk ke dalam ruangan dan mendapati pak Widodo tengah sibuk dengan ponselnya. Pak Widodo langsung meletakkan ponselnya saat tahu Sea telah datang. Beliau mempersilakkan Sea untuk duduk.

"Halo Sea Cihuy. How are you today?" tanya Pak Widodo dengan senyum mengembang.

"I'm good, Mister." jawab Sea. Mister Widodo begitulah Sea memanggilnya. Bukan karena sopan tapi pak Widodo mengharuskan semua yang bekerja di MX memanggilnya Mister. Beliau tidak mau dipanggil dengan sebutan 'bapak' karena terkesan tua meskipun usianya sudah sekitar 50 tahunan. Beliau termasuk pribadi atasan yang tidak suka 'nge-bossy'. Justru beliau pribadi yang hangat dan menyenangkan. Terutama untuk Sea.

"Well, kamu pasti belum makan. Saya sudah pesankan makanan enak untuk anak kesayangan saya." katanya.

"Thank you, Mister. Tapi tumben banget mister ngajak ketemuan disini?"

"Makanlah dulu. Nanti saya jelaskan kalau kamu sudah selesai."

Sea me ngangguk setuju. Mereka akhirnya menghabiskan aneka makanan yang tersaji di atas meja. Sesekali mereka terlibat perbincangan ringan. Tidak banyak yang tahu kalau Pak Widodo adalah seorang duda beranak dua. Kedua anaknya sama-sama kuliah dan kerja di luar negeri. Meski demikian, pak Widodo bukanlah tipe duda tua yang genit dengan semua perempuan. Maka dari itu setiap pegawai MX Radio sangat mengidolakan pak Widodo.

"Saya sudah selesai makan dan kenyang. Sekarang mister mau bicara apa sama saya?" tanya Sea membuka percakapan kembali.

"Masalah MX yang sebentar lagi akan mengudara di Semarang.."

Sea diam. Proyek itu benar-benar terealisasi akhirnya. Pak Widodo menyeruput teh hijaunya yang tinggal sedikit. "..kalau kamu akan dimutasi kesana. Apa kamu bersedia?"

Sea membasahi tenggorokannya dengan meminum air putih. "ini project sudah lama terundur, Sea. Saya harap kamu bisa membuat MX Radio Semarang sama suksesnya dengan yang di Jakarta ini. Semua management setuju, tapi bukan berarti kinerja kamu disini jelek, enggak sama sekali. Jangan kamu pikirkan seperti itu. Kita akan melakukan uji coba dulu kalau kamu merasa lebih baik disana, kita akan memperpanjang kontrak di Semarang." ujar Pak Widodo panjang lebar.

**

"SEAAAA AWAASSS!!" teriak Delia. Tapi terlambat! Sea sudah 'mencium' pintu masuk mall yang terbuat dari kaca. Beberapa orang meringis melihat jidat Sea yang memerah. Sampai seorang security berlari menghampiri Sea. Setelah mengatakan tidak apa-apa, security tersebut pun kembali ke posnya.

"Lo sih enggak liat-liat kalo jalan." omel Delia sambil memapah Sea.

"Siapa sih yang taruh kaca disitu?" kelakar Sea sambil mengusap-usap jidatnya.

"Eh dodol, tuh kaca sudah disitu dari kapan tahu. Lo pasti lagi ngelamun kan?"

"Aku enggak ngelamun kok. Kan aku emang enggak liat ada kaca disitu, Del."

On Air ( Secret Admirer )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang