Tubuh Sea menggeliat pelan karena sangat pegal. Pantas saja tubuhnya seperti habis mengangkat 20 karung beras karena posisi tidurnya di mobil membuat tubuhnya tidak nyaman. Matanya mengedar mencari sosok pria yang sejak tadi bersamanya. Lalu dia keluar dari mobil dan terkejut dengan pemandangan yang tersedia di depan matanya. Sejak kapan dirinya sudah berada di pantai dan ini pantai dimana? Masih di Indonesia kah? Atau jangan-jangan di Maldev. Sekitar 50 meter dari tempatnya berdiri, dia melihat seorang lelaki yang duduk sendiri sambil menutupi kepalanya dengan hoodie. Perlahan kaki-kaki Sea menapaki pasir putih yang lembut dan menghampiri Bram.
"Wow keren ya pantainya!" seru Sea. Bram masih juga tidak bergeming, Sea tidak kehabisan akal. "Eh enak kali ya di pinggir pantai begini kita barbekyu-an. Ah andai saja ada mas Ubit dan Delia disini, bakal tambah rame lagi." sambung Sea. Yes, berhasil! Bram membuka hoodie yang menutupi kepalanya. Bram nampak kacau dan berantakan.
"Gimana? Keren kan?" tanya Bram dengan tak lupa memberi cengiran khasnya. "Kamu pasti senang saya ajak kencan disini?"
"Kencan? Mimpi kamu." entah kenapa pipi gembul Sea seketika memanas. Untung saja ini di malam hari, bagaimana kalau di siang hari. Bisa-bisa Bram melihat kejadian memalukan tersebut. Bram berdiri dan mengulurkan tangannya pada Sea. Penyiar itu akhirnya menyambut uluran tangan Bram. Mereka berjalan bersisian menelusuri pantai. Sesekali Sea merapikan rambutnya yang tertiup angin kencang.
"Saya menyukai sekali pantai. Dewi pun sama. Dia suka aroma pantai yang sejuk. Kamu tahu?" Bram menghadap kepada Sea. Mau tidak mau Sea terkejut dan berusaha menahan nafasnya. "Pertama kali saya melamar Dewi untuk menjadi istriku, ya..disini. Tepat disini dan kamu lihat batu itu..setelah dia menerimaku, saya berlari ke atas puncak batu itu dan meneriakan 'DEWI AKU MENCINTAIMU!!' kalau dipikir-dipikir saya seperti orang gila saja ya." Bram tertawa lepas. Namun sesuatu yang tidak beres pasti sedang dia rasakan.
"Cukup Bram!" pekik Sea. Dia tidak habis pikir kenapa dirinya berteriak seperti itu. Bram pun tak kalah kaget juga. Entah dapat keberanian darimana, Sea memeluk Bram. Sepertinya tubuh Bram sangat pas di tubuhnya. "Kamu jangan seperti orang gila, Bram." hanya itu yang keluar dari mulut Sea.
"Saya memang sudah gila, Sea. Sudah menjadi gila saat Dewi meminta cerai dari saya." Sea pun melepaskan pelukannya.
"Aku enggak tahu ini akan berhasil atau enggak. Tapi setidaknya, kalau kamu bersikap seperti orang gila terus mana berhasil. Mungkin ada suatu hal yang salah pada dirimu sampai-sampai Dewi meminta cerai ke kamu."
"Maksudmu?"
"Dari sikapmu pada Dewi, aku merasa kamu pria yang egois. Pria posesif dengan aturan yang banyak." ujar Sea. Bram tertawa lebar dan berjalan mundur. Lelaki itu merentangkan tangannya ke udara sambil menikmati angin pantai yang dingin.
"Ya, kamu memang benar Sea. Saya suami yang egois dan posesif. Ini saya lakukan karena saya mencintai Dewi, istri saya sendiri. Apa itu salah? Demi Tuhan, sedikitpun saya enggak pernah selingkuh dari Dewi seperti yang dia tuduhkan." Sea hanya diam. Kilat-kilat kepedihan jelas tergambar di mata Bram yang tajam. "Foto-foto itu..hanya sebuah kamuflase di balik hancurnya rumah tangga kami."
"Bram.." cicit Sea.
"Sudahlah kamu enggak akan paham. Saya hanya minta bantuanmu untuk memecahkan masalah ini. Bukan menghakimi saya, menilai buruk tentang sikap saya."
Sea menggigiti bibir bawahnya. "Hm..Bram enggak seperti itu. Maksudku-"
"Pergilah." satu kata yang terucap dari mulut Bram membuat Sea tersentak.
"Bram. Maaf-"
"SAYA BILANG PERGILAH! TINGGALKAN SAYA SENDIRI!" Perlahan Sea mundur dari hadapan Bram dan berjalan menuju mobilnya. Apa ada yang salah dengan ucapannya tadi? Entahlah mungkin Bram benar, lelaki itu hanya meminta bantuannya untuk bisa kembali rujuk dengan mantan istrinya. Bukan untuk menghakimi atau bahkan mencampuri hidupnya. Hey, bukan kah belakangan ini Bram menjadi sebagian dari keseharian Sea dan begitu pula sebaliknya. Satu yang pasti, Sea yakin ini tidak akan berhasil. Kini penyiar kondang itu memacu mobilnya meninggalkan pantai dan juga meninggalkan Bram. Sesekali dia menghapus air mata yang perlahan menetes di sudut matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Air ( Secret Admirer )
RomanceApa yang akan kamu lakukan jika secret admirer-mu memintamu untuk menyatukan kembali hubungannya dengan sang mantan? Sea Gifty Paragota akan menjawabnya dan apakah usaha Sea berhasil mempersatukan secret admirernya itu dengan sang mantan istri? Sil...