Chapter 10

246 33 0
                                    

Aku benar - benar sudah melupakan sosok Harry, tetapi sejak kejadian kemarin membuat wajah Harry terbayang - bayang di fikiranku, dan itu sulit terlupakan.

Seketika air mataku terjatuh lagi. Kurasakan desiran angin menerpa tubuhku dingin. Angin malam yang indah, aku selalu sangat merindukan malam seperti ini.

Aku mencoba menatap langit, terlihat bintang - bintang dilangit hitam, membuatku tersenyum, lalu mataku ku pejamkan dan kedua tanganku kulipat didepan dadaku, ku biarkan angin menerpaku.

Kurasakan seseorang duduk disampingku dan mengelus lembut rambut panjang yang kuurai. Aku mencoba melihat siapa yang disampingku ini, dan dia ternyata Niall.

"Sedang apa kau disini?"

"Aku yang seharusnya menanyakan itu padamu, kau kan sedang sakit, kau tidak boleh keluar"

"Aku sudah baikan sayang. Jangan khawatirkan aku berlebihan begitu"

"Tapi.."

Tiba - tiba dia menutup jari telunjuknya pada bibir tipisku, dan mulai mendaratkan bibirnya pada bibirku, lalu memelukku erat dan hangat.

"Mengapa kau bisa sampai di rumahku?"

"Karena aku ingin"

"Aku bisa saja mengusirmu jika aku mau"
Ucapku terkekeh padanya.

"Kau bisa saja"
Ucapnya mencubit pipiku.

"Aww.. sakit Niall, lihat pipiku memerah karena kau"
Ucapku memperlihatkan pipiku padanya.

Diapun bangkit dari tempat duduk dan berlari. Akupun memburunya, hingga aku mendapatkannya dan kami terjatuh di tanah, untungnya tanah ini ditumbuhi rumput - rumput apabila kita terjatuh tidak terlalu sakit.

"Pulanglah"

"Aku tidak ingin pulang, aku masih ingin disini"

"Tapi kan ini sudah larut malam, kau harus pulang"

Tiba - tiba dia mengambil kedua tanganku lalu menggenggamnya, dan memohon kepadaku.

"Bolehkah aku menginap dirumahmu?, sekali ini saja"

"Tapi, kau nanti tidak akan menyukai rumah sederhanaku ini"

"Oh astaga, mengapa kau bicara seperti itu huh?"
Ucapnya tertawa padaku.

"Kukira kau tak akan suka"

Akupun membawa Niall memasuki rumahku, dan dia hanya mengekor dibelakangku.

"Apakah kau tinggal sendiri? Mana orang tuamu dan saudaramu?"

"Orang tua dan saudaraku ada di Perancis. Aku ke London karena aku ingin mandiri dan mencari pekerjaan tanpa memperlibatkan orang tuaku"

"Btw, saudaramu berapa?"

"Saudaraku hanya satu, dan itu kakak laki - lakiku, namanya Mike"

Niall hanya mengangguk perkataanku.

"Kau tunggu disini. Aku akan membuatkan mu minum dulu"

"Yeah"

Akupun membawakannya secangkir kopi panas untuknya.

"Ini untukmu. Minumlah"

"Terima kasih Megan"
Aku hanya tersenyum kepadanya.

"Malam ini aku tidur dimana?"

"Kau tidur di sofa ruang tamu saja"

"Kau jahat sekali padaku. Aku ingin tidur satu ranjang denganmu"

"Baiklah jika kau mau"

Akupun membawa Niall menuju ke kamarku

"Kau baliklah dulu. Aku ingin berganti baju"

"Jika aku tak mau, bagaimana?"

"Tapi.."

Tiba - tiba Niall mendekatiku dan mulai melepaskan bajuku

"Aku yang akan menggantikan bajumu"

Hingga tubuhku dalam keadaan setengah telanjang, dan Niall selalu menatap tubuhku, biar sekali saja tidak pernah menutup matanya.

"Kau ingin?"
Tanyaku padanya.

"Kenapa tidak? Aku akan selalu ada dengan tubuh indahmu ini"

Tiba - tiba Niall melepaskan bajunya juga. Kemudian mulai mendorongku ke tempat tidur.

*****

Keep vote dan komen..

A.M. [n.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang