Chapter 17

194 25 0
                                    

-1 month later-

Jam pesawatku sore nanti. Jadi, aku memutuskan untuk menemui Mrs.Venna.

"Sebentar lagi aku akan meninggalkan kota ini. Aku tak akan kembali lagi. Jadi, aku tidak lagi bekerja disini"

"Aku mengerti. Kau sudah bekerja keras. Ini terimalah"
Ucapnya menyodorkan suatu amplop kepadaku.

"Makasih Mrs.Venna. Tapi, kau sudah memberikanku gaji 3 minggu yang lalu untuk bulan ini"

"Uang itu bukan uang gajian mu. Tapi, uang itu adalah uang ucapan terima kasih ku padamu, karena kau sudah membuat toko bunga ini jadi terkenal dan.. bahkan banyak yang membeli bunga disini dan itu membuat pemasukan kita meningkat. Tolong terimalah ini"

"Itu sudah menjadi tugas dan kewajibanku, sebagai pengantar bunga. Aku juga berterima kasih padamu karena telah menerimaku bekerja disini. Dan teman - temanku a.k.a pengantar bunga. Aku akan menerimanya"
Ucapku mengambil amplop pemberian Mrs.Venna.

"Terima kasih Mrs.Venna"

"Sama - sama Megan"

"Aku selalu berdoa agar toko bunga ini selalu sukses"

"Amiin.. Terima kasih kembali, Megan"

"Kalau begitu aku pergi dulu. Salam dengan yang lain"

Akupun berjalan keluar toko ditemani dengan Mrs.Venna.

"Sepedamu kemana?"
Ucapnya setelah melihat taksi di depan toko bunga.

"Aku sudah memasukkannya di bagasi"

Akupun berjalan menuju taksi. Namun, langkahku terhenti.

"Jangan lupa kau temui anak itu"
Aku sudah tahu, anak yang dimaksud Mrs.Venna itu.

"I will"

Akupun memasuki taksi. Aku membuka kaca jendela dan melambai - lambaikan tanganku padanya.

"Sampai jumpa!"

"Be carefull!"

"Yeah!"

...

Aku langsung berjalan menuju ruangan Niall. Aku mencoba mengetuk pintu.

"Niall? Apa kau didalam?"

"Yeah, masuklah"

Dia hanya menatap seluruh tubuhku.

"Apakah kau akan pulang?"

"Yeah begitulah. Aku akan ke bandara 3 jam lagi"

"Kau naik apa kesini?"

"Naik taksi"

"Aku yang akan mengantar mu ke bandara"

"Baiklah"

Akupun bersama Niall menuju ke taksi lalu mengeluarkan barang - barangku untuk dipindahkan ke mobil Niall.

...

Mengapa kakiku sulit untuk digerakkan. Serasa kaku, aku mungkin belum bisa meninggalkan kota yang indah ini. Banyak kenangan di kota ini yang tak akan pernah terlupakan.

Semua orang - orang berdatangan ke bandara. Saking bahagianya telah melihat seseorang yang telah datang dari sana ke kota ini. Ada pula, seseorang pergi ke tujuan dengan hati gembira bersama dengan keluarga mereka.

Niall mengeluarkan semua barang - barang ku dari bagasi mobilnya.

"Ini barangmu"

"Terima kasih, kau telah mengantar ku sampai kesini"

"Niall... bawalah sepedaku ini ke rumahmu, jaga baik - baik sepeda ku. Ini adalah kenangan dariku"

"Terima kasih Megan. Aku akan selalu menjaga ini"

Aku menatap matanya.

"Aku akan merindukan mu"

"Aku juga"

"Baik - baiklah disana. Jangan pernah kau melupakan ku. Ingat selalu wajah tampan ku ini"

"Dalam keadaan seperti ini, kau bisa saja bercanda"

Akupun memeluknya erat. Hangat rasanya. Entah mengapa setiap aku memeluknya, aku sulit untuk melepaskan pelukan darinya. Aku pasti akan merindukan momen seperti ini.

Niall mencium puncuk kepalaku dan membalas pelukan ku.

"Aku harus pergi"
Ucapku melepaskan pelukan darinya.

"Aku akan selalu menghubungi mu, jangan lupa juga, kau harus terus menghubungi ku"

"I will"

"Hati - hati Megan"

"OK! Bye"
Ucapku melambaikan tangan dan tersenyum.

"Bye"
Ucapnya melambaikan tangan dengan tersenyum.

Aku menahan rasa sedih ini, agar aku tidak menjatuhkan air mataku didepannya.

Aku mulai memasuki pintu bandara. Kulihat ke belakang, Niall masih saja melihatku.

Aku berjalan sedikit demi sedikit, semakin kencang, kencang, dan kencang dengan membawa koperku ini, dan tas lainnya. Aku merasa seseorang mengikuti dari belakang, dan tiba - tiba memegang lengan ku yang akhirnya memberhentikan langkah ku.

"Tunggu!"

Aku tahu ini siapa.

"Sedang apa kau disini?"

"Aku hanya ingin menemuimu. Ingin melihat mu yang ke terakhir kalinya, aku tahu kau tak akan kembali lagi"

Akupun berbalik dan melihatnya.

"Lepaskan tanganmu dari lenganku"

Harry melepaskan tangannya dariku.

"Aku hanya ingin mengatakan, jangan pernah membenciku, jangan kau menghindar dariku karena masa lalu kita. Dan... Niall, dia pria yang baik, jangan kau sia - siakan dia"

"Yeah, aku tak akan menghindar lagi darimu"

"So, kau mau kita berteman?"

"Yeah"
Ucapku tersenyum padanya, dia juga membalas senyuman ku.

"Hati - hati Megan. Semoga harimu menyenangkan"

"Yeah, kau juga. Bye"

"Bye"
Ucapnya melambaikan tangan dan tersenyum.

*****

Mereka akhirnya berpisah.

Vote and comment guys! ;)

A.M. [n.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang