Chapter 19

229 26 1
                                    

-2 weekend later-

Kali ini aktivitas ku tak seperti lagi semasa di London. Kini aku kembali menjalankan bisnis restoran dengan makanan khas Perancis, oleh milik dad.

Selama aku kembali ke Perancis, banyak sekali perubahan, semua aktivitasku. Padahal aku kan lahir di Perancis.

Niall tak lagi disini, tak ada yang menghibur ku lagi. Hanya lewat telepon, dia menghiburku, itupun kalau dia tidak sibuk.

Jika dipikir pakaianku sekarang lebih rapi dibandingkan pakaianku sewaktu bekerja di toko bunga. Sekarang aku tak lagi mengendarai sepeda, tapi aku memakai mobil. Aku sangat rindu naik sepeda.

Udara segar pagi ini, aku memutuskan untuk keluar berjalan kaki.

Akupun memutuskan untuk menelfonnya. Baru saja aku menelfon nya, dia sudah menelfon ku duluan.

"Megan?"

"Yeah, ada apa?"

"Baliklah kebelakang"

"Untuk apa?"

"Aku dibelakang mu"

"Mana mungkin kau ada disini? Oh aku tahu, pasti kau bercanda kan? Candaanmu lucu juga"

"Aku serius. Berbaliklah"

Akupun membalikkan badanku, dan benar dia tepat ada dibelakang ku. Aku tak sangka dia ada disini sekarang.

Terlihat seorang pria yang sangat kukenal. Dia memakai pakaian santai, pagi ini.

Apakah ini sebuah mimpi?

Atau bayangan ku saja?

Aku melangkahkan kakiku untuk mendekatinya.

"Apa kau benar - benar Niall? Kau Niall asli kan?"

"Haha, jangan bercanda Megan. Kau ini lagi mabuk atau apa? Aku ini benar - benar Niall, apakah kau tak melihatku, kau bisa meraba ku jika kau tak percaya"

Aku mulai meraba - raba tubuhnya. Memegang wajahnya, dan ternyata dia tak memakai topeng.

Apa aku benar - benar mimpi? Bangunlah Megan. Kau pasti bermimpi. Aku memukul - mukul pipiku, memastikan ini benar mimpi atau tidak.

"Yahh! Kau benar, kau Niall yang asli"
Akupun memeluk Niall erat dengan kegirangan.

"Ya ampun Megan, kau masih saja bertingkah seperti anak - anak saja. Mana mungkin pria tampan yang kau peluk ini, ada dua orang"
Ucapnya terkekeh.

"Kau itu. Aku kan cuman mau memastikan, kau ini benar Niall yang asli apa bukan.
Ucapku melepaskan pelukan darinya.

"Jangan cemberut begitu, Megan sayang. Aku disini. Tersenyumlah"
Ucapnya mencubit pipiku dan menertawakanku.

Apa dia pikir aku anak - anak yang baru saja menginjak umur 5 tahun. Enak saja dia.

Akupun memperlihatkan senyumku yang paling, paling, paling manis.

"Yah, begitu. Senyum itu sangat manis. Membuatmu terlihat cantik"

"Jangan memuji terlalu berlebihan"
Ucapku memutar bola mataku.

"Bagaimana kau bisa sampai disini? Bagaimana kau tahu jika aku disini?"

"Pertama, aku bisa sampai disini, karena aku dikirim oleh boss ku untuk bekerja di salah satu kantor yang ada di Perancis ini. Kedua, aku bisa mengetahuimu disini, karena aku peramal. Haha"

"Jadi, selama ini aku berpacaran dengan seorang peramal"

"Tapi, aku bukan peramal biasa, aku peramal cinta khusus buat kekasihku yang di depan ku ini"

"Kau bisa saja membuat lelucon"

"Dari segi penampilan mu ini, kau sangat rapi sekali. Kau mau kemana?"
Ucapnya membuat persegi panjang dengan menggunakan jarinya, untuk memprediksiku.

"Aku sekarang melanjutkan bisnis dad, yaitu restoran makanan khas Perancis. Jadi, pakaianku sekarang begini"

"Kau makin cantik, jika berpakaian begini. Dan, kau juga terlihat berwibawa sekarang"

"Jadi, dulu aku tak cantik?"
Ucapku memukul dada bidangnya, karena kesal.

"Tidak begitu, Megan sayang. Dulu kau sangat cantik, dan sekarang kau super duper cantik"
Ucapnya mengedipkan matanya sebelah.

"Kau bisa saja"
Ucapku tersenyum padanya.

"Niall, lihatlah langit, cerah bukan?"
Ucapku menatap langit dengan tersenyum.

"Megan?"

"Yeah, ada apa?"

Tiba - tiba Niall...

*****

JENG JENG!

Sebentar lagi buku ini akan berakhir, sisa satu chapter lagi.

Last chapter nya, akan gue buat lebih menarik.

So, keep vomments guys! ;)

A.M. [n.h]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang